Tanda dan Gejala Kriteria Diagnosis

metabolisme dan transportasi glukosa menjadi energi, proses anabolisme glukosa menjadi glikogen pada hati, merangsang penyimpanan lemak pada jaringan adiposa, dan mempercepat proses transport asam amino ke dalam sel Smeltzer, Hinkle, Cheever, 2014. Pada fase awal fase prediabetes resistensi insulin dikompensasi dengan hipersekresi insulin oleh pankreas sehingga kadar glukosa darah tetap normal. Secara perlahan sel β pankreas gagal dalam mempertahankan hipersekresi diikuti dengan resistensi insulin menyebabkan timbulnya gejala klinis diabetes. Hiperglikemia kronis dapat menyebabkan penurunan sel β pankreas. Proses penuaan normal menyebabkan penurunan sebesar 1 per tahun berbanding 7 pada penderita DMT2 dewasa. Mohan Unnikrishnan, 2014

2.1.3 Tanda dan Gejala

Penderita DMT2 akan mengalami tiga gejala klasik yaitu poliuri, poldipsi, dan polifagi. Poliuri merupakan gejala yang ditandai dengan peningkatan frekuensi berkemih. Poliuri disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah yang melewati kemampuan filtrasi ginjal dan menyebabkan terjadinya glukosuria. Glukosa pada urin meningkatkan tekanan osmotik urin dan menghambat reabsorpsi air oleh ginjal yang menyebabkan peningkatan produksi urin dan kehilangan cairan. Polidipsi merupakan gejala yang ditandai dengan rasa haus yang meningkat yang disebabkan oleh kehilangan cairan melalui urin akibat poliuri. Polifagi merupakan gejala dimana penderita DMT2 merasakan peningkatan rasa lapar Chattophadhyay Eddouks, 2012. Beberapa gejala klinis lain yang dapat ditemukan pada penderita DMT2 adalah kelemahan dan kelelahan, perubahan penglihatan, mati rasa atau kadang geli pada tangan atau kaki, kulit kering, luka yang sulit sembuh, dan infeksi berulang. Smeltzer, Hinkle, Cheever, 2014

2.1.4 Kriteria Diagnosis

Kriteria diagnosis DM dilakukan melalui pemeriksaan glukosa darah vena dan ditentukan berdasarkan: 1 gula darah puasa tidak ada asupan kalori dalam 8 jam atau lebih ≥7 mmolL ≥126 mgdL; 2 kadar HbA1C ≥ 6,5 dan; 3 2 hours plasma glucose 2hPG dengan 75 g oral glucose tolerance test OGTT atau random PG ≥11,1 mmolL ≥200 mgdL yang disertai oleh gejala klasik DM poliuri, polifagia, dan polidipsi. Apabila dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil hiperglikemi namun tidak menunjukkan gejala maka perlu dilakukan pemeriksaan kembali FPG, HbA1C, dan 2hPG dengan 75 g OGTT pada hari yang berbeda. Pada pemeriksaan dengan random PG jika menemukan hasil hiperglikemia tanpa gejala maka perlu dilakukan pemeriksaan alternatif yang lain Goldenberg Punthakee, 2013; Perkeni, 2011.

2.1.5 Penatalaksanaan