Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Nilai Tukar Kurs Valuta Asing .1 Pengertian Nilai Tukar atau Kurs Valuta Asing

pembangunan. Mereka tidak hanya menjadi penonton namun ikut terlibat di dalamnya. Prasarana fisik yang dibangun oleh Inalum seperti jalan penghubung mulai dari Porsea ke Parhitean serta dari Kebun Kopi sampai Kuala Tanjung membuat daerah mereka tidak lagi terisolir, sehingga semakin melancarkan roda perekonomian masyarakat. Hasilnya jelas kelihatan dari perkembangan kota Porsea, Indrapura dan Tebing Tinggi. Sinergi antara Inalum dan masyarakat sekitar yang sudah dibina sejak masa pembangunan harus terus berlanjut. Peran Inalum sebagai “penggerak pembangunan” mempunyai tujuan dan makna tersendiri serta harus melekat terus sampai kapanpun. PT Inalum menghasilkan batangan aluminium atau yang disebut juga dengan aluminium ingot. Jenis produksi ini termasuk pada industrial goods yang diolah kembali menjadi barang jadi atau siap pakai. Kemudian produksi aluminium ingot ini, ada yang diekspor ke Jepang dan non-Jepang, dan ada juga yang dipasarkan di dalam negeri. Hasil dari penjualan aluminium ingot ini ekspor dan penjualan domestik adalah 60 untuk Jepang dan sisanya 40 untuk dalam negeri, dihitung berdasarkan perbandingan sahamnya. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin menulis suatu skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh Kurs Rupiah atas Dollar AS dan Produksi PT. Inalum terhadap Nilai Ekspor Aluminium Ingot Studi Kasus PT. Inalum.”

1.2 Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara Yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah: “Bagaimana pengaruh Kurs Rupiah atas Dollar AS dan Produksi PT Inalum terhadap Nilai Ekspor Aluminium Ingot?”

1.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian yang memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Dari rumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah: “Kurs Rupiah atas Dollar AS dan Produksi PT Inalum mempunyai pengaruh positif terhadap Nilai Ekspor Aluminium Ingot, ceteris paribus.”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh Kurs Rupiah atas Dollar AS dan Produksi PT Inalum terhadap Nilai Ekspor Aluminium Ingot.”

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan studi dan literatur tambahan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan USU yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 2. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis. 3. Sebagai masukan yang akan bermanfaat bagi pemerintah dan instansi-instansi yang terkait. 4. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis mengenai pengaruh Kurs Rupiah atas Dollar AS dan Produksi PT Inalum terhadap Nilai Ekspor Aluminium Ingot. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Nilai Tukar Kurs Valuta Asing 2.1.1 Pengertian Nilai Tukar atau Kurs Valuta Asing Pengertian nilai tukar foreign exchange rate menurut Cornelius Luca di dalam bukunya yang berjudul “Trading in the Global Currency Markets” adalah sebagai berikut: “An exchange rate is therefore the price of one currency in terms of another.” Luca, 1995:1. Dari definisi tersebut, nilai tukar valuta asing dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani dalam buku “Capital Markets” memberikan definisi mengenai nilai tukar sebagai berikut: “An exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchanged per unit of another currency, or the price of one currency in terms of another currency.” Fabozzi dan Modigliani, 1992:664. Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. Universitas Sumatera Utara Terdapat dua cara untuk menyatakan kurs, yaitu: a. Model Eropa yang sering disebut dengan Indirect Quote. Model ini merupakan cara yang paling umum dipakai dalam perdagangan valuta asing atau antarbank di seluruh dunia. Penetapan kursnya dilakukan berdasarkan pada berapa unit mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang dalam negeri. Contohnya, kurs US Dollar terhadap Rupiah pada tanggal 16 Maret 2004 adalah 0.0000116 US Dollar per 1 Rupiah. Kurs ini biasa disebut sebagai harga satu unit mata uang domestik dalam mata uang asing. b. Model Amerika yang sering disebut Direct Quote. Model ini disebut sebagai harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik. Contohnya, kurs Rupiah terhadap Dollar pada tanggal 16 Maret 2004 adalah Rp 8.610,00 per 1 US Dollar. Dengan kata lain, model ini menjelaskan berapa unit Rupiah yang dibutuhkan untuk membeli satu unit US Dollar. Kurs ini merupakan kurs yang biasa dipakai di Indonesia. Apabila nilai tukar didefinisikan sebagai nilai Rupiah dalam valuta asing dapat diformulasikan sebagai berikut: NT IDRUSD = Rupiah yang diperlukan untuk membeli satu Dolar Amerika USD. NT IDRYEN Dalam hal ini, apabila nilai tukar meningkat maka berarti Rupiah mengalami depresiasi, sedangkan apabila nilai tukar menurun maka Rupiah mengalami apresiasi. Sementara untuk sesuatu negara menerapkan sistem nilai tukar tetap, perubahan nilai tukar dilakukan secara resmi oleh pemerintah. Kebijakan suatu = Rupiah yang diperlukan untuk membeli satu Yen Jepang. Universitas Sumatera Utara negara secara resmi menaikkan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing disebut dengan revaluasi, sementara kebijakan menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang asing disebut devaluasi. Apabila nilai tukar didefinisikan sebagai nilai valuta asing terhadap Rupiah dapat diformulasikan sebagai berikut: NT USDIDR = Dolar Amerika yang diperlukan untuk membeli satu Rupiah. NT YENIDR 1. Konsep Nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. = Yen yang diperlukan untuk membeli satu Rupiah. Dengan menggunakan konsep ini, apabila nilai tukar meningkat, maka Rupiah mengalami apresiasi untuk sistem nilai tukar mengambang bebas atau revaluasi untuk sistem nilai tukar tetap, sedangkan apabila nilai tukar menurun, maka Rupiah mengalami depresiasi untuk sistem nilai tukar mengambang bebas atau devaluasi untuk sistem nilai tukar tetap. Nilai tukar didasari oleh dua konsep, antara lain: 2. Konsep Riil, yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional. Dalam transaksi perdagangan internasional, suatu negara tidak hanya melakukan transaksi pada satu negara, tetapi juga dengan beberapa negara. Dengan demikian, pengukuran nilai tukar riil suatu negara terhadap mitra dagangnya perlu juga disesuaikan dengan memperhitungkan laju inflasi dan nilai tukar dari masing- Universitas Sumatera Utara masing negara tersebut. Pengukuran rata-rata nilai tukar suatu mata uang riil terhadap seluruh atau sejumlah mata uang asing disebut sebagai nilai tukar efektif. Sebagai suatu angka rata-rata biasanya dalam menghitung nilai tukar efektif tersebut dipergunakan suatu bobot atas suatu mata uang tertentu. Bobot tersebut, misalnya, dapat berupa pangsa perdagangan suatu negara dengan negara lain. Nilai tukar efektif ini dapat dihitung antara satu negara dengan negara lain bilateral atau satu negara dengan beberapa negara multilateral. Pasar valuta asing Foreign Exchange Market adalah sebuah pasar atau tempat pertemuan dimana individu, perusahaan, dan kalangan perbankan mengadakan jual beli mata uang dari berbagai negara atau valuta-valuta asing. Pasar ini tidak memiliki lokasi fisik yang tunggal, akan tetapi ada dimana saja dan kapan saja transaksi valuta asing menjadi kebutuhan. Secara prinsip bursa didapati di pusat-pusat keuangan utama seperti London dan New York yang terdiri atas pencipta bursa market maker yang dipersiapkan untuk perdagangan valuta asing.

