oral dan injeksi. Obat oral metformin merupakan pilihan pertama untuk terapi awal DMT2. Obat oral lainnya selain metformin adalah tiazolidindion, glinid, dan
DPP-IV inhibitor. Apabila obat oral monoterapi non-insulin dengan dosis toleransi tertinggi tidak dapat mencapai target atau mempertahankan kadar
HbA1C selama 3-6 bulan, terapi oral ditambahkan dengan glucagon-like peptide- 1 GLP 1 receptor agonist atau dengan insulin. Obat injeksi yang diindikasikan
pada penderita DMT2 adalah insulin. Perkeni, 2011; ADA, 2013
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi pada DMT2 disebabkan oleh kerusakan akibat hiperglikemia yang tidak ditangani dengan baik. Secara garis besar komplikasi DMT2 dibagi
menjadi komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler. Litwak et al., 2013 a.
Komplikasi makrovaskuler Penyebab utama terjadinya penyakit makrovaskuler adalah aterosklerosis
sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah. Pada DMT2 terjadi peningkatan resiko terjadinya adesi platelet dan hiperkoagulasi sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya aterosklerosis. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian baik pada DMT1 dan DMT2. Penyakit
kardiovaskuler yang sering dikaitkan sebagai komplikasi DMT2 adalah penyakit jantung koroner. Komplikasi makrovaskuler lainnya adalah angina,
infark miokard, gagal jantung kongestif, peripheral artery disease PAD, dan stroke. Fowler, 2008; IDF, 2013
b. Komplikasi mikrovaskuler
1 Retinopati
Retinopati merupakan komplikasi mikrovaskuler yang paling sering terjadi pada DMT2. Retinopati pada DMT2 merupakan komplikasi yang
disebabkan kerusakan pembuluh kapiler pada retina sehingga terjadinya penurunan kemampuan penglihatan. Glukosa darah
yang tinggi menyebabkan banyak glukosa yang dikonversi menjadi sorbitol dan
terakumulasi di dalam sel. Sorbitol menyebabkan stress osmotik pada sel dan berujung pada retinopati. Fowler, 2008; WHO, 2014
2 Gagal Ginjal
Gagal ginjal pada DMT2 disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada pembuluh kapiler pada ginjal yang berujung pada nefropati. Gejala klinis
yang timbul bisa berupa mikroalbuminuria ataupun proteinuria. Fowler, 2008; IDF, 2013
3 Neuropati
Neuropati pada DMT2 berhubungan dengan lama dan tingkat hiperglikemia pada penderita. Mekanisme terjadinya neuropati bisa serupa seperti
terjadinya retinopati yaitu akibat akumulasi poliol dan stress oksidatif. Neuropati yang paling sering terjadi adalah polineuropati simetris distal
kronis atau disebut juga neuropati perifer. Gejala neuropati yang dirasakan seperti terbakar, geli, kesemutan, dan mati rasa. Neuropati yang berujung
pada ulcer merupakan penyebab utama dilakukannya amputasi. Fowler, 2008
2.2 Konsep Pola Makan Penderita DMT2