Uji Linearitas Uji Asumsi Penelitian
50
pengalihan perhatian. Lobus prefrontal adalah tempat dihimpunnya memori kerja, termasuk kemampuan memusatkan perhatian kepada sesuatu yang
sedang dipikirkan. Setiap kali individu dipenuhi oleh pikiran-pikiran berbau emosi, otak hampir tidak mempunyai tempat untuk memori kerja. Bagi
mahasiswa, hal ini berarti berakibat pada kurangnya perhatian kepada dosen, bahan bacaan, maupun tugas akademis. Jika berlangsung terus menerus maka
akan berdampak pada rendahnya kemampuan belajar atau adaptasi. Salah satu masalah dalam kontrol diri berkaitan dengan kebiasaan
belajar Calhoun dan Acocella, 1990. Kehidupan sehari-hari menghadapkan individu pada berbagai hal yang memicu kebiasaan yang tidak diharapkan
Quinn, Pascoe, Wood, dan Neal, 2010. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain melakukan penundaan prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademis,
kurang memberi perhatian ketika menghadapi materi perkuliahan berada di kelas, membuang-buang waktu ketika akan mulai belajar, terlambat
menghadiri perkuliahan dan lain sebagainya. Kebiasaan belajar yang baik mengarakan mahasiswa pada hasil belajar yang lebih optimal.
Baumeister, Heatherton, dan Tice 1994 menjelaskan bahwa mengelola performansi tugas merupakan bagian yang penting dalam regulasi
diri. Buruknya regulasi diri berkontribusi pada pencapaian prestasi yang rendah, sebagai contoh nampak pada perilaku kurang adanya keinginan untuk
bertahan menghadapi kegagalan, kurang mampu memilih pengaturan performansi yang efektif, kurang mampu menetapkan dan mencapai tujuan,
kurang mampu mempertahankan usaha selama periode waktu tertentu.
51
Sebagai mahasiswa, kegiatan akademik merupakan prioritas yang harus didahulukan. Oleh sebab itu, meskipun mahasiswa harus mengikuti berbagai
macam aktivitas dengan jadwal yang padat namun kegiatan akademik masih menjadi skala prioritas utama.
Salah satu kecakapan emosi yang utama dalam pengaturan diri adalah dapat dipercaya, yang berarti menunjukkan kejujuran dan integritas
Goleman, 1999. Individu dengan kecapakan ini akan menunjukkan
kesungguhan, seperti memenuhi komitmen dan mematuhi janji, bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka, terorganisasi dan cermat
dalam bekerja. Menurut Hurlock 1991, remaja akhir perlu mengembangkan tanggung jawab dalam dirinya untuk menghadapi masa dewasa. Mahasiswa
bertanggung jawab penuh atas proses belajar yang dihadapi di perguruan tinggi, seperti keputusan untuk menghadiri perkuliahan, menyelesaikan tugas,
maupun mempersiapkan diri menghadapi ujian Blerkom, 2004. Mahasiswa sebagai remaja akhir dipandang sudah mampu memahami bahwa segala
tindakan yang dilakukan saat ini akan berpengaruh pada masa yang akan datang Berk, 2006. Dengan kata lain, mahasiswa dipandang sudah mampu
memperkirakan konsekuensi atas tindakan yang diambil saat ini.