Analsisis persepsi bendahara terhadap peran auditor internal (studi kasus di lingkungan Puskesmas Kabupaten Manggarai)
PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus di Lingkungan Puskesmas Kabupaten Manggarai
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Eduardus Andryano Djae
NIM : 112114029
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
ANALISIS PERSEPSI BENDAHARA TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus di Lingkungan Puskesmas Kabupaten Manggarai
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Eduardus Andryano Djae
NIM : 112114029
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Saya datang,
saya bimbingan,
saya ujian,
saya revisi,dan
saya lulus
....
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapa Elias Djae, Mama Meri Suet
Kae Evelyna, Agustyani, Jonatan, Auflieta, kesa Iron, dan kesa Hargen
(6)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Persepsi Bendahara Terhadap Peran Auditor Internal”, untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan pendidikan jenjang program stara 1 (Sarjana) pada
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak dibawah ini atas segala
bantuan bimbingan serta dukungan moril yang diberikan kepada penulis baik secara
langsung maupun tidak langsung hingga tersusunnya skripsi ini, ucapan terima kasih
disampaikan kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma M.Sc., Ph.D. Rektor Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
penulis.
2. Ilsa Haruti Suryandari S.I.P., M.Sc., Ak., CA selaku pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Trisnawati Rahayu M.Si., Akt., CA selaku dosen pembimbing akademik yang
telah mendukung penulis.
4. dr. Yulianus Weng, M.Kes selaku pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten
(7)
vi
5. Bapak Elias dan Mama Mersu yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak
mendorong dan mendoakan penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Yosefa Maria Juita Hale, Albertus Sina, Cornellius Bayu Samudra dan
teman-teman akuntansi angkatan 2011 yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kae Elin, kae Astin, Jonatan, Auflieta, kesa Iron, dan Kesa Hargen yang
memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini.
8. Gembel Motor Supra Hitam yang selalu menempuh jarak untuk membawa
penulis menyelesaikan tulisannya.
9. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang sudah menyediakan koleksi buku
sebagai acuan bagi penulis selama menyelesaikan skripsi dan sudah menyediakan
tempat yang nyaman bagi penulis selama menyelesaikan skripsi.
10.Semua pihak yang sudah membantu penulis selama menyelesaikan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 Februari 2017
(8)
vii
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUILIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
Analisis Persepsi Bendahara TerhadapPeran Auditor Internal: Studi kasus di
Lingkungan Puskesmas Kabupaten Manggarai dan dimajukan untuk diuji pada 10
Februari 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan
gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah
sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan
yang saya salin tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
(9)
viii
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya kemudian melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 10 Februari 2017
Yang membuat pernyataan
(10)
ix
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI BENDAHARA TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Eduardus Andryano Djae
NIM : 112114029 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pegawai terhadap kinerja auditor internal. Auditor internal yang diuji perannya yaitu BPKP dan Inspektorat. Peran auditor internal dibagi menjadi tiga yaitu
watchdog, konsultan, dan katalisator.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan nilai rata-rata (mean rank) untuk mengetahui peran auditor internal pemerintah di Kabupaten Manggarai.
Hasil analisis menunjukan bahwa peran BPKB yang paling dominan yaitu watchdog,karena BPKP selalu melakukan pengawasan terhadap setiap catatan akuntansi dan dokumen. Berikutnya, peran sebagai katalisator, karena BPKP terlibat dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. Peran BPKB yang terendah adalah sebagai konsultan, karena BPKP tidak menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat profesional dari pegawai (bendahara) yang ditujukan kepadanya demi kemajuan Kantor Dinkes Kabupaten Manggarai. Untuk inspektorat, persepsi bendahara yang paling berperan adalah watchdog karena Inspektorat selalu melakukan pengawasan terhadap setiap catatan akuntansi dan dokumen. Berikutnya, yaitu peran sebagai katalisator, karena Inspektorat hanya mencari kelemahan dan kesalahan pihak yang diaudit. Peran yang terakhir adalah sebagai konsultan, karena Inspektorat tidak menyediakan jasa konsultan dalam mencapai tujuan penataan dan pembuatan dokumen anggaran yang baik dan benar pada setiap bendahara lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
(11)
x
ABSTRACT
ANALYZING THE TREASURER’S PERCEPTION ON THE ROLE OF
INTERNAL AUDITOR
Case study in Health Offices of Manggarai District EduardusAndryanoDjae
NIM :112114029 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
The aim of this study was to determine treasurer’s perception on the performance of government internal auditor.State Development Audit Agency and Inspectorate were examined on this study. The role of internal auditor are divided into watchdog, consultant and catalyst.
This study was a case study. The data was collected by questionnaire. Data were analyzed using descriptive analysis with mean rank to determine the role of government internal auditors of Manggarai District.
The results of the analysis showed that the most dominant role of BPKP is as watchdog, because BPKP always supervise all of accounting records and documents. The next role is as a catalyst , because BPKB involved in planing and strategic decision for Manggaraian Public Health Office. The lowest role of BPKP is consultant, because BPKB does not accept any professional criticism and suggestions from the officers (treasurer) for the progress of Manggaraian Public Health Office. For The Inspectorate, the greatest role of treasurer’s perception is as watchdog, because the Inspectorate supervise all of accounting records and documents. The second role is catalyst, because the inspectorate is only looking for weaknesses and mistakes of auditee. And the last one is consultant, the Inspectorate does not provide advisory services in achieving the objective of arrangement and a good budget document creation in every treasurer of Manggaraian Public Health Office.
(12)
(13)
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
KATA PENGANTAR... v
KEASLIAN KARYA TULIS vii ABSTRAK ix LEMBAR PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI... xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelititan... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Batasan Masalah... 6
F. Sistematiak Penulisan... 6
BAB II LANDASAN TEORI... 8
A. Audit Internal... 8
(14)
xiii
C. Tujuan Audit... 15
D. Peran Auditor Internal... 18
E. Hasil Penelitian Sebelumnya... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... ... 22
A. Jenis Penelitian... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 22
C. Subjek dan Objek Penelitian... 22
D. Variabel Penelitian... 23
E. Sumber Data... 24
F. Teknis Pengumpulan Data... 25
G. Teknik Pengukuran Data... 28
H. Teknik Analisis Data... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM... 34
A. Gambaran Umum Penduduk Kabupaten Manggarai... 34
B. Situasi Sumber Daya Kesehatan... 34
C. Pembiayaan Kesehatan... 36
D. Strutur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.. 38
E. Strutur Organisasi Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten... 48
(15)
xiv
Manggarai... 52
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 54
A. Pengujian Instrumen Penelitian... 54
B. Data Deskriptif... 60
C. Analisis Data dan Hasil Penelitian... 61
BAB VI PENUTUP... 100
A. Kesimpulan... 100
B. Keterbatasan Penelitian... 102
C. Saran... 102
DAFTAR PUSTAKA... 103
LAMPIRAN A Kuesioner Penelitian... 105
LAMPIRAN B Instrumen Penelitian... 112
LAMPIRAN C Statistik Deskriptif... 124
LAMPIRAN D Total Skor Rata-rata Perans Auditor Internal Sebagai Watchdog, Konsultan dan Katalisator... 126
LAMPIRAN E Profil Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.... 138
(16)
xv
DAFTAR TABEL
2.2. Jenis audit dan tujuan auditnya ... 16
3.1 Jumlah bendahara yang bersedia diteliti dari instansi atau puskesmas.... 23
3.2 Pernyataan Peran Auditor Internal... 26
3.3 Skor Penilaian Kuesioner... 29
3.4 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal... 30
3.5 Kriteria Penilaian... 32
3.6 Persepsi Bendahara Terhadap Peran Auditor Internal Pemerintah... 32
4.1 Alokasi dan realisasi pelaksanaan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tahun 2014... 37
5.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin... 54
5.2 Karakterisitk Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 55
5.3 Hasil UJI Validitas BPKP... 56
5.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Peran BPKP... 58
5.5 Hasil UJI Validitas Inspektorat... 59
5.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Peran Inspektorat... 59
5.7 Hasil Uji Coba Statistik reliabilitas BPKP... 60
5.8 Hasil Uji Coba Statistik reliabilitas Inspektorat... 61
(17)
xvi
5.10 Skor Jawaban Kuesioner... 62
5.11 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Pemerintah Sebagai Watchdog... 63
5.12 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan... 65
5.13 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator... 66
5.14 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Watchdog... 68
5.15 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan... 70
5.16 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator... 72
5.17 Skor Penilaian Rata-rata Peran BPKP oleh Kasubag Keuangan... 74
5.18 Skor Penilaian Rata-rata Peran BPKP oleh Bendahara Pengeluaran... 75
