Analisa Penentuan RuteJalur Distribusi Analisa Pengurutan Rute Pengiriman Dengan Produser

Jumlah permintaan yang harus dikirimkan ke customer 7 sebesar 466.6667 Kg yang diperoleh dari hasil peramalan dengan menggunakan metode Simple Average dengan MSE sebesar 3328.985. Jumlah permintaan yang harus dikirimkan ke customer 8 sebesar 489.1667 Kg yang diperoleh dari hasil peramalan dengan menggunakan metode Simple Average dengan MSE sebesar 615.944. Jumlah permintaan yang harus dikirimkan ke customer 9 sebesar 400 Kg yang diperoleh dari hasil peramalan dengan menggunakan metode Moving Average dengan MSE sebesar 3455.4546. Jumlah permintaan yang harus dikirimkan ke customer 10 sebesar 360 Kg yang diperoleh dari hasil peramalan dengan menggunakan metode Simple Average dengan MSE sebesar 1577.762.

4.4.1 Analisa Penentuan RuteJalur Distribusi

Dari pengolahan data dengan mengunakan metode Savings matrix diperoleh 4 rute yaitu :  rute A : {C8,C9,C10},  rute B : {C6,C7},  rute C : {C2,C3,C4},  rute D : {C1,C5} Yang berarti CV. Sari Jaya Mandiri membagi 4 rute tersebut ke dalam 2 alat angkut yaitu dimana Pick up pertama akan mengirimkan atau melayani Rute A {C8,C9,C10} dan rute B {C6,C7}. Pick up kedua melayani rute C : {C2,C3,C4}dan rute D : {C1,C5}. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari pengalokasian customer ke tiap alat angkut dapat dianalisa bahwa Pick up 1 untuk rute A membawa beban sebanyak 1249.16 Kg, rute B sebanyak 901.82 Kg, dan Pick up 2 untuk rute C membawa beban sebanyak 1062.4 Kg, rute D sebanyak 995.82 Kg.

4.4.2 Analisa Pengurutan Rute Pengiriman Dengan Produser

Nearest Neighbour Pengurutan rute pengiriman menggunakan prosedur Nearest Neighbour karena menurut Chopra 2001 prosedur ini paling sering digunakan, Setelah dilakukan pengurutan rute pengiriman dengan menggunakan prosedur Nearest Neighbour , maka diperoleh rute :  Untuk Rute A {C8,C9,C10} DC – C10 – C9 – C8 – DC atau Distributor – Suko – Sukodono – Sepanjang – Distributor dengan panjang : = 12.08 + 4.51 + 7.56 + 15.94 = 40.09 Km  Untuk Rute B {C6,C7} DC – C7 – C6 – DC atau Distributor – Krembung – Tulangan – Distributor dengan panjang : = 11.74 + 4.03 + 10.72 = 26.49 Km  Untuk Rute C {C2,C3,C4} DC – C4 – C3 – C2 – DC atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Distributor – Temu – Tarik – Surungan – Distributor dengan panjang : = 3.62 + 5.62 + 5.3 + 4.99 = 19.53 Km  Untuk Rute D {C1,C5} DC – C1 – C5 – DC atau Distributor – Krian – Candi – Distributor dengan panjang : = 0.45 + 4.11 + 4.56 = 9.12 Km Jalur distribusi dari 9 rute awal Rute dari Distributor berubah menjadi 4 rute baru, dimana 4 rute baru ini didapat setelah penerapan metode savings matrix. Jalur distribusi awal dari perusahaan yang memiliki 9 rute distribusi menjadi 4 rute distribusi disebabkan karena sebagian besar pada rute awal yang dimiliki perusahaan, pengiriman daging sapi adalah satu kali pengiriman dilakukan pada satu customer. Sedangkan setelah penerapan metode savings matrix pengiriman daging sapi dapat dilakukan penghematan perjalanan dengan penghematan jarak yaitu dengan melakukan pengiriman satu kali pengiriman atau perjalanan dapat dilakukan untuk beberapa customer dimana pemilihan customer untuk tiap rute dengan mempertimbangkan banyaknya permintaan tiap customer, kapasitas alat angkut dan lokasi customer. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.3 Pembahasan Perbandingan Rute Jalur Distribusi

Dokumen yang terkait

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT UNTUK MEMINIMASI BIAYA DISTRIBUSI PRODUK DI CV. AGRISETA MANDIRI BATU, MALANG

1 44 1

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI ROKOK KRETEK DENGAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA TRANSPORTASI DI PR. BERKAH NALAMI, PONOROGO.

2 8 110

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI FILTER ROKOK DENGAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DI PT. FILTRONA INDONESIA, SIDOARJO.

0 0 89

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK KE KONSUMEN UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PG CANDI BARU SIDOARJO.

0 0 100

MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI PRODUK ‘ X ‘ DENGAN METODE SAVING MATRIKS.

0 0 8

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. CAHAYA SEJAHTERA SENTOSA BLITAR.

0 8 201

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. ARIA DUTA PANEL SURABAYA.

1 10 120

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. CAHAYA SEJAHTERA SENTOSA BLITAR

0 1 20

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI ROKOK KRETEK DENGAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA TRANSPORTASI DI PR. BERKAH NALAMI, PONOROGO

0 0 21

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI FILTER ROKOK DENGAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DI PT. FILTRONA INDONESIA, SIDOARJO

0 1 8