2.1.2 Kurs Beli dan Kurs Jual

Kurs yang di-quote menunjukkan kesediaan untuk membeli dan menjual mata uang asing pada harga atau rate yang ditetapkan. Secara umum, terdapat dua macam kurs, yaitu kurs beli bid dan kurs jual offer. Kurs beli adalah harga dimana dealer yang terdiri dari bank dan money changer bersedia membeli mata uang asing. Kurs jual adalah harga dimana dealer Universitas Sumatera Utara bersedia menjual mata uang asing. Selisih antara kurs jual dan kurs beli merupakan keuntungan dealer tersebut.

2.1.3 Sistem Nilai Tukar Valuta Asing

Sistem nilai tukar yang dipakai oleh banyak negara di dunia, yaitu Gillis et al, 1996: a. Sistem fixed pegged, dimana otoritas moneter selalu mengintervensi pasar untuk mempertahankan nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata uang asing tertentu. Intervensi tersebut memerlukan cadangan devisa yang relatif besar. Tekanan terhadap nilai tukar valuta asing, yang biasanya bersumber dari defisit neraca perdagangan, cenderung menghasilkan kebijakan devaluasi. b. Sistem Adjustable peg, dimana otoritas moneter terikat untuk mempertahankan nilai tukar valuta asing. Namun, otoritas moneter berhak mengubah kurs apabila terjadi perubahan kebijakan. c. Sistem Crawling peg, dimana otoritas moneter mengaitkan mata uang dalam negeri terhadap satu atau beberapa mata uang asing. Nilai tukar valuta asing dalam sistem ini diubah secara periodik dan berangsur-angsur dalam persentase yang kecil. d. Sistem Managed float, dimana otoritas moneter tidak terikat untuk mempertahankan nilai tukar valuta asing tertentu. Namun, otoritas moneter secara kontinyu mengintervensi pasar berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya, karena cadangan devisa yang menipis. Contoh yang lain, otoritas Universitas Sumatera Utara moneter dapat mengintervensi pasar agar nilai mata uang Rupiah melemah untuk mendorong peningkatan ekspor. e. Sistem Wider band, dimana otoritas moneter membiarkan nilai tukar valuta asing mengambang atau berfluktuasi di antara dua titik tertinggi dan terendah, misalnya di antara Rp4.000 – Rp3.000 per 1 US Dollar. Jika keadaan perekonomian menyebabkan kurs bergerak melampaui dua titik tersebut, otoritas moneter akan mengintervensi pasar dengan cara membeli atau menjual Rupiah atau US Dollar. Intervensi tersebut menjaga nilai tukar Rupiah tetap berada di antara kedua titik tersebut. f. Sistem Free floating berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed. Dalam sistem ini, otoritas moneter secara teoretis tidak perlu mengintervensi pasar sehingga sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Valuta Asing

Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang lokal diciptakan secara tetap terhadap mata uang asing. Sementara dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau kurs dapat berubah-ubah setiap saat, tergantung pada jumlah penawaran dan permintaan valuta asing relatif terhadap mata uang domestik. Setiap perubahan dalam penawaran dan permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang yang bersangkutan. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing, antara lain adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor turun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar. b. Faktor aliran modal keluar capital outflow. Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia baik swasta dan pemerintah kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri. c. Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing. Sementara itu, penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama, antara lain adalah sebagai berikut: a. Faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka jumlah valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi. b. Faktor aliran modal masuk capital inflow. Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan utang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh Universitas Sumatera Utara pihak asing Portfolio Investment dan investasi langsung pihak asing Foreign Direct Investment.

2.1.5 Teori Nilai Tukar Valuta Asing

Berikut ini adalah beberapa teori yang berkaitan dengan nilai tukar valuta asing, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Balance of Payment Approach.