5.19 Skor Penilaian Rata-rata Peran BPKP oleh Bendahara Barang... 76
5.20 Skor Penilaian Rata-rata Peran BPKP oleh Bendahara Barang... 78
5.21 Skor Penilaian Rata-rata Peran Inspektorat oleh Kasubag Keuangan... 80
5.22 Skor Penilaian Rata-rata Peran Inspektorat oleh Bendahara Pengeluaran... 81
(18)
xvii
5.23 Skor Penilaian Rata-rata Peran Inspektorat oleh Bendahara Barang... 83
5. 24 Skor Penilaian Rata-rata Peran Inspektorat oleh Bendahara Penerima Penyetor... 84
5.25 Hasil Persepsi responden Terhadap BPKP... 86
5.26 Hasil Persepsi responden Terhadap BPKP... 86
5.27 Analisis Deskriptif Watchdog BPKP... 87
5.28 Analisis Deskriptif Konsultan BPKP... 88
5.29 Analisis Deskriptif Katalisator BPKP... 90
5.30 Analisis Deskriptif Watchdog Inspektorat... 91
5.31 Analisis Deskriptif Konsultan Inspektorat... 92
5.32 Analisis Deskriptif Katalisator Inspektorat... 94
5.33 Total nilai mean BPKP... 95
(19)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai ... 38
Gambar 2. Struktur Organisasi Sub Keuangan ... 48
(20)
xix
DAFRAT SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APIP : Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
BPK : Badan Pengawas Keuangan
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bawasda : Badan Pengawas Daerah
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BPKP : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
BP/BKIA : Balai Pengobatan (BP)/ Balai Kesehatan Ibu-Anak
DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran
GU : Ganti Uang
IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional
KUA : Kebijakan Umum Anggaran
LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LKPJ : Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban
LPPD : Laporan Penggunaan Penerimaan Daerah
(21)
xx
NTT : Nusa Tenggara Timur
PBF : Pedagang Besar Farmasi
PHLN : Pinjaman/Hibah Luar negeri
PK : Penetapan Kerja
PKRT : Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
PNS : Pegawai Negri Sipil
PPA : Plafon Prioritas Anggaran
PPAS : Plafon Prioritas Anggaran Sementara
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUMC : Pemegang Uang Muka Cabang
PUS : Pasangan Usia Subur
Pusdiklatwas BPKP : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengawas Keuangan
RKA : Rencana Kerja dan Anggaran
RKT : Rencana Kerja Tahunan
SKPD : Sistem Akuntansi dan Penatausahaan Keuangan
SPP-LS : Surat Permintaan Pembayaran Langsung
SPP-UP : Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan
SPP-GU :Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Perersediaan
SUPAK : Sub Penyalur Alat Kesehtan
SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan
(22)
xxi
SPJ : Surat Pertanggungjawaban
SPP : Surat Permintaan Pembayaran
UP : Uang Persediaan
UPT : Unit Pelaksanaan Teknis
UPTD : Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
(23)
xxii
(24)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Secara umum audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang
independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan organisasi yang dilaksanakan Tugiman (2006:11). Hampir setiap
perusahaan menggunakan jasa seorang auditor internal untuk menilai kinerja
perusahaannya demikian pula pada instansi pemerintah, mereka juga
menggunakan jasa auditor internal pemerintah untuk mengukur kinerja dari
Pegawai Negeri Sipil. Menurut Sukrisno (2012 : 203) audit internal adalah
pemeriksaan yang dilakukan oleh seoranga uditor dalam sebuah perusahaan
terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan
ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan
profesi yang berlaku. Sedangkan auditor internal adalah orang dalam
perusahaan sendiri.
Pada instansi kepemerintahan kinerja dari semua PNS (Pegawai
Negeri Sipil) diukur untuk mengetahui seberapa efisien dan efektif hasil kerja
PNS serta bagaimana dukungan terhadap penyelenggaraan kepemerintahan
yang transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.Seperti halnya auditor internal pada perusahaan, instansi
pemerintah juga membutuhkan sebuah entitas yang yang akan menilai serta
(25)
2
pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu auditor internal dan auditor eksternal.
Pihak yang menjadi auditor internal adalah Inspektorat Jendral Depdagri dan
BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan), sedangkan pihak
yang menjadi auditor eksternal adalah BPK (Badan Pengawas Keuangan)
Kabupaten Manggarai merupakan sebuah kabupaten yang terletak di
wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Manggarai memiliki
instansi kepemerintahan yang mempekerjakan Pegawai Negeri Sipil sebagai
penggerak untuk melayani kepentingan masyarakat.Setiap Instansi
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda. Setiap instansi pemerintah
berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Demikian
pula dengan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. Perannya dalam
mengelolah semua instansi kesehatan di Kabupaten Manggarai sangat besar
dan dibutuhkan oleh masyarakat Manggarai. Setiap instansi pemerintah tidak
dapat berdiri sendiri dalam melakukan tugasnya. Kantor Dinas Kesahatan
Kabupaten Manggarai membutuhkan sebuah badan pengawas untuk bisa
menilai dan mengetahui apakah kinerjanya sudah sesuai dengan peraturan
pemerintah dan apakah sudah efisien dan efektif sesuai standar yang berlaku.
Fokus penelitian ini yaitu bagaimana persepsi dari bendahara di lingkup
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai terhadap kinerja dari Auditor Internal
Pemerintah.
Menurut data yang terdapat dalam buku Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai tahun 2014, Alokasi dan Realisasi Anggaran Kantor
(26)
3
Alokasi realisasi APBD Kabupaten Manggarai pada tahun 2014 mencapai
92,06%, alokasi realisasi APBN yang digunakan Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai pada tahun 2014 mencapai 98,19%, alokasi realisasi
Pinjaman/Hibah Luar negeri (PHLN) dari Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai pada tahun 2014 mencapai 99,2% dan total
keseluruhan alokasi realisasi yang digunakan oleh Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai pada tahun 2014 adalah 92,85%. Dari hasil alokasi
realisasi tersebut peneliti ingin melakukan penelitian pada Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Manggarai. Peneliti ingin mengetahui bagaimana peran
Auditor Internal Pemerintah dalam melakukan perannya sebagai watchdog,
konsultan dan katalisator terhadap pencapaian alokasi realisasi yang
dilakukan oleh Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai pada tahun
2014.
Secara umum terdapat tiga peran auditor internal dalam sebuah
instansi maupun perusahaan. Peran auditor internal sebagai watchdog yakni
menjadi mata dan telinga perusahaan terhadap pelanggaran yang dilanggar
oleh setiap karyawan perusahaan. Menurut Tampubolon (2005:1) watchdog
merupakan proses dimana audit internal lebih berperan sebagai mata dan
telinga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua
kebijakan yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan secara menyimpang oleh
pegawai. Orientasi audit internal lebih banyak dilakukan pemeriksaan
terhadap tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang
(27)
4
internal bagi perusahaan yaitu sebagai konsultan dan kasalitator dimana
auditor internal akan menjadi pengawas sekaligus mitra bagi manajemen dan
turut menentukan tujuan perusahaan secara berkelanjutan.
Menurut Tampubolon (2005:1) Peran Sebagai katalisator dimana
seorang audit internal harus mendukung kepentingan klien namun harus tetap
menjaga loyalitas kepada perusahaan. Fokus utama dari seorang auditor
internal adalah membantu satuan kerja operasional mengelolah risiko dengan
mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberikan nilai
tambah untuk organisasi.
Peran Auditor sebagai konsultan menurut Tampubolon (2005:1)
dimana semua usaha mengandung resiko maka mulailah muncul kebutuhan
untuk menerapkan internal audit berbasis resiko (risk based internal
auditing). Sesuai definisi baru kegiatan baru audit internal bertujuan
memberikan pelayanan kepada organisasi. Sehingga disinilah seorang auditor
internal dituntut untuk menjadi seorang mitra bagi manajemen.
Namun dalam melakukan ketiga peranya sebagai watchdog,
katalisator, dan konsultan, seorang auditor internal juga membutuhkan sebuah
penilaian terhadap kinerjanya, apakah peranya sudah efektif dan efisien
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam penelitan ini pihak yang
dimintai persepsinya adalah bendahara lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai yang pernah di audit oleh auditor pemerintah. Berdasarkan latar
belakang tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana presepsi dari
(28)
5
terhadap peran auditor internal.Berdasarkan latar belakang tersebut maka
dirumuskan judul “Analisis Persepsi Bendahara Terhadap Peran Auditor Internal”. Studi kasus di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana persepsi bendahara puskesmas lingkup Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai terhadap peran auditor internal pemerintah sebagai
Watchdog, Konsultan, dan Katalisator?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi
bendahara terhadap peran Auditor Internal di Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai sebagai Watchdog, Konsultan, dan Katalisator.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan saya lakukan ini diharapkan bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini :
1. Bagi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Diharapkan hasil penelitian ini memberikan penambahan informasi
dan pemahaman mengenai peran auditor internal di instansi pemerintah
sehingga dapat berguna bagi Dinas Kesehatan secara khusus sub bagian
(29)
6
2. Bagi Penulis
Penelitian ini bukan hanya dijadikan sebagai bahan latihan bagi penulis
tetapi juga sebagai saran penerapan ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan terutama tentang audit internal, sehingga dapat
membandingkan antara teori dan kenyataan sesungguhnya di lapangan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai bahan referensi dan bahan pembelajaran.
