BBI, aktivitas ringan ditambahkan 20, aktivitas sedang ditambahkan 30, aktivitas berat ditambahkan 40, dan aktivitas sangat berat ditambahkan 50.
c. Berat Badan
Kalori pada pasien yang mengalami kegemukan dikurangi sekitar 20-30 tergantung pada tingkat kegemukan. Kebutuhan kalori pada pasien yang kurus
ditambah sekitar 20-30 yang bertujuan untuk meningkatkan BB
2.2.3 Jadwal Makan
Jadwal makan pada penderita DM dianjurkan sebanyak tiga kali makan utama dan tiga kali makan selingan dengan interval tiga jam. Jadwal makan yang
dianjurkan pada penderita DM disajikan dalam Tabel 2.2 berikut. Waspadji, 2007
Tabel 2.2 Jadwal Makan Penderita DM
Jenis Makan Waktu
Total Kalori
Sarapan 07.00
20 Selingan Pagi
10.00 10
Makan Siang 13.00
30 Selingan Sore
16.00 10
Makan Malam 19.00
20 Selingan Malam
21.00 10
Sumber: Waspadji, S., 2007
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan Penderita DMT2
a. Pengetahuan
Penelitian yang dilakukan Malek 2013 menunjukkan bahwa pemberian edukasi pada penderita DMT2 meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki
pola makan. Penelitian yang dilakukan Tol et al, 2014 menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pola makan terhadap kehadiran dalam edukasi diabetes. Menurut Didarloo et al, 2014 pengetahuan sangat berhubungan
dengan pola makan penderita DMT2. Pengetahuan tentang diabetes dan strategi penanganannya akan membantu penderita dalam merawat diri
termasuk melakukan pola makan yang sehat. b.
Dukungan Sosial Dukungan sosial yang paling mempengaruhi pola makan penderita DMT2
adalah dukungan keluarga. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shamsi et al, 2013 dan Tol et al, 2014 menujukkan dukungan keluarga mempengaruhi
pola makan. Keluarga mempengaruhi kebiasaan makan, kelezatan makanan, dan waktu makan dari penderita. Dukungan keluarga yang dapat ditemukan
berupa dukungan dalam menaati diet yang dianjurkan, membantu dalam menjaga pola makan yang sehat, dan meningkatkan pengetahuan dalam
perawatan diri. Om et al., 2013 c.
Keyakinan Diri Menurut Om et al, 2013, keyakinan diri penderita DMT2 sangat berhubungan
dengan pola makan. Keyakinan diri adalah keadaan dimana seseorang percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkan sesuatu. Keyakinan
diri yang tinggi dapat mengurangi stress dan meningkatkan perilaku perawatan diri. Penelitian yang dilakukan di Iran menunjukkan keyakinan diri merupakan
faktor yang paling mempengaruhi pola makan penderita DMT2. Didarloo et al., 2014.
d. Pendapatan
Pendapatan dapat mempengaruhi pola makan penderita DMT2. Pendapatan bulanan yang rendah akan memicu penderita mengonsumsi makanan tinggi
karbohidrat dan kalori, rendah protein, buah-buahan, dan sayuran sehingga berdampak pada peningkatan IMT. Om et al., 2013; Tol et al., 2014; Didarloo
et al., 2014 e.
Kebudayaan Latar belakang budaya mempengaruhi pola makan penderita DMT2. Kebiasaan
dalam mengonsumsi karbohidrat yang tinggi akan sangat sulit dikurangi. Kebiasaan makan yang menjadi makna dan simbol tertentu juga dapat
mempengaruhi pola makan. Contoh kebudayaan yang memengaruhi adalah perayaan upacara seperti upacara pernikahan yang menyediakan berbagai
makanan termasuk yang manis-manis. Muchiri, 2013; Om et al., 2013 f.
Hambatan Hambatan yang diperkirakan dan dialami penderita DMT2 dapat menghalangi
ketaatan diet dan mempengaruhi pola makan. Hambatan yang sering ditemui adalah waktu dan upaya dalam mempersiapkan makanan, rekomendasi
makanan tidak disukai oleh penderita, dan sumber makanan yang tidak tersedia dan terjangkau Om et al., 2013. Penelitian yang dilakukan Todd et al, 2011
yang mengidentifikasi hambatan dalam melakukan pola makan yang sesuai pada pasien DMT2 dengan penghasilan rendah menunjukkan penderita DMT2
sangat mementingkan rasa makanan dan harga yang dibayar. Masalah yang
penting yang mungkin dihadapi adalah masalah karena diabetes dan masalah selain diabetes seperti kesulitan membeli makanan, masalah pada keuangan
lain, masalah terhadap pengobatan yang dijalani, stress keluarga, dan kesulitan emosional.
2.2.5 Instrumen untuk Mengkaji Pola Makan