• Stasiun Pembangkit Listrik Tangga
Air disalurkan melalui sebuah terowongan bawah tanah yang panjangnya 3.150 m. Terpasang 4 unit generator masing-masing berkapasitas 79,2 MW dan
berada di atas permukaan tanah.
• Jaringan Transmisi
Tenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah
menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung tegangannya diturunkan menjadi 33 KV untuk didistribusikan ke tiga
gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Masing-masing gedung tungku reduksi mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.
Sesuai dengan Perjanjian Induk kelebihan tenaga listrik dengan batasan maksimum 50 MW diserahkan kepada pemerintah melalui PLN. Kelebihan tenaga
listrik tegangan 275 KV ini disalurkan melalui gardu induk Kuala Tanjung ke gardu induk PLN untuk didistribusikan ke masyarakat melalui jaringan transmisi 150 KV.
4.2 Perkembangan Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
Kestabilan nilai tukar rupiah sangat penting dalam upaya memperkokoh stabilitas makroekonomi sekaligus memelihara kesinambungan proses pemulihan
ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan nilai tukar rupiah dari tahun ke tahun mengalami pergerakan yang relatif melemah hingga terjadinya krisis ekonomi yang melanda beberapa
negara di Asia Tenggara. Namun, pasca krisis ekonomi, nilai tukar rupiah mulai menguat. Hal ini tidak terlepas dari konsistensi kebijakan ekonomi makro dan
kebijakan stabilisasi nilai tukar yang diupayakan oleh Bank Indonesia, serta membaiknya faktor fundamental dan dipicu oleh membaiknya faktor-faktor
sentiment. Bila dilihat dari tahun 1984 sampai dengan 1996, nilai tukar rupiah cukup
stabil. Akan tetapi setelah negara Indonesia mengalami krisis moneter maka nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi yang sangat besar. Krisis nilai tukar yang terjadi
pada tahun 19971998 tidak saja telah merusak sendi-sendi ekonomi tetapi juga telah merusak kehidupan sosial. Depresiasi nilai tukar yang sangat tinggi telah
mengakibatkan harga barang-barang impor