E. Batasan Masalah
Dibatasi pada bendahara puskesmas di lingkup Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai yang mendapat audit dari pihak BPKP dan Inspektorat
yaitu :
1. Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
2. Puskesmas Narang
3. Puskesmas Bangka Kenda
4. Puskesmas Timung
5. Puskesmas Langke Majok
6. Puskesmas Kenda
7. Puskesmas Ponggeok
8. Puskesmas Bea Mese
9. Puskesmas Reo
10.Puskesmas La'o
(30)
7
12.Puskesmas Wae Mbeleng
13.Puskesmas Cancar
14.Puskesmas Ruteng
15.Puskesmas Pagal
16.Puskesmas Watu Alo
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini dijelaskan mengenai semua teori pendukung penelitian
ini, meliputi : Pengertian tentang auditor internal secara umum, jenis-jenis
audit, tujuan audit, jenis-jenis auditor, sikap auditor internal yang objektif,
kompeten, dan independen, pengelolaan fungsi audit internal, kompetisi dasar
yang diperlukan seorang auditor internal, audit internal bernilai tambah, peran
auditor internal, hasil penelitian sebelumnya, dan desain penelitian.
Bab III Metode penelitian
Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen
(31)
8
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam Bab ini dijelaskan mengenai Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai, visi dan misi, serta struktur organisasinya.
Bab V Analisis data dan pembahasan
Bab ini akan menjelaskan mengenai langkah-langkah analisis dan
pembahasan.
Bab VI Penutup
Bab penutup akan menjelaskan mengenai kesimpulan, keterbatasan
(32)
9 BAB II
LANDASAN TEORI A. Audit Internal
Secara umum kegiatan audit adalah ditujukan untuk memperbaiki kinerja
unit organisasi dan pengertian audit internal, menurut Tugiman (1998:7) audit
internal merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi
sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Menurut Sukrisno (2012 : 203) audit
internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah
ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah seperti
bidang perpajakan, pasar modal, hidup, perbankan, perindustrian, investasi,
dan lain-lain. Menurut Fonorow (1989) dalam Sukrisno (2013:204)
Internal auditing adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh pegawai
perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi
dan kegunaanya dari catatan-catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian
intern yang terdapat dalam perusahaan. Sedangkan menurut Halim (2008:11)
“Auditor Internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan Auditing internal adalah untuk membantu
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif”.
Dari definisi-definisi tersebut maka penulis menyimpulkan yang
(33)
perusahaan oleh seorang yang memiliki keterampilan dalam menganalisis,
menilai, memberikan saran dan komentar untuk meningkatkan efesinsi dan
keefektivitasan kegiatan usaha perusahaan.
B. Jenis-jenis Audit
Jenis-jenis audit (Pusdiklatwas BPKP-2009) dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu menurut pihak yang melakukan audit dan menurut
tujuan pelaksanaan audit . Menurut pihak yang melakukan audit dikelompokan
menjadi dua audit intern dan aduit ekstern. Sedangkan menurut
Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dibedakan menjadi audit keuangan, audit kinerja dan
audit dengan tujuan tertentu.
1. Jenis audit menurut pihak yang melakukan audit
a. Audit Internal
Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam
organisasi auditi. Pengertian organisasi auditi dalam hal ini harus dilihat
dengan sudut pandang yang tepat. Organisasi auditi misalnya adalah
pemerintah daerah, kementerian negara, lembaga negara, perusahaan,
atau bahkan pemerintah pusat. Sebagai contoh, untuk pemerintah
daerah, maka audit intern adalah audit yang dilakukan oleh aparat
pengawasan intern daerah yang bersangkutan (Bawasda). Sedangkan
pada organisasi kementerian negara audit intern, dilakukan oleh
inspektorat jenderal departemen dan dalam organisasi pemerintah pusat
(34)
Pembangunan (BPKP). Audit intern dilaksanakan dalam rangka
pelaksanaan fungsi pengawasan dalam manajemen. Jadi pelaksanaan
audit intern lebih diarahkan pada upaya membantu bupati /walikota
/gubernur /menteri /presiden meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.
b. Audit Eksternal
Audit ekstern adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar
organisasi auditi. Dalam pemerintahan Republik Indonesia, peran audit
ekstern dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK
menjalankan audit atas pengelolaan keuangan negara (termasuk
keuangan daerah) oleh seluruh organ pemerintahan, untuk dilaporkan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun demikian, dengan
merujuk pembahasan di atas, maka untuk menentukan apakah suatu
audit merupakan audit ekstern atau intern harus merujuk pada lingkup
organisasinya. Sebagai contoh, audit yang dilakukan oleh BPKP
terhadap departemen/ lembaga merupakan audit ekstern bagi
departemen/lembaga yang bersangkutan, namun merupakan audit intern
dilihat dari sisi pemerintah
2. Jenis audit menurut tujuan pelaksanaan audit :
a. Audit Keuangan
Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan. Audit
(pemeriksaan) keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, tentang kesesuaian antara laporan
(35)
dengan standar akuntansi yang berlaku (dalam hal ini Standar
Akuntansi Pemerintahan/SAP). Hasil dari audit keuangan adalah opini
(pendapat) audit mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan SAP.
Sesuai dengan Undang-Undang 15 Tahun 2004, kewenangan
melakukan audit keuangan berada di tangan BPK. APIP tidak
mempunyai kewenangan untuk melakukan audit keuangan atas laporan
keuangan instansi pemerintah. Namun demikian, sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, APIP berkewajiban melakukan reviu
(intern) atas laporan keuangan yang disusun oleh
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Tujuan pelaksanaan review
intern tersebut adalah, untuk meyakinkan bahwa penyusunan laporan
keuangan instansi pemerintah telah sesuai dengan SAP. Dengan
demikian pada waktu diaudit oleh BPK tidak terdapat lagi
permasalahan, yang menyebabkan BPK memberikan opini atas laporan
keuangan pemerintah selain Wajar Tanpa Pengecualian atau setidaknya
Wajar Dengan Pengecualian.
b. Audit Kinerja /Audit Operasional
Banyak nama dan istilah yang dipergunakan untuk menunjuk pada
pengertian jenis audit ini. Istilah yang paling sering dijumpai adalah
performance audit, Value for Money (VFM) audit, audit manajemen,
audit operasional atau audit 3 E. Audit kinerja adalah pemeriksaan atas
(36)
ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Dalam
melakukan audit kinerja, auditor juga menguji kepatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan serta pengendalian intern. Audit kinerja
menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Dalam audit
kinerja, langkah yang ditempuh mencakup identifikasi sebab dan akibat
mengapa kegiatan tidak dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif,
dalam rangka memberikan rekomendasi perbaikan kepada pihak yang
berkepentingan. Kriteria yang digunakan dalam audit kinerja adalah
ekonomis, efisien, dan efektif, karena itu, audit kinerja/operasional
lazim dikenal dengan sebutan audit 3E. Kriteria audit keuangan yaitu
standar akuntansi yang berlaku umum jelas bentuknya, karena itu relatif
lebih mudah didapatkan dan dipelajari. Sedangkan kriteria yang
digunakan dalam audit operasional yaitu ekonomis, efisien, dan efektif,
mungkin tidak mudah didapatkan oleh auditor, karena sangat
tergantung dari kondisi, tempat, dan waktu. Dapat dikemukakan bahwa
audit operasional memiliki ciri atau karakteristik antara lain sebagai
berikut:
1) Bersifat konstruktif dan bukan mengkritik
2) Tidak mengutamakan mencari-cari kesalahan pihak auditi
3) Memberikan peringatan dini, jangan terlambat
4) Objektif dan realistis
5) Bertahap
(37)
7) Memahami usaha-usaha manajemen (management oriented)
8) Memberikan rekomendasi bukan menindak lanjuti rekomendasi.
