Bilangan Bulat LANDASAN TEORI

22 Sifat invers penjumlahan Sifat identitas penjumlahan Setiap bilangan bulat memiliki lawan atau invers, contoh berlawanan dengan 3. Sehingga dapat ditulis . Teorema 2.2 Purnomo, 2014 Jika sembarang bilangan bulat, maka Secara umum, jika dan bilangan-bilangan cacah, maka dalam penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat sebagai berikut Soewito dkk 1993. a. Bukti : Invers dari adalah , maka : Dijumlahkan dengan invers = Sifat komutatif penjumlahan = Sifat asosiatif penjumlahan = Sifat asosiatif penjumlahan = ] Sifat invers penjumlahan = Sifat identitas penjumlahan Sifat invers penjumlahan jadi, . Berarti, invers penjumlahan dari Karena invers penjumlahan tunggal, maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 b. Jika , maka maka bilangan asli, akan dibuktikan Bukti : Sifat komutatif penjumlahan Sifat asosiatif penjumlahan Sifat invers penjumlahan Sifat identitas penjumlahan c. Jika , maka , maka atau Akan dibuktikan Bukti : Sifat komutatif penjumlahan Sifat asosiatif penjumlahan Sifat invers penjumlahan Sifat identitas penjumlahan 24 Terbukti 3. Pengurangan bilangan bulat Operasi pengurangan adalah aturan mencari selisih suatu bilangan dengan bilangan lainnya, dilambangkan dengan simbol “ “. Definisi pengurangan menurut Soewito dkk 1993 yaitu: untuk dan bilangan bulat selisih atau pengurangan dari ditulis adalah bilangan bulat r jika dan hanya jika . Contoh 2.5. , sebab Dengan definisi jika dan hanya jika , untuk bilangan bulat, selalu ada bilangan bulat yang tunggal demikian sehingga dan dapat ditulis sebagai .

D. Tes Diagnostik

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang telah disampaikan Jihad Haris, 2013:157. Tujuan tes menurut Jihad dan Haris 2013 yaitu : 1. Mengetahui tingkat kemampuan peserta didik 2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik 3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik 4. Mengetahui hasil penggajaran 5. Mengetahui hasil belajar 6. Mengetahui pencapaian kurikulum 25 7. Mendorong peserta didik belajar 8. Mendorong guru agar mengajar yang lebih baik Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesuliatan belajar yang dihadapi peserta didik , termasuk kesalahan konsep. Hasil tes diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. Tes diagnostik dalam penelitian ini berguna untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama Depdiknas, 2007, yaitu: 1. Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa, 2. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi Tes diagnostik memiliki karakteristik Depdiknas, 2007 : a dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik, b dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah penyakit siswa, c menggunakan soal-soal bentuk supply response bentuk uraian atau jawaban singkat, sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response misalnya bentuk pilihan ganda, harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban 26 tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan d disertai rancangan tindak lanjut pengobatan sesuai dengan kesulitan penyakit yang teridentifikasi. Berikut ini garis besar langkah-langkah pengembangan tes diagnostik berangkat dari kompetensi dasar yang bermasalah Depdiknas, 2007. 1. Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya. Untuk mengetahui tercapainya suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari munculnya sejumlah indikator, karena itu bila suatu kompetensi dasar tidak tercapai, perlu didiagnosis indikator-indikator mana saja yang tidak mampu dimunculkan. Mungkin saja masalah hanya terjadi pada indikator-indikator tertentu, maka cukup pada indikator-indikator itu saja disusun tes diagnostik yang sesuai. 2. Menentukan kemungkinan sumber masalah Setelah kompetensi dasar atau indikator yang bermasalah teridentifikasi, mulai ditemukan dilokalisasi kemungkinan sumber masalahnya. Dalam pembelajaran sains, terdapat tiga sumber utama yang sering menimbulkan masalah, yaitu: a tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat; b terjadinya miskonsepsi; dan c rendahnya kemampuan memecahkan masalah problem solving. 3. Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai Ketika seorang guru ingin menemukan masalah yang dialami siswanya, maka perlu dipilih alat diagnosis yang tepat berupa butir- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 butir tes diagnostik yang sesuai. Butir tes tersebut dapat berupa tes pilihan, esai uraian, maupun kinerja performa sesuai dengan sumber masalah yang diduga dan pada dimensi mana masalah tersebut terjadi. 4. Menyusun kisi-kisi soal Sebelum menulis butir soal dalam tes diagnostik harus disusun terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya memuat: a kompetensi dasar beserta indikator yang diduga bermasalah; b materi pokok yang terkait; c dugaan sumber masalah; d bentuk dan jumlah soal; dan e indikator soal. 5. Menulis soal Jawaban atau respons yang diberikan oleh siswa harus memberikan informasi yang cukup untuk menduga masalah atau kesulitan yang dialaminya memiliki fungsi diagnosis. Pada soal uraian, logika berpikir siswa dapat diketahui guru dari jawaban yang ia tulis, tetapi pada soal pilihan. Karena itu siswa perlu menyertakan alasan atau penjelasan ketika memilih option alternatif jawaban tertentu. 6. Mereviu soal Butir soal yang baik tentu memenuhi validitas isi, untuk itu soal yang telah ditulis harus divalidasi oleh seorang pakar di bidang tersebut. Bila soal yang telah ditulis oleh guru tidak memungkinkan untuk divalidasi oleh seorang pakar, soal tersebut dapat direviu oleh 28 guru-guru sejenis atau setidaknya oleh guru-guru mapel serumpun dalam satu sekolah. 7. Menyusun kriteria penilaian Jawaban atau respon yang diberikan oleh siswa terhadap soal tes diagnostik tentu bervariasi, karena itu untuk memberikan penilaian yang adil dan interpretasi diagnosis yang akurat harus disusun suatu kriteria penilaian. Kriteria penilaian memuat rentang skor yang menggambarkan pada rentang berapa saja siswa didiagnosis sebagai mastery tuntas yaitu sudah menguasai kompetensi dasar atau belum mastery yaitu belum menguasai kompetensi dasar tertentu, atau berupa rambu-rambu bahwa dengan jumlah type error jenis kesalahan tertentu siswa yang bersangkutan dinyatakan bermasalah sehingga harus diberikan perlakuan yang sesuai.

E. Kerangka Berpikir

Kurangnya penguasaan terhadap bahan pelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang harus dikuasai merupakan salah satu faktor kesulitan belajar yang berasal dari diri siswa. Meskipun di sekolah dasar siswa sudah belajar tentang operasi penjumlahan dan pengurangan, tetapi tidak menutup kemungkinan ada siswa sekolah menengah pertama SMP yang masih kesulitan dalam menjumlahkann atau mengurangkan bilangan bulat. Kesalahan-kesalahan siswa dalam topik penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat tidak boleh diabaikan begitu saja. karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo :|bpada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 37 67

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo: Pada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 5 67

analisis kesulitan beleaar dalam mengerjakan soal-soal akutansi pokok bahasan laporan keuangan pad siswa kelas 1.3 cawu 1 man 2 jember tahun ajaran 2000/2001

0 12 64

Analisis kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor

2 71 82

soal matematika kelas 6 sd semester i bilangan bulat

0 52 2

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan pada siswa kelas vii smp swasta Al-Washliyah 8 Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 153

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal uraian terstruktur pokok bahasan teori kinetik gas pada kelas XI semester II MAN Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 22