Judul : Hasil Penelitian Judul Rumusan Masalah Hasil Penelitian Implikasi

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan penelitian ini, telah dilakukan oleh

1. Jumaili 2006

a. Judul :

Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen Quality Goal, Quality Feedback, dan Quality Incentive terhadap Kinerja Kualitas dan Konsekuensi terhadap Kinerja Keuangan. b. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan tiga komponen system pengendalian manajemen SPM, yaitu kehadiran quality goal, penetapan quality feedback, dan quality incentive terhadap kinerja kualitas ; hubungan antara kinerja kualitas terhadap kepuasan pelanggan; hubungan antara kinerja kualitas terhadap kinerja keuangan; dan hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap kinerja keuangan.

c. Hasil Penelitian

Penelitian ini memberikan bukti secara empiris mengenai apakah ada hubungan faktor-faktor sistem pengendalian manajemen quality goal, quality feedback, dan quality incentive terhadap kinerja kualitas, hubungan dari kinerja kualitas terhadap kepuasan 8 pelanggan dan kinerja keuangan, dan hubungan kepuasan pelanggan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang menerapkan quality management.

d. Implikasi

Untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan, manajer produksi dan pemasaran harus mempertimbangkan quality goal, quality feedback dan quality incentive terhadap produk sisa, pekerjaan ulang, dan defect yang secara positif akan meningkatkan kinerja kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Kinerja kualitas juga akan berhubungan positif dengan meningkatnya kepuasan pelanggan dalam menggunakan produk yang dihasilkan. Peningkatan kinerja kualitas sendiri sebagai ukuran non- keuangan dan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi akan produk pada akhirnya berhubungan positif dalam meningkatkan kinerja keuangan sebagai ukuran keuangan yang didasarkan pada meningkatnya tingkat pertumbuhan penjualan, laba perusahaan, dan return on assets walaupun tidak signifikan

2. Wiyantoro 2006

a. Judul

Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen Dengan Perilaku Dysfunctional: Budaya Nasional Sebagai Variabel Moderating 9

b. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Perilaku Dysfunctional: Budaya Nasional Sebagai Variabel Moderating

c. Hasil Penelitian

Penelitian ini memberikan bukti secara empiris mengenai hubungan tiga komponen system pengendalian manajemen SPM, yaitu kehadiran quality goal, penetapan quality feedback, dan quality incentive terhadap kinerja kualitas ; hubungan antara kinerja kualitas terhadap kepuasan pelanggan; hubungan antara kinerja kualitas terhadap kinerja keuangan; dan hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap kinerja keuangan.

d. Implikasi

Aturan yang tidak terlalu rumit dan tidak terlalu sederhana atau tidak terlalu mengikat menyebabkan kadang-kadang para manajer melakukan tindakan dysfunctional dengan mempermainkan ukuran kinerja manajer tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini standar prosedur pengoperasian tidak berhubungan dengan perilaku dysfunctional manipulasi informasi. Agar budget yang dibuat dapat terpercaya dapat dikatakan baik maka manajer secara tidak langsung berpeluang melakukan perilaku dysfunctional manipulasi informasi dengan sengaja memilih informasi-informasi yang paling baik dan sesuai dengan keadaan yang paling menguntungkan bagi manajer tersebut. Sehingga dapat menyebabkan para manajer berpeluang 10 melakukan perilaku dysfunctional manipulasi informasi. Dan secara tidak langsung berpeluang melakukan perilaku dysfunctional gaming dengan sengaja mempermainkan ukuran kinerja dengan memilih aktivitas yang lebih menguntungkan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian terdapat hubungan antara budget partisipasi dengan perilaku dysfunctional manipulasi informasi dan perilaku dysfunctional gaming. Ketergantungan pada pengukuran kinerja akuntansi merupakan kinerja manajer dalam menjalankan aktivitas yang dievaluasi oleh atasan apakah menunjukkan kinerja yang baik atau sebaliknya. Karena kinerja manajer cukup baik maka perilaku dysfunctional untuk melakukan manipulasi informasi sangat kecil. Dengan demikian dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara ketergantungan pada pengukuran kinerja akuntansi dengan perilaku dysfunctional manipulasi informasi. Agar kinerja manajer yang dievaluasi oleh atasan dikatakan baik maka manajer dapat berpeluang melakukan tindakan dysfunctional dengan mempermainkan ukuran kinerja sehingga kinerja manajer tersebut dapat dinilai sangat baik. Dengan demikian terdapat hubungan yang positif antara ketergantungan pada pengukuran kinerja akuntansi dengan perilaku dysfunctional gaming. Dalam arti budaya nasional berhubungan dengan dengan sistem pengendalian manajemen dan perilaku dysfunctional tetapi budaya nasional bukan variabel yang pengaruhnya dapat memperkuat atau memperlemah tetapi budaya 11 nasional merupakan salah satu diantara variabel yang timbul yang dapat berhubungan langsung dengan sistem pengendalian manajemen dan perilaku dysfunctional. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan dan persamaan penelitian yang akan dilakukan, perbedaannya terdapat pada waktu, tempat penelitian, dan Variabel bebas penelitian yang digunakan. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas mengenai Sistem Pengendalian Manajemen. Jadi penelitian kali ini bukan merupakan duplikasi dari penelitian sebelumnya, meskipun diakui penelitian terdahulu mampu mendukung penelitian sekarang.

2.2. Landasan Teori