Apabila audit operasional berjalan baik dan rekomendasi audit
dilaksanakan oleh manajemen auditi, diharapkan akan didapat manfaat
dari audit operasional antara lain:
1) Biaya-biaya kegiatan akan lebih kecil atau ekonomis
2) Hasil kerja (produktivitas) akan meningkat
3) Rencana, kebijakan, dan lain-lain yang tidak tepat dapat diperbaiki
4) Suasana kerja menjadi lebih sehat
c. Audit dengan Tujuan Tertentu
Audit dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak
termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja/audit
operasional. Sesuai dengan definisinya, jenis audit ini dapat berupa
semua jenis audit, selain audit keuangan dan audit operasional. Jenis
audit tersebut termasuk di antaranya audit ketaatan dan audit
investigatif.
1) Audit Ketaatan
Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai
kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kriteria yang digunakan dalam
audit ketaatan adalah peraturan perundang-undangan yang berlaku
bagi auditi. Perundang-undangan di sini diartikan dalam arti luas,
(38)
auditi asal berlaku bagi auditi dengan berbagai bentuk atau
medianya, tertulis maupun tidak tertulis.
2) Audit Investigatif
Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk
membuktikan apakah suatu indikasi penyimpangan/kecurangan
benar terjadi atau tidak terjadi. Jadi fokus audit investigatif adalah
membuktikan o kecurangan terbukti, audit investigatif harus dapat
mengidentifikasi pihak yang harus bertanggung jawab atas
penyimpangan/kecurangan tersebut.
C. Tujuan Audit
Menurut Pusdiklatwas BPKP – 2009 tujuan audit yaitu memengaruhi jenis audit yang dilakukan. Secara umum audit dilakukan untuk menentukan
apakah:
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan serta
telah disusun sesuai dengan standar yang mengaturnya;
2. Risiko yang dihadapi organisasi telah diidentifikasi dan diminimalisasi;
3. Peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern telah dipenuhi;
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi;
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan diperoleh secara
ekonomis; dan,
(39)
Tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai dalam satu penugasan audit, yang
dikenal dengan istilah audit kinerja/operasional. Dapat juga terjadi, satu
penugasan hanya mencakup satu atau lebih tujuan-tujuan tersebut. Misalnya,
audit mutu yang hanya bertujuan untuk menentukan apakah kriteria operasi
yang memuaskan telah dipenuhi.
Contoh lain, audit kinerja/operasional yang lingkupnya ditekankan untuk
menentukan bahwa sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis,
tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, dan peraturan ekstern serta
kebijakan dan prosedur intern yang bisa diterima telah dipenuhi. Perlu diingat
bahwa tujuan audit menentukan jenis audityang dilaksanakan.
Tabel 2.2 Memperlihatkan jenis audit dan tujuan auditnya
Jenis Audit Tujuan Audit
Audit keuangan Untuk menentukan apakah informasi keuangan telah
akurat dan dapat diandalkan serta untuk memberikan opini kewajaran atas penyajian laporan keuangan
Audit Kinerja/Audit Operasional
Untuk menentukan apakah (1) informasi operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern telah dipenuhi; (3) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (4) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (5) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Atau menentukan: keandalan informasi kinerja, tingkat ketaatan, pemenuhan standar mutu operasi, efisiensi, ekonomis, dan efektivitas.
(40)
Audit Ketaatan Untuk menentukan apakah peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern telah dipenuhi.
Audit Investigatif Untuk menentukan apakah
kecurangan/penyimpangan benar terjadi.
Sumber : Pusdiklatwas BPKP (2009)
D. Peran Auditor Internal
Fungsi auditor internal pada awalnya dikenal sebagai pendekatan berbasi
pada sistem. Pada perkembanganya fungsi auditor internal berkembang secara
cepat dan menuntut perubahan paradigma dari para pemakainya. Menurut
Tampubolon (2005:1) terdapat 3 peran auditor internal yang terjadi dalam
perkembangannya yaitu sebagai watchdog, konsultan, dan katalisator.
1. Watchdog
Perkembangan selanjutnya audit internal berbasis pada proses,
dimana audit internal lebih berperan sebagai mata dan telinga manajemen,
karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah
ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang oleh pegawai.
Orientasi audit internal lebih banyak dilakukan pemeriksaan terhadap
tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang ada.
2. Konsultan
Peran dan fungsi auditor internal sebagaiwatchdog secara perlahan
mulai ditinggalkan. Dunia usaha mulai menyadari bahwa semua usaha
(41)
audit berbasis resiko (risk based internal auditing). Sesuai defenisis baru
kegiatan baru audit internal bertujuan memberikan pelayanan kepada
organisasi. Oleh karena kegiatan tersebut maka fungsi auditor internal
ditambah sebagai seorang mitra atau sebagai konsultan manajemen
(Auditee).
3. Katalisator
Pada dasarnya seluruh tingkat manajemen dapat menjadi klien dari
audit internal. Oleh karena itu seorang audit internal harus mendukung
kepentingan klien namun harus tetap menjaga loyalitas kepada perusahaan.
Fokus utama dari seorang auditor internal adalah membantu satuan kerja
oprasional mengelolah risiko dengan mengidentifikasi masalah dan
menyarankan perbaikan yang memberikan nilai tambah untuk organisasi.
Dengan telah memiliki posisi sebagai mitra manajemen dan konsultan bagi
kliennya maka audit internal akan memperluas perannya yakni menjadi
katalisator bagi manajemen dan kemudian akan ikut ambil bagian dalam
menentukan tujuan perusahaan.
E. Hasil Penelitian Sebelumnya
Dalam beberapa penelitian sebelumya dari beberapa subjek penelitian
yang berbeda yaitu pada Percetakan Kanisius, Pebryanto(2014) di Rumah Sakit
Pantih Nugroho, dan rumah sakit Bethesda telah mendapatkan beberapa hasil
mengenai persepsi karyawan terhadap kinerja auditor internal. Seperti yang
(42)
Percetakan Kanisius diperoleh, bahwa peran auditor internal sebagai konsultan
berdasarkan total nilai yaitu 562 (lima ratus enam puluh dua) dan mean rank
44,56 (empat puluh empat koma lima puluh enam) kemudian diikuti dengan
peran audit internal sebagai katalisator dengan total nilai 555 (lima ratus lima
puluh lima) dengan mean rank 44,52 (empat puluh empat koma lima puluh
dua) dan terakhir peran audit interna sebagai watchdogi dengan skor 481
(empat ratus delapan duluh satu) dengan mean rank 33,39 (tiga puluh tiga
koma tiga Sembilan).
Sedangkan hasil penelitian Wijayamulya di Rumah Sakit Pantih Nugroho
pada tahun 2014 menunjukan bahwa presepsi karyawan sangan dominan
terhadap peran auditor sebagai konsultan peran konsultan memiliki skor
sebesar 885 (delapan ratus delapan puluh lima) dengan mean rank 65,47 (enam
puluh lima koma empat puluh tujuh). Hasil analisis peran konsultan pada divisi
diperoleh rata-rata tertinggi dari divisi pelayanan dan penunjangan alat medik
dengan nilai 31. Divisi administrasi dengan nilai rata-rata 27, sedangkan yang
paling rendah pada divisi keperawatan sebesar 26.
Penelitian berikutnya yaitu hasil penelitian pada rumah sakit Bethesda
yang dilakukan oleh Sinaga (2014) hasil analisisnya menunjukan bahwa audit
internal dirumah sakit Bethesda berperan sebagai konsultan dan katalisator
disisi lain responden tidak dapat menentukan apakah berperan sebagai
(43)
23 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dengan melakukan
penelitian di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tentang Analisis
Persepsi Bendahara Puskesmas Di Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai TerhadapPeran Auditor Internal. Kesimpulan yang akan diambil
hanya berlaku untuk Puskesmas dan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama 1 (satu) bulan yaitu dari tanggal 1
Desember 2015 sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 di Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Manggarai.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian adalah Bendahara sebagai pelaksana prosedur
oprasional di Lingkungan Puskesmas Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
(44)
Tabel 3.1. Jumlah bendahara yang bersedia menjadi responden dari instasi atau puskesmas yang diteliti
No Nama Instasi atau
Puskesmas
Jumlah Bendahara
Penerima Barang Pengeluaran Kasubag
1 Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai
- 1 1 1
2 Puskesmas Narang 1 1 1 -
3 Puskesmas Bangka Kenda 1 1 1 -
4 Puskesmas Timung 1 1 1 -
5 Puskesmas Langke Majok 1 - 1 -
6 Puskesmas Wangko - - 1 -
7 Puskesmas Ponggeok - 1 1 -
8 Puskesmas Bea Mese - 1 1 -
9 Puskesmas Reo - 1 1 -
10 Puskesmas La’o - 1 1 -
11 Puskesmas Iteng - 1 1 -
12 Puskesmas Wae Mbeleng 1 - 1 -
13 Puskesmas Cancar - 1 1 -
14 Puskesmas Ruteng - 1 1 -
15 Puskesmas Pagal 1 - - -
16 Puskesmas Watu Alo - - 1 -
Objek penelitian adalah tentang persepsi bendahara puskesmas lingkup
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai terhadap peran auditor internal
(45)
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu auditor internal dalam
perusahaan mengenai perannya sebagai watchgdog/pengawas, konsultan, dan
katalisator.
