B. TEORI KEKONGRUENAN
1. Sifat-sifat Dasar Kekongruenan
Salah satu aplikasi dari algoritma pembagian yang cukup penting adalah arimetika modulo. Arimetika modulo merupakan suatu penerapan
metode menghitung yang sering digunakan. Sebagai contoh, jika sekarang adalah September, bulan apakah yang akan muncul
bulan dari sekarang? Tentu saja jawabannya adalah Oktober, tetapi hal yang
menarik adalah jawabannya tidak diperoleh dengan menghitung bulan
mulai dari September. Daripada melakukan hal yang demikian, dengan mudah mengamati bahwa
, dan dengan menambahkan bulan terhadap September maka jawabannya adalah Oktober. Dengan
cara yang sama, jika sekarang adalah hari Rabu, maka dapat diketahui bahwa
hari yang akan datang adalah hari Jumat. Dalam hal ini, jawaban dapat diperoleh dengan menulis bahwa
, jadi cukup dengan menambahkan
hari terhadap hari Rabu daripada harus menghitung sampai
hari. Ketika a = qn + r, dimana
adalah hasil bagi dari dengan dan
adalah sisa dari pembagian dengan , dapat ditulis sebagai
atau . Dengan demikian,
karena ,
karena ,
karena .
Secara lebih umum dapat ditulis dalam definisi berikut.
Definisi 2.4 Kongruen
Misalkan dan adalah bilangan bulat positif, dikatakan bahwa
kongruen mod , ditulis
jika . Bilangan bulat positif disebut modulus.
Jika membagi selisih , hal ini menunjukkan bahwa
untuk suatu k anggota bilangan bulat. Ketika , dapat dikatakan bahwa
tak kongruen terhadap modulo , dan dalam hal ini ditulis
. Dalam definisi 2.4, terdapat
pilihan untuk , dapat dilihat bahwa setiap bilangan bulat kongruen modulo
ke salah satu dari nilai-nilai , , , . . . , . Secara khusus, jika dan hanya jika .
Himpunan bilangan bulat { disebut himpunan sisa-sisa
tak-negatif terkecil modulo atau
. Contoh 2.5
Misal .
Ini karena yaitu .
Contoh 2.6 Misal
karena .
Teorema berikut akan memberikan manfaat dari kongruen modulo di dalam bentuk sisa-sisa pembagian dengan .
Teorema 2.6
Untuk bilangan bulat dan yang berbeda, jika dan
hanya jika dan meninggalkan sisa-sisa tak-negatif yang sama ketika
dibagi dengan .
Bukti:
Misal , berarti
untuk suatu . Misalkan sisa dari
bila dibagi dengan , adalah , yaitu: , dimana .
Oleh karena itu,
, Ini menunjukkan bahwa
mempunyai sisa yang sama dengan , yaitu . Misal dan meninggalkan sisa yang sama ketika dibagi dengan
berarti dapat ditulis bahwa dan
dimana . Maka
. Ini berarti
. Menurut Definisi 2.4, dapat ditulis .
∎
Contoh 2.7 Perhatikan bilangan bulat
dengan , dan . Keduanya
dan dapat dinyatakan ke dalam bentuk: dan
dengan sisa yang sama yaitu . Menurut Teorema 2.2, dapat ditulis
bahwa .
Begitu juga dengan, mengakibatkan dan
mempunyai sisa yang sama ketika dibagi dengan , yaitu:
dan .
Kongruensi dapat dilihat sebagai generalisasi bentuk kesamaan equality, dalam pengertian bahwa sifatnya terhadap penjumlahan dan
perkalian mengingatkan kepada kesamaan biasa. Beberapa sifat dasar kesamaan yang berlaku terhadap kekongruenan muncul dalam teorema
berikut.
Teorema 2.7 Sifat-sifat Dasar Kekongruenan
Misalkan dan bilangan bulat yang berbeda. Maka berlaku
sifat berikut: . Sifat Refleksif
Jika , maka . Sifat Simetris Jika dan , maka .
Sifat Transitif Jika dan , maka
dan . Jika , maka dan
.
Bukti:
Untuk sifat , karena , berarti . Dengan
demikian .
Untuk sifat , andaikan maka dapat ditulis
untuk suatu . Dengan mengkalikan terhadap kedua ruas, maka
diperoleh:
. Karena
, berarti dapat ditulis .
Untuk sifat , misalkan bahwa dan .
Maka terdapat yang memenuhi dan . Ini
berarti
yang dapat ditulis sebagai .
Untuk sifat , misalkan bahwa dan .
Maka terdapat yang memenuhi
dan . Ini berarti
. Begitu juga,
kedua ruas ditambah Karena
dan , hal ini
menunjukkan bahwa dan dapat dibagi dengan
. Oleh karena itu, dari dan dapat ditulis ke dalam bentuk kongruen yaitu:
dan .
Untuk membuktikan sifat cukup dengan menggunakan sifat dan
sifat dimana . Sehingga dan
∎
Di dalam penerapannya, ketika ingin menghitung atau
, dan a atau b yang lebih besar dari n, akan lebih mudah dengan menghitung “mod first”. Sebagai contoh, untuk menghitung
perhatikan bahwa dan , sehingga diperoleh .
Contoh 2.8 Tentukan,
, dan ,
karena .
, karena
.
Untuk beberapa materi yang akan datang akan sering dihadapkan dengan masalah dalam menyelesaikan kekongruenan
untuk suatu .
Kunci untuk menyelesaikan masalah yang demikian adalah gagasan tentang invers modulo
.
Definisi 2.5 Invers Modulo
Misalkan . Bilangan
disebut sebagai invers perkalian dari
modulo , jika
. Invers perkalian dari
modulo biasa ditulis .
Teorema 2.8 Invers Perkalian Modulo
Bilangan mempunyai invers perkalian modulo
jika dan hanya jika
.
Bukti:
Andaikan mempunyai invers modulo , sebut . Maka
mengakibatkan , untuk . Dapat ditulis dengan
. Menurut Teorema 2.4, berarti dan relatif prima atau
. Misalkan , maka menurut Teorema 2.4 dapat ditulis
dalam bentuk . Ini berarti yang mengakibatkan
. Dengan demikian
sehingga adalah invers dari modulo .
∎
Contoh 2.9 Bilangan bulat
mempunyai invers perkalian modulo 26 karena dan relatif prima. Invers perkalian tersebut dapat diperoleh dengan
menemukan yang memenuhi kekongruenan
. Kekongruenan ini dapat diselesaikan dengan mencoba penyelesaian-
penyelesaian yang mungkin, yaitu . Dengan cara ini akan
diperoleh sebagai penyelesaian dari kekongruenan tersebut, karena
Dengan demikian, .
2. Kekongruenan Linear