Tujuan Audit LANDASAN TEORI

auditi asal berlaku bagi auditi dengan berbagai bentuk atau medianya, tertulis maupun tidak tertulis. 2 Audit Investigatif Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu indikasi penyimpangankecurangan benar terjadi atau tidak terjadi. Jadi fokus audit investigatif adalah membuktikan o kecurangan terbukti, audit investigatif harus dapat mengidentifikasi pihak yang harus bertanggung jawab atas penyimpangankecurangan tersebut.

C. Tujuan Audit

Menurut Pusdiklatwas BPKP – 2009 tujuan audit yaitu memengaruhi jenis audit yang dilakukan. Secara umum audit dilakukan untuk menentukan apakah: 1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan serta telah disusun sesuai dengan standar yang mengaturnya; 2. Risiko yang dihadapi organisasi telah diidentifikasi dan diminimalisasi; 3. Peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern telah dipenuhi; 4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan diperoleh secara ekonomis; dan, 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai dalam satu penugasan audit, yang dikenal dengan istilah audit kinerjaoperasional. Dapat juga terjadi, satu penugasan hanya mencakup satu atau lebih tujuan-tujuan tersebut. Misalnya, audit mutu yang hanya bertujuan untuk menentukan apakah kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi. Contoh lain, audit kinerjaoperasional yang lingkupnya ditekankan untuk menentukan bahwa sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, dan peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern yang bisa diterima telah dipenuhi. Perlu diingat bahwa tujuan audit menentukan jenis audityang dilaksanakan. Tabel 2.2 Memperlihatkan jenis audit dan tujuan auditnya Jenis Audit Tujuan Audit Audit keuangan Untuk menentukan apakah informasi keuangan telah akurat dan dapat diandalkan serta untuk memberikan opini kewajaran atas penyajian laporan keuangan Audit KinerjaAudit Operasional Untuk menentukan apakah 1 informasi operasi telah akurat dan dapat diandalkan; 2 peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern telah dipenuhi; 3 kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 4 sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan 5 tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Atau menentukan: keandalan informasi kinerja, tingkat ketaatan, pemenuhan standar mutu operasi, efisiensi, ekonomis, dan efektivitas. Tabel 2.2 Memperlihatkan jenis audit dan tujuan auditnya Lanjutan Audit Ketaatan Untuk menentukan apakah peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern telah dipenuhi. Audit Investigatif Untuk menentukan apakah kecuranganpenyimpangan benar terjadi. Sumber : Pusdiklatwas BPKP 2009 D. Peran Auditor Internal Fungsi auditor internal pada awalnya dikenal sebagai pendekatan berbasi pada sistem. Pada perkembanganya fungsi auditor internal berkembang secara cepat dan menuntut perubahan paradigma dari para pemakainya. Menurut Tampubolon 2005:1 terdapat 3 peran auditor internal yang terjadi dalam perkembangannya yaitu sebagai watchdog, konsultan, dan katalisator. 1. Watchdog Perkembangan selanjutnya audit internal berbasis pada proses, dimana audit internal lebih berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang oleh pegawai. Orientasi audit internal lebih banyak dilakukan pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang ada. 2. Konsultan Peran dan fungsi auditor internal sebagaiwatchdog secara perlahan mulai ditinggalkan. Dunia usaha mulai menyadari bahwa semua usaha mengandung risiko mulailah muncul kebutuhan untuk menerapkan internal audit berbasis resiko risk based internal auditing. Sesuai defenisis baru kegiatan baru audit internal bertujuan memberikan pelayanan kepada organisasi. Oleh karena kegiatan tersebut maka fungsi auditor internal ditambah sebagai seorang mitra atau sebagai konsultan manajemen Auditee. 3. Katalisator Pada dasarnya seluruh tingkat manajemen dapat menjadi klien dari audit internal. Oleh karena itu seorang audit internal harus mendukung kepentingan klien namun harus tetap menjaga loyalitas kepada perusahaan. Fokus utama dari seorang auditor internal adalah membantu satuan kerja oprasional mengelolah risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberikan nilai tambah untuk organisasi. Dengan telah memiliki posisi sebagai mitra manajemen dan konsultan bagi kliennya maka audit internal akan memperluas perannya yakni menjadi katalisator bagi manajemen dan kemudian akan ikut ambil bagian dalam menentukan tujuan perusahaan.

E. Hasil Penelitian Sebelumnya