15
e. Reliabilitas Diri Reliabilitas mengacu pada sebuah karakteristik yang dapat
dipercaya, bertanggung jawab, bisa diandalkan atau dipegang kata-kata maupun tindakannya Reber dan Reber, 2010.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kontrol diri terdiri atas aspek-aspek sebagai berikut.
a. kemampuan melakukan disiplin diri b. kemampuan melakukan tindakan non-impulsif
c. kemampuan melakukan kebiasaan sehat d. kemampuan melakukan regulasi diri
e. memiliki keandalan diri Aspek-aspek pada kontrol diri kemudian disusun menjadi Self-
Control Scale yang terdiri atas ego-resilient dan kontrol diri rendah.
3. Jenis-jenis Kontrol Diri
Block dalam Papalia, Olds, dan Feldman, 2009 membagi individu berdasarkan perbedaan ego-resiliency, atau adaptabilitas dalam keadaan
stres, dan kontrol ego atau kontrol diri menjadi tiga jenis yaitu: a. Ego- resilient ego-ulet
Individu dengan kontrol diri ini dapat beradaptasi dengan baik, yaitu percaya diri, mandiri, mengungkapkan pikiran dan perasaan
dengan mudah dan jelas, penuh perhatian, sangat membantu, kooperatif, dan fokus terhadap tugas.
16
b. Overcontrolled kontrol berlebihan Individu dengan kontrol yang berlebihan adalah individu
yang pemalu, pendiam, pencemas, dan bergantung kepada orang lain. Selain itu, cenderung menyembunyikan pikiran mereka dan menarik
diri dari konflik, dan besar kemungkinan menjadi korban depresi. c. Undercontrolled kekurangan kontrol
Individu yang kekurangan kontrol cenderung bersifat aktif, berenergi, impulsif, keras kepala, dan mudah terganggu.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri
a. Usia Menurut Mischel dan Metzner dalam Hergenhahn dan
Olson, 2007, kemampuan kontrol diri akan berkembang seiring dengan bertambahnya usia dan faktor inteligensi. Menurut Mischel
dalam Berk, 2006, perkembangan kontrol diri dipengaruhi oleh interaksi dua sistem pengolahan, yaitu hot dan cool. Seiring dengan
bertambahnya usia, hot system emosionil, reaktif terhubung dengan cool system kognitif, reflektif. Terhubungnya kedua sistem tersebut
mengarahkan individu untuk menjauhi hot processing agar menjadi cool thinking, yang ditunjukan dengan strategi menunda kepuasan dan
kesadaran metakognitif atas strategi yang dilakukan. Selain itu, seiring bertambahnya usia, individu akan lebih
mampu memikirkan strategi tertentu yang digunakan untuk