Audit Internal Jenis-jenis Audit

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Audit Internal

Secara umum kegiatan audit adalah ditujukan untuk memperbaiki kinerja unit organisasi dan pengertian audit internal, menurut Tugiman 1998:7 audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Menurut Sukrisno 2012 : 203 audit internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan- ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah seperti bidang perpajakan, pasar modal, hidup, perbankan, perindustrian, investasi, dan lain-lain. Menurut Fonorow 1989 dalam Sukrisno 2013:204 Internal auditing adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi dan kegunaanya dari catatan-catatan akuntansi perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan. Sedangkan menurut Halim 2008:11 “Auditor Internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan Auditing internal adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif”. Dari definisi-definisi tersebut maka penulis menyimpulkan yang dimaksudkan dengan auditor internal adalah kegiatan mengontrol lingkungan perusahaan oleh seorang yang memiliki keterampilan dalam menganalisis, menilai, memberikan saran dan komentar untuk meningkatkan efesinsi dan keefektivitasan kegiatan usaha perusahaan.

B. Jenis-jenis Audit

Jenis-jenis audit Pusdiklatwas BPKP-2009 dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu menurut pihak yang melakukan audit dan menurut tujuan pelaksanaan audit . Menurut pihak yang melakukan audit dikelompokan menjadi dua audit intern dan aduit ekstern. Sedangkan menurut Undang- undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dibedakan menjadi audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu. 1. Jenis audit menurut pihak yang melakukan audit a. Audit Internal Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam organisasi auditi. Pengertian organisasi auditi dalam hal ini harus dilihat dengan sudut pandang yang tepat. Organisasi auditi misalnya adalah pemerintah daerah, kementerian negara, lembaga negara, perusahaan, atau bahkan pemerintah pusat. Sebagai contoh, untuk pemerintah daerah, maka audit intern adalah audit yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern daerah yang bersangkutan Bawasda. Sedangkan pada organisasi kementerian negara audit intern, dilakukan oleh inspektorat jenderal departemen dan dalam organisasi pemerintah pusat audit intern dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP. Audit intern dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dalam manajemen. Jadi pelaksanaan audit intern lebih diarahkan pada upaya membantu bupati walikota gubernur menteri presiden meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. b. Audit Eksternal Audit ekstern adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi auditi. Dalam pemerintahan Republik Indonesia, peran audit ekstern dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. BPK menjalankan audit atas pengelolaan keuangan negara termasuk keuangan daerah oleh seluruh organ pemerintahan, untuk dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR. Namun demikian, dengan merujuk pembahasan di atas, maka untuk menentukan apakah suatu audit merupakan audit ekstern atau intern harus merujuk pada lingkup organisasinya. Sebagai contoh, audit yang dilakukan oleh BPKP terhadap departemen lembaga merupakan audit ekstern bagi departemenlembaga yang bersangkutan, namun merupakan audit intern dilihat dari sisi pemerintah 2. Jenis audit menurut tujuan pelaksanaan audit : a. Audit Keuangan Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan. Audit pemeriksaan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, tentang kesesuaian antara laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam hal ini pemerintah dengan standar akuntansi yang berlaku dalam hal ini Standar Akuntansi PemerintahanSAP. Hasil dari audit keuangan adalah opini pendapat audit mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan SAP. Sesuai dengan Undang-Undang 15 Tahun 2004, kewenangan melakukan audit keuangan berada di tangan BPK. APIP tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan audit keuangan atas laporan keuangan instansi pemerintah. Namun demikian, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, APIP berkewajiban melakukan reviu intern atas laporan keuangan yang disusun oleh kementerianlembagapemerintah daerah. Tujuan pelaksanaan review intern tersebut adalah, untuk meyakinkan bahwa penyusunan laporan keuangan instansi pemerintah telah sesuai dengan SAP. Dengan demikian pada waktu diaudit oleh BPK tidak terdapat lagi permasalahan, yang menyebabkan BPK memberikan opini atas laporan keuangan pemerintah selain Wajar Tanpa Pengecualian atau setidaknya Wajar Dengan Pengecualian. b. Audit Kinerja Audit Operasional Banyak nama dan istilah yang dipergunakan untuk menunjuk pada pengertian jenis audit ini. Istilah yang paling sering dijumpai adalah performance audit, Value for Money VFM audit, audit manajemen, audit operasional atau audit 3 E. Audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Dalam melakukan audit kinerja, auditor juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan serta pengendalian intern. Audit kinerja menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Dalam audit kinerja, langkah yang ditempuh mencakup identifikasi sebab dan akibat mengapa kegiatan tidak dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif, dalam rangka memberikan rekomendasi perbaikan kepada pihak yang berkepentingan. Kriteria yang digunakan dalam audit kinerja adalah ekonomis, efisien, dan efektif, karena itu, audit kinerjaoperasional lazim dikenal dengan sebutan audit 3E. Kriteria audit keuangan yaitu standar akuntansi yang berlaku umum jelas bentuknya, karena itu relatif lebih mudah didapatkan dan dipelajari. Sedangkan kriteria yang digunakan dalam audit operasional yaitu ekonomis, efisien, dan efektif, mungkin tidak mudah didapatkan oleh auditor, karena sangat tergantung dari kondisi, tempat, dan waktu. Dapat dikemukakan bahwa audit operasional memiliki ciri atau karakteristik antara lain sebagai berikut: 1 Bersifat konstruktif dan bukan mengkritik 2 Tidak mengutamakan mencari-cari kesalahan pihak auditi 3 Memberikan peringatan dini, jangan terlambat 4 Objektif dan realistis 5 Bertahap 6 Data mutakhir, kegiatan yang sedang berjalan 7 Memahami usaha-usaha manajemen management oriented 8 Memberikan rekomendasi bukan menindak lanjuti rekomendasi. Apabila audit operasional berjalan baik dan rekomendasi audit dilaksanakan oleh manajemen auditi, diharapkan akan didapat manfaat dari audit operasional antara lain: 1 Biaya-biaya kegiatan akan lebih kecil atau ekonomis 2 Hasil kerja produktivitas akan meningkat 3 Rencana, kebijakan, dan lain-lain yang tidak tepat dapat diperbaiki 4 Suasana kerja menjadi lebih sehat c. Audit dengan Tujuan Tertentu Audit dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerjaaudit operasional. Sesuai dengan definisinya, jenis audit ini dapat berupa semua jenis audit, selain audit keuangan dan audit operasional. Jenis audit tersebut termasuk di antaranya audit ketaatan dan audit investigatif. 1 Audit Ketaatan Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara kondisipelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria yang digunakan dalam audit ketaatan adalah peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi auditi. Perundang-undangan di sini diartikan dalam arti luas, termasuk ketentuan yang dibuat oleh yang lebih tinggi dan dari luar auditi asal berlaku bagi auditi dengan berbagai bentuk atau medianya, tertulis maupun tidak tertulis. 2 Audit Investigatif Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu indikasi penyimpangankecurangan benar terjadi atau tidak terjadi. Jadi fokus audit investigatif adalah membuktikan o kecurangan terbukti, audit investigatif harus dapat mengidentifikasi pihak yang harus bertanggung jawab atas penyimpangankecurangan tersebut.

C. Tujuan Audit