1. Variabel watchdog yaitu"audit internal berbasis pada proses, dimana audit
internal lebih berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena
manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan
tidak akan dilaksanakan secara menyimpang oleh pegawai"Tampubolon
(2005:1). Watchdog diukur dengan menggunakan 5 (lima) pernyataaan
dari nomor 1 (satu) samapai 5 (lima).
2. Variabel konsultan yaitu "audit internal bertujuan memberikan pelayanan
kepada organisasi. Karena kegiatan tersebut maka fungsi auditor internal
ditambah sebagai seorang mitra atau sebagai konsultan manajemen
(Auditee)" Tampubolon (2005:1).Konsultan diukur dengan 5 (lima)
pernyataan dari nomor 6 (enam) sampai nomor 10 (sepuluh).
3. Variabel katalisator yaitu "seorang auditor internal harus mendukung
kepentingan klien namun harus tetap menjaga loyalitas kepada perusahaan.
Fokus utama dari seorang auditor internal adalah membantu satuan kerja
oprasional mengelolah risiko dengan mengidentifikasi masalah dan
menyarankan perbaikan yang memberikan nilai tambah untuk
organisasi"Tampubolon (2005:1). Katalisator diukur dengan 5 (lima)
(46)
E. Sumber Data
Data diperoleh dengan mengajukan kuesioner kepada responden dengan
jenis pernyataan yang bersifat tertutup. Responden akan memilih jawaban
yang telah tersedia sesuai dengan presepsi responden dan dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat.
1. Populasi
Menurut Widi (2010:197) populasi adalah tiap grup atau kumpulan yang
subyek penelititan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bendahara
di Lingkup Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. Populasi
terdiri dari 67 orang bendahara yang terdapat di 21 puskemas dan kantor
dinas kesehatan. Masing-masing dari 21 puskesmas memiliki 3 bendahara
sedangkan di kantor dinas kesehatan terdapat 4 bendahara.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2001:73) dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian bisnis, sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
(47)
Sesuai pengertian yang jelaskan Sugiyono di atas, penulispun
mengalami keterbatasan, diantara lain :
a. Keterbatasan dana dan waktu untuk menjelajahi 1 kabupaten dalam
rangka menemui responden.
b. Bentuk geografis Kabupaten Manggarai yang berbukit-bukit tanpa
sarana dan letak hampir semua puskesmas yang jauh dari kota
kabupaten tempat berdirinya Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai.
c. Adanya beberapa responden yang menolak untuk menjadi responden.
Dari hasil pengertian sampel menurut Sugiyono peneliti kemudian
mengambil sebagian dari objek populasi dengan persyaratan bahwa sampel
yang diambil dari populasi benar-benar mewakili sampel yang tidak
diteliti. Dalam penelitian ini tidak semua populasi mendapatkan
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, maka dari itu pengambilan
sampel didasarkan mata metode convenience sampling. Convenience
sampling adalah suatu kelompok individual yang secara convenient siap
untuk diteliti ( Suparno, 2014: 45). Metode convenience sampling dipilih
karena alasan aksesibilitas ( Situmorang, 2016: 29).
Sampel penelitian ini adalah bendahara yang mau dijadikan
sebagai responden, responden yang dapat dijangkau keberadaanya oleh
peneliti, dan responden yang memiliki kegiatan oprasional di Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Manggarai. Cara pengambilan data yaitu peneliti
(48)
yang menjadi responden akan mengisi kuisioner dari peneliti dan peneliti
juga melakukan observasi di Kantor Dinas Kesehatan selama satu bulan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Selama melakukan penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti yaitu :
1. Kuesioner
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada
responden yaitu, bendahara lingkup Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai. Data yang ingin diperoleh dari kuesioner tersebut adalah
persepsi bendahara lingkup Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai mengenai kinerja dari BPKP dan inspektorat sebagai auditor
internal pemerintah. Kusioner terdiri dari 15 pertanyaan dengan tiga
veriabel. Ketiga variabel tersebut adalah peran audiror internal sebagai
watchdog, konultan dan katalisator. Dari 15 pernyataan respodnen
diminta memilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi
(49)
Tabel 3. 2 Pernyataan Peran Auditor Internal
Watchdog
BPKP telah berperan sebagai mata dan telinga Kementrian/Kepala Daerah.
BPKP selalu melakukan pengawasan terhadap setiap catatan akuntansi dan dokumen setiap bendahara lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
BPKP selalu mengawasi kepatuhan bendahara terhadap standar oprasional yang ada.
BPKP hanya mencari kelemahan dan kesalahan pihak yang diaudit.
BPKP melakukan inspeksi secara mendadak pada setiap bendahara lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
Konsultan
BPKP selalu meberikan masukan atau solusi untuk setiap masalah yang terjadi di dalam kegiatan oprasional. BPKP memberikan jasa konsultan dalam mencapai tujuan penataan dan pembuatan dokumen anggaran yang baik dan benar pada setiap bendahara lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
BPKP melakukan monitoring secara berkesinambungan atas perbaikan sistem dan Standar Prosedur Oprasional (SPO).
BPKP berkonsultasi dengan pihak Dinkes Kabupaten Manggarai dan puskesmas mengenai standar oprasional penataan dan pembuatan dokumen anggaran yang baik dan benar pada setiap bendahara lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
(50)
Tabel 3.1 Pernyataan Peran Auditor Internal (Lanjutan)
BPKP menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat profesional dari pegawai (bendahara) yang ditujukan kepadanya demi kemajuan Kantor Dinkes Kabupaten Manggarai ke arah yang lebih baik
Katalisator
BPKP terlibat dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai BPKP menganalisis aktivitas tertentu lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai yang mengarah ke arah penyimpangan yang merugikan BPKP melakukan evaluasi bersama bendahara mengenai target yang sudah dicapai dalam upaya mencapai tujuan penggunaan anggaran yang sesuai standar operasional.
BPKP membantu bendahara Dinas Kesehatan untuk mencapai tujuan penggunaan anggaran yang sesuai dengan standar oprasional.
BPKP melakukan observasi pada Dinas Kesehatan dan puskesmas untuk melakukan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan.
a. Pernyataan dari nomor 1-5 menjelaskan pernyataan tentang peran
auditor internal pemerintah sebagai watchdog.
b. Pernyataan dari nomor 6-10 menjelaskan tentang peran auditor internal
pemerintah sebagai katalisator.
c. Pernyataan dari nomor 6-10 menjelaskan tentang peran auditor internal
(51)
G. Teknik Pengukuran Data
Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan skala Likert variable yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
(Sugiono : 2004)
Tabel 3.3 Skor Penilaian Kuesioner
Alternatif Jawaban Skor Penilaian Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Jogiyanto : 2010
1. Penyajian Data
Data disaji dalam bentuk tabel data, dimana tabel data adalah
penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun menurut
kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar jawaban dari setiap responden
dikelompokan berdasarkan peran auditor internal sebagai watchdog,
konsultan, dan katalisator kemudian ditotal dari setiap peran auditor internal
tersebut menurut nomor urut responden Hasal (2001 : 19). Hasil tersebut
kemudian diuji nilai rata-rata dari tiap peran dengan menggunakan Analisis
(52)
2. Pengambilan kesimpulan
Pengambilan kesimpulan tentang persepsi pegawai terhadap peran
auditor internal disajikan dalam bentuk tabel. Tabel tersebut berisi total nilai
dan nilai rata-rata (mean) dari setiap peran auditor internal yaitu sebagai
watchdog, konsultan, dan katalisator. Pengambilan kesimpulan berdasarkan
nilai tertinggi dari ketiga peran auditor tersebut.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Pengujian ini sangatlah penting karena untuk mengetahui apakah
semua pernyataan dan instrumen dalam sebuah penelitian sudah
dikatakan valid. Validitas adalah tingkat dimana sebuah instrument
mengukur apa yang seharusnya diukur Sumanto (2014:78). Ada
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner
yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur
yaitu: pertama jika koefisien product moment melebihi 0,3. Kedua jika
koefisien korelasi product moment lebih dari (>) r-tabel (α; n – 2), n
merupakan jumlah sampel. Ketiga Sig. ≤ α (Siregar, 2013:48).
b. Uji Reliabilitas
Pengujian ini biasanya dinyatakan dengan angka-angka
biasanya ditunjukan dengan koefisien. Reliabilitas adalah tingkatan
pada masa suatu tes secara konsisten berapapun hasil pengukuran itu
(53)
untuk mengukur reliabilitas adalah dengan membandingkan nilai
Cronbach’s Alpha variabel. Instrument penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha variabel > 0,6, (Siregar, 2013:55). 2. Analisis Deskriptif
Data deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik dari
sampel. Pengolahan datanya menggunakan SSPS 16.0 for windows dan
dibagi menurut jenis klamin, pendidikan terakhir, dan jabatan. Data
yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
a. Menghitung total skor dari jawaban responden dari setia
pernyataan dalam kuesioner. Total skor di bagi menjadi 3 bagian
yaitu sebagai watchdog, konsultan dan katalisator.
