digunakan. Jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda juga. Disamping
itu, untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan gabungan faktor produksi yang berbeda.
Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapat ditentukan gabungan faktor produksi
yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang tersebut.
2.2.3 Teori Produksi
Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan berikut:
a. Teori produksi dengan satu faktor berubah.
b. Teori produksi dengan dua faktor berubah.
a. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya
adalah tetap jumlah, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor
produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang
Universitas Sumatera Utara
Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari hubungan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya tenaga kerja terus menerus ditambah
sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan
akan semakin berkurang dan akhirnya akan mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin
lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang
menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
• Tahap pertama: Produksi total mengalami pertambahan yang semakin
cepat.
• Tahap kedua: Produksi total pertambahannya semakin lambat. • Tahap ketiga: Produksi total semakin lama semakin berkurang.
Dalam tabel di bawah ini dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah
tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan dalam kolom 3 mengalami pertambahan yang semakin cepat
apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam
Universitas Sumatera Utara
keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama. Dalam tahap ini setiap
tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan ini dinamakan
produksi marginal pekerja yang semakin bertambah. Data dalam kolom 4 yaitu data
produksi marginal pada tahap pertama, menggambarkan keadaan tersebut.
Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6, dan selanjutnya 6 menjadi 7, produksi total tetap bertambah;
tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan
ini produksi mencapai tahap kedua, yaitu keadaan dimana produksi marginal semakin berkurang. Maksudnya, setiap pertambahan pekerja akan menghasilkan
tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja sebelumnya.
Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi
total, yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit.
Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi totalnya menurun. Produksi total berkurang lebih lanjut apabila tenaga kerja
menjadi 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi
Tanah Tenaga Kerja Produksi Total Produksi Produksi Tahap hektar orang
unit marginal rata-rata unit unit
1 2 3 4 5 6
1 1
150 150
150 1
2 400
250 200 Pertama
1 3
810 410
270
1 4
1080 270
270 1
5 1290
210 258
1 6
1440 150
240 Kedua
1 7
1505 65
215 1
8 1520
15 180
1 9
1440 -80
160 Ketiga
1 10
1300 -140
130
Universitas Sumatera Utara
Produksi Total, Produksi Rata-Rata, dan Produksi Marginal Kolom 4 menunjukkan nilai produksi marginal, yaitu tambahan produksi
yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆L
adalah pertambahan tenaga kerja, ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka
produksi marginal MP dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: MP =
L TP
∆ ∆
Besarnya produksi rata-rata, yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja, ditunjukkan dalam kolom 5. Apabila produksi total adalah TP,
jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata AP dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
AP =
L TP
b. Teori Produksi dengan dua faktor berubah