Masing-masing peran auditor internal pemerintah akan dihitung dan
dilihat besarnya total skor dari pernyataan dalam kuesioner. Cara
menghitung total skor rata-rata dihitung sesuai dengan tabel di
bawah ini :
Tabel 3.4 Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal
No N % STS % TS % S % SS %
Total Resp 1 A r B r C r D r E r
2 A r B r C r D r E r n An rn Bn rn Cn rn Dn rn En rn rTotal % % % % %
(54)
Keterangan :
A = Total responden pernyataan N
B = Total responden pernyataan STS
C = Total responden pernyataan TS
D = Total responden pernyataan S
E = Total responden pernyataan SS
r = Persentase total jawaban responden tiap pernyataan
rtot = Total persentase tanggapan responden tiap nomor
pernyataan yang valid
n = nilai ke-n
Dari tabel 3.2 terdapat lima pernyataan dengan jumlah
respondennya masing-masing dari total responden adalah 33
orang. Dari tiap pernyataan dipersentase dengan persamaan
berikut:
r =
rtot =
b. Data yang dianalisis berikutnya merupakan skor rata-rata (mean)
berdasarkan jabatan yang dimiliki responden. Ada 4 jabatan yang
menjadi responden dalam penelitian ini yaitu Kasubag Keuangan,
Bendahara Pengeluaran, Bendahara barang, Bendahara Penerima
Penyetor. Perhitungan skor rata-rata akan dihitung sesuai dengan
(55)
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian
Rentang Nilai Rata-rata Kriteria 1,00 - 1,74 Sangat Tidak Setuju 1,75 - 2,49 Tidak Setuju 2,50 - 3,24 Setuju 3,25 - 4,00 Sangan Setuju Sumber : Olah data
Untuk mengetahui pembagian interval kelas dapat menggunakan
persamaan :
=
=
= 0,75
c. Langkah berikutnya menganalisis total skor rata-rata dari peran
auditor internal pemerintah dengan menggunakan statistik deskriptif
dengan mencari skor minimum, skor maksimum dan jumlah serta nilai
rata-rata (mean). Untuk mengetahui hasil dari analisis statistik
deskriptif akan di lihat dengan menggunakan Tabel 3.6 dibawah ini :
Tabel 3.6 Persepsi Bendahara Terhadap Peran Auditor Internal Pemerintah
Peran Auditor Internal
Mean
A B
(56)
Keterangan :
A : Peran Auditor Internal sebagai watchdog, konsultan dan
katalisator.
B : Rata-rata nilai
Dari Tabel 3.6 akan diketahui begaimana persepsi bendahara
terhadap peran auditor internal pemerintah sebagai watchdog,
(57)
36 BAB IV
GAMBARAN UMUM PROFIL KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN MANGGARAI
A.Gambaran Umum Penduduk Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai merupakan Kabupaten induk yang telah
mengalami dua kali pemekaran wilayah dan mempunyai luas daratan 1915,62
km2 atau (19.156,2 Ha) yang terdiri dari daratan Pulau Flores dan Pulau kecil
yaitu Pulau Mules. Batas –batas wilayah Kabupaten Manggarai dalam posisi geografis adalah sebagai berikut:
1. Batas sebelah timur : Manggarai Timur
2. Batas sebelah barat : Manggarai Barat
3. Batas sebelah utara : Laut Flores
4. Batas sebelah selatan : Laut Sawu
Secara Kedudukan astronomis Kabupaten Manggarai terletak pada
080.20’ Bujur Timur1200.55 Bujur Timur. Wilayah administratif pemerintah Kabupaten Manggarai telah berkembang dari tahun ke tahun sesuai dengan
perkembangan kependudukan. Kabupaten Manggarai terdiri dari 11
Kecamatan yang meliputi 145 Desa dan 17 Kelurahan.
B. Situasi Sumber Daya Kesehatan
Penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas salah satunya
didukung oleh sumber daya kesehatan, yang diharapkan dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan sebagai induk kesehatan di
(58)
Kabupaten. Saat ini puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Jumlah Puskesmas yang terdapat sampai akhir 2014
sebanyak 21 unit dengan rincian jumlah Puskesmas Perawatan (Puskesmas
Rawat Inap) 9 unit dan Puskesmas Non Perawatan 12 unit. Salah satu
indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk
terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk. Adapun
nama-nama puskesmas yang terdapat pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai adalah sebagai berikut:
1. Puskesmas Kota
2. Puskesmas La’o
3. Puskesmas Watu Alo
4. Puskesmas Bangka Kenda
5. Puskesmas Pagal
6. Puskemas Beamese
7. Puskesmas Wae Codi
8. Puskesmas Reo
9. Puskesmas Wae Kajong
10.Puskesmas Loce
11.Puskesmas Wae Mbeleng
(59)
13.Puskesmas Nanu
14.Puskesmas Wangko
15.Puskesmas Ketang
16.Puskesmas Langke Majok
17.Puskesmas Narang
18.Puskesmas Dintor
19.Puskesmas Iteng
20.Puskesmas Ponggeok
21.Puskesmas Timung
C.Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan adalah salah satu komponen sumber daya yang
diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung
pembangunan di bidang kesehatan di Kabupaten Manggarai tahun 2014
terdapat berbagai sumber pembiayaan kesehatan seperti Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dan Sumber
Pemerintah lain dengan total anggaran sebesar Rp.53.180.643.962,-.
Alokasi anggaran kesehatan bersumber pada APBD Kabupaten
Manggarai pada tahun 2014 sebesar Rp.46.351.839.232,- atau 87,16% dari
total anggaran kesehatan; sementara persentase anggaran kesehatan terhadap
APBD Kabupaten Manggarai tahun 2014 sebesar Rp.6.390.940.000,- atau
(60)
Untuk alokasi anggaran kesehatan bersumber Pinjaman/ Hibah Luar
Negeri (PHLN) sebesar Rp.437.864.730,- atau 0,82% dari total anggaran
kesehatan. Lampiran Tabel 4.1 Menyajikan rincian alokasi anggaran
kesehatan Kabupaten Manggarai tahun 2014. Alokasi dan realisasi
pelaksanaan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tahun 2014
disajikan pada table di bawah ini:
Tabel 4.1 Alokasi dan realisasi pelaksanaan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tahun 2014
No Sumber Dana Alokasi Realisasi %
1.
APBD Kabupaten
Manggarai 46.351.839.232,- 42.673.639.340,- 92,06 2. APBD Provinsi 0 0 0 3. APBN 6.390.940.000,- 6.275.276.500 98,19
4.
Pinjaman/ Hibah Luar Negeri
(PHLN) 437.864.730,- 434.695.730 99,2 TOTAL 59.071.253.962 54.749.974.673 92,85 Sumber : Buku Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Tahun 2014
(61)
D. Strutur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Adapun penjelasan mengenai tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas
(62)
1. Kepala Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan yang dipimpin oleh kepala dinas mempunyai tugas
pokok membantu Bupati dalam melaksanankan urursan pemerintah di
bidang pencegahan, pemberantasan penyakitan dan penyehatan
lingkungan, pemeliharaan kesehatan keluarga, pembinaan dan pelayanan
kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan kesekretariatan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
2. Sekertaris Dinas Kesehatan
Sekretariat Dinas Kesehatan yang dipimpin oleh sekretaris,
mempunyai tugas pokok melaksanankan pembinaan administrasi yang
meliputi urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan, urusan umum dan
kepegawaian serta urusan keuangan.
3. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi dan Pelaporan
Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut yaitu :
a. Mengumpulkan bahan dan pedoman/petunjuk Teknis Renstra, KUA,
PPAS, PPA, RKA, DPA, Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan
Kerja (PK), LAKIP, LPPD, LKPJ, Laporan Bulanan, dan laporan
lainnya
b. Menyusun dan mengolah data Renstra, KUA, PPAS, PPA, RKA,
DPA, Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kerja (PK), LAKIP,
(63)
c. Menyajikan dan membuat KUA, PPAS, PPA, RKA, DPA, Rencana
Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kerja (PK), LAKIP, LPPD, LKPJ,
Laporan Bulanan dan laporan lainnya
d. Mengumpulkan dan menyusun bahan evaluasi kerja Dinas
e. Melaksanankan tugas dinas lainnya yang diberkan atasan.
4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Bagian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian berfungsi untuk :
a. Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis di
bidang tata usaha, surat menyurat dan kearsipan
b. Menyusun dan mengolah data inventarisasi barang milik
negara/daerah
c. Mengolah urusan pengolahan dan rumah tangga
d. Mengolah urusan kepegawaian
e. Melaksanankan tugas dinas lainnya ang diberikan atasan.
5. Sub Bagian Keuangan mempunyai Tugas
a. Mengumpulkan bahan pedoman/petunjuk teknis dibidang Keuangan
b. Menyusun dokumen anggaran penerimaan dan pegeluaran sesuai
tahapan perencanaan
c. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan dan pembuatan laporan
d. Melaksanankan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
6. Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
(64)
Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan mempunya tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi program dibidang Pencegahan Penyakit, Pemberantasan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
7. Seksi Pencegahan Penyakit mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang pencegahan penyakit
b. Mengolah kegiatan pemberantasan penyakit
c. Mencegah dan mengatasi penyakit menular dan tidak menular
d. Menanggulangi masalah kesehatan akibat bencana dan wabah
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
Seksi penyehatan lingkungan mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjukan teknis bidang penyehatan lingkungan
b. Melaksanakan sosialisasi kesehatan lingkungan pemukiman,
penyehatan kawasan dan sanitasi darurat
c. Mengawasi kualitas air minum, tempat pengelolaan makanan,
tempat-tempat umum pengaman limba intitusi dan sanitasi makanan dan
bahan pangan
d. Mencegah dan menanggulangi pencemaran ligkungan
e. Melakukan kerja sama dengan instansi-instansi terkait dalam
pegelolaan laboratorium kesehatan ligkungan
(65)
Seksi pemberantasan penyakit mempunyai tugas:
a. Mengumpulkan bahan dan megelolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis teknis bidang pemberantasan penyakit
b. Mengelolah kegiatan pemberantasan penyakit
c. Memberantas dan mengendalikan penyakit menular langsung dan
sumber binatang
d. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
8. Bidang Pemeliharaan Kesehatan Keluarga
Bidang Pemeliharaan Kesehatan Keluarga mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program di bidang
kesehatan ibu dan anak dan pelayanan kontrasepsi, kesehatan remaja dan
lansia serta perbaikan gizi masyarakat.
9. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak serta Pelayanan Kontrasepsi mempunyai
tugas :
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang kesehatan ibu dan anak serta pelayanan
kontrasepsi
b. Menyelengarakan usaha-usaha kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan
dan ibu Nifas
c. Melayani kontrasepsi bagi para Pasangan Usia Subur (PUS)
d. Melaksanakan usaha kesehatan bayi, balita dan anak prasekolah
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
(66)
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang kesehatan remaja dan lansia.
b. Melaksanakan sosialisasi kesehatan remaja dan lansia.
c. Melaksanakan usaha-usaha kesehatan remaja dan lansia.
d. Melaksanakan kerja sama dengan instansi terkait dan lembaga lainnya
yang peduli terhadap kesehatan remaja dan lansia
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang perbaikan gizi masyarakat
b. Melaksanakan surveilance gizi buruk
c. Melaksanakan sosialisasi dampak gizi buruk terhadap kesehatan
d. Melaksanakan perbaikan gizi keluarga dan masyarakat
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
10. Bidang Pembinaan Dan Pelayanan Kesehatan
Bidang Pembinaan Dan Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program di bidang
pelayana kesehatan dasar, rujukan dan khusus, obat-obatan, makanan dan
bahan berbahaya serta perizinan.
11. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus mempunyai
tugas :
a. Mengumulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
(67)
b. Melayanin kesehatan dasar dan rujukan daerah perbatasan, terpencil,
rawa dan kepulauan
c. Mengelolah sumber daya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas-puskesmas pembantu dan poskdes
d. Memfasilitasi rujukan dan mutu pelayanan rumah sakit dan
upaya-upaya kesehatan sewasta
e. Melakukan usaha kesehatan gigi, mulut, mata, jiwa dan pereiksaan
kesehatan laboratorium, kesehatan kerja, kesehatan haji serta
kesehatan upaya kesehatan dasar lainnya
f. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
Seksi Obat-obatan, Makanan dan Bahan Berbahaya mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang obat-obatan, Makanan dan Bahan Berbahaya
b. Menyediakan dan mendistribusaikan obat-obatan, alat kesehatan,
reagensia dan vaksin
c. Mengambil contoh sediaan farmasi di lapangan
d. Memeriksa tempat sarana produksi dan distribusi farmasi
e. Mendaftar dan mengawasi obat, makanan dan minuman produksi
rumah tangga
f. Menguji kelayakan peralatan keseatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga (PKRT)
g. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
(68)
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang perizinan
b. Memberi izin praktek tenaga kesehatan tertentu
c. Memberi rekomendasi izin Pedagang Besar Farmasi (PBF) Cabang,
Sub Penyalur Alat Kesehtan (SUPAK), Industri Kecil Obat
Tradisional (IKOT), Rumah Sakit Swasta
d. Memberi izin buka Apotik,toko obat, Optikal, Laboratorum
Kesehatan, BP/BKIA/Rumah Bersalin Swasta, Repacking Makanan
Minuman dan Pengobatan Tradisional
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
12. Bidang Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Bidang Pembinaan Peran Serta Masyarakat memunyai tugas
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program di bidang peran
serta masyarakat, Pendidikan dan Promosi Kesehatan serta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan.
13. Seksi Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang peran serta masyarakat
b. Melaksanankan sosialisasi kesehatan masyarakat
c. Membina kader kesehatan di posyandu.
d. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
(69)
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis di bidang Pendidikan danPromosi Kesehatan
b. Memberdayakan institusi dan masyarakat untuk berprilaku hidup
sehat
c. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kesehatan kepada stakeholders
dan masyarakat
d. Melaksanakan promosi kesehatan sesuai dengan ketentuan
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
Seksi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
b. Menjaring data partisipan masarakat dalam jaminan pemeliharaan
kesehatan
c. Melaksanakan sosialisasi pembiayaan jaminan pemeliharaan
kesehatan
d. Melaksanakan verifikasi administrasi kepesertaan pelayanan dan
pembiayaan
e. Megevaluasi sistem informasi manajemen dan oprasional
pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan
f. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
14. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT), Dinas Kesehatan mempunyai
(70)
berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok organisasi induknya. UPT Dinas kesehatan
yang dimasud adalah :
1. UPTD Gudang Farmasi
2. UPTD Puskesmas Kota
3. UPTD Puskesmas La’o
4. UPTD Puskesmas Watu Alo
5. UPTD Puskesmas Bangka Kenda
6. UPTD Puskesmas Pagal
7. UPTD Puskemas Beamese
8. UPTD Puskesmas Wae Codi
9. UPTD Puskesmas Reo
10. UPTD Puskesmas Wae Kajong
11. UPTD Puskesmas Loce
12. UPTD Puskesmas Wae Mbeleng
13. UPTD Puskesmas Cancar
14. UPTD Puskesmas Nanu
15. UPTD Puskesmas Wangko
16. UPTD Puskesmas Ketang
17. UPTD Puskesmas Langke Majok
18. UPTD Puskesmas Narang
19. UPTD Puskesmas Dintor
(71)
21. UPTD Puskesmas Ponggeok
22. UPTD Puskesmas Timung
UPT Dinas Kesehatan Sebagaimana tercantum merupakan bagian
yang tidak terpisakan dari Dinas Kesehatan.
E. Strutur Organisasi Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Gambar 2. Struktur Organisasi Sub Keuangan
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Adapun penjelasan mengenai tugas pokok, fungsi dan tata kerja sub
bagian keuangan Dinas Kesehatan dari bagan di atas adalah sebagai berikut:
1. Kasubag Keuangan bertugas mengkoordinir semua kegiatan pada sub
bagian keuangan yang meliputi:
a. Meneliti Kelengkapan SPP-LS, SPP-UP, SPP-GU
b. Melaksanakan Sistem Akuntansi dan Penatausahaan Keuangan SKPD.
c. Melakukan Pengesahan
(72)
e. Melakukan Verifikasi atas penerimaan
f. Melaksanakan Akuntansi SKPD
g. Melakukan ujian substantif dan formal terhadap SPP dan SPJ yang
disampaikan oleh Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
h. Menyususn Laporan atas Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran yang
dikelolah SKPD
i. Melakukan Pengelolaan Administrasi Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Bendahara Penerimaan mempunyai Tugas dan Fungsi yang meliputi :
a. Memungut dan menyetorkan pendapatan daerah yang menjadi tanggung
jawabnya ke rekening kas daerah
b. Membuat pertanggung jawaban administratif dan fungsional
c. Melakukan penatausahaan secara tertib dan teratur sesuai ketentuan
d. Menggunakan format peñata usaha penerimaan sesuai peraturan
menteri dalam negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
e. Bendahara penerimaan yang berada di puskesmas disebut bendahara
penerima penyetor yang bertanggungjawab memungut dan menyetor
pendapatan puskesmas dan menyerahakannya kepada bendahara
penerimaan Dinas Kesehatan.
Bendahara Pengeluaran mempuyai Tugas dan Fungsi yang meliputi :
a. Membuka rekening giro pada PT. Bank NTT Cabang Ruteng untuk
(73)
cek dan bilyet giro dari bank yang bersangkutan untuk keperluan
pembelajaran rutin
b. Membuat SPP, UP, GU, TU dan LS sesuai format Permendagri No.13
Tahun 2006
c. Membuat pertanggungjawaban administratif dan fungsional
d. Menagih/memungut pajak – pajak Negara/Daerah dan retribusi daerah dan melaksanakan penyetoran kepada kas daerah dalam waktu 1 (satu)
hari setelah penerimaannya
e. Menyelengarakan Tata Pembukuan secara tertib dan teratur sesuai
dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.Bendahara pengeluaran akan dibantu oleh :
(1) Kasir Oprasional :
Membayar semua pengeluaran yang sudah diverifikasi oleh
Bendahara Pengeluaran.
(2) Kasir Gaji :
Membayar Gaji PNS di Dinas Kesehatan dan semua Puskesmas
serta membuat SPP dan membukukannya.
(3) Membuat dokumen :
Membukukan dan membuat laporan pembelanjaan setelah
diverifikasi oleh Bendahara Pengeluaran.
(4) Membuat Daftar Gaji :
(74)
f. Bendahara pengeluaran yang berada di puskesmas disebut bendahara
PUMC atau bendahara Pemegang Uang Muka Cabang. Bendahara
PUMC adalah pembantu bendahara pengeluaran yang bertanggung
jawab kepada bendahara pengeluaran dan bertugas melakukan
penatausahaan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya. Dana yang
dikelola oleh bendahara PUMC merupakan dana-dana operasional yang
diterimanya dari kasir operasional Dinas Kesehatan. Selain itu
Bendahara PUMC menagih/memungut pajak-pajak Negara/Daerah dan
retribusi daerah dan melaksanakan penyetoran kepada kas daerah
dalam waktu 1 (satu) hari setelah penerimaannya.
Adapun Penjabaran Tupoksi Sub Bagian Keuangan Dinas
Kesehatan Kabupaten Manggarai adalah menyelesaikan administrasi:
1. Belanja Langsung
2. Belanja Tidak Langsung
3. Pendapatan
4. Belanja APBN
(75)
F. Alur Pemeriksaan Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Gambar 3. Alur Pemeriksaan Keuangan
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Dinas Kesehatan sebagai salah satu dinas yang cukup besar selalu
Diperiksa oleh BPK, BPKP, Banwas/ Inspektorat Provinsi maupun
Banwas/ Inspektorat Kabupaten dalam setahun tetapi waktu
pemeriksaannya selalu berbeda-beda dari tahun ke tahun. BPK, BPKP,
Banwas/ Inspektorat Provinsi maupun Banwas/ Inspektorat Kabuapaten
selalu melakukan pemeriksaan tahunan kepada Dinas Kesehatan.
Pemeriksaan yang dilakukan yakni pemeriksaan penggunaan Anggaran
di Dinas Kesehatan yakni:
a. Pemeriksaan melalui Kasubag Keuangan yang meliputi Pemeriksaan
Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung, Pendapatan Dinas
(76)
b. Bendahara barang Dinas Kesehatan maupun bendahara barang
puskesmas. Di mana bendahara barang merupakan bendahara yang
mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Menerima, menyimpan, dan meyalurkan barang milik Negara.
(2) Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang
diterima
(3) Meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan
dokumen pengadaan
(4) Mencatat barang milik daerah yang diterima kedalam buku barang
(5) Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan.
(6) Membuat laporan penerimaan, penyaluran dan persediaan barang
milik daerah.
c. Pemeriksaan juga dapat langsung dilakukan olehBPK, BPKP, Banwas/
Inspektorat Provinsi maupun Banwas/ Inspektorat Kabupaten ke
puskesmas yakni pemeriksaan bendahara PUMC puskesmas dan
pemeriksaan bendahara penerima penyetor puskesmas. Data-data yang
diperiksa meliputi pemeriksaan pembukuan serta penggunaan semua
(77)
56 BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Table 5.1 menjelaskan tentang karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin sebagai berikut
Tabel 5.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 13 39.4% Perempuan 20 60.6%
Total 33 100%
Sumber : Data diolah
Dari table 5.1 diketahui jumlah responden laki-laki adalah 13 0rang
dengan jumlah persentase 39,4% yang mana jumlahnya didominasi oleh
responden perempuan dengan jumlah 20 orang dengan persentase 60,6%.
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.2 menjelaskan tentang karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan sebagai berikut :
Tabel 5.2 Karakterisitk Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah Presentase
SMA 11 33.3%
D3 20 60.6%
S1 2 6.1%
Total 33 100%
(78)
Dari tabel 5.2 diketahui bahwa responden hanya menjenjang
pendidikan SMA, D3, dan S1. Responden yang menjenjang pendidikan
SMA terdiri dari 11 orang dengan persentase sebesar 33,3%. Responden
yang memiliki pendidikan D3 sebanyak 20 orang dengan besar
persentase yaitu 60,6%. Sedangkan Responden yang memiliki jenjangan
pendidikan S1 adalah sebanyak 2 orang dengan jumlah persentase
sebesar 6,1%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Mangarai sangat kekurangan bendahara yang
menjenjang tingkat pendidikan S1. Hal ini harus diperhatikan karena
tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang.
B. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian
validitas dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 16,0 Window Hasil
pengujiannya seperti yang terlihat pada tabel 5.1 dan tabel 5.2 berikut ini
a. Pengujian Validitas Audit Internal Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan
Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas BPKP
Pernyataan r hitung r table Keputusan
Watchdog 1 0,700 0,355 Valid
(79)
Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas BPKP (Lanjutan)
\Watchdog 3 0,610 0,355 Valid
Watchdog 4 0,262 0,355 Tidak Valid
Watchdog 5 0,697 0,355 Valid
Konsultan 1 0,392 0,355 Valid Konsultan 2 0,603 0,355 Valid Konsultan 3 0,219 0,355 Tidak Valid Konsultan 4 0,685 0,355 Valid Konsultan 5 0,479 0,355 Valid Katalisator 1 0,508 0,355 Valid Katalisator 2 0,452 0,355 Valid Katalisator 3 0,229 0,355 Tidak Valid Katalisator 4 0,424 0,355 Valid Katalisator 5 0,303 0,355 Tidak Valid
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5.3 di atas bisa diketahui bahwa pernyataan yang
digunakan dalam instrumen penelitian memiliki r hitung lebih besar dari
0.355. Itu dikatakan valid jika koefisien korelasi product moment lebih
dari (>) r-tabel (α; n – 2), n merupakan jumlah sampel. Ketiga Sig. ≤ α (Siregar, 2013:48). Data yang diketahui dari tabel 5.3 bahwa dari 15
pernyataan mengenai peran auditor internal pemerintah yaitu BPKP
terdapat 4 pernyataan yang tidak valid, pernyataan tersebut terdapat pada
watchdog 4 dan konsultan 3 dan terdapat pada pernyataan katalisato r3 dan
katalisator 5. pengategorian kevalidan sebuah pernyataan diindikasi dari
nilai r tabel. Dengan jumlah responden adalah 33 orang, diperoleh r tabel
sebesar 0.355. Nilai r hitung yang sesuai atau lebih besar dari r tabeladalah
valid, sedangkan nilai r hitung yang lebih kecil dari adalah tidak valid.
Untuk keempat pernyataan yang tidak valid tersebut penulis memutuskan
(1)
Bidang Kesga Bidang PPSM
(2)
(3)
LAMPIRAN G Surat Keterangan Penelitian
(4)
(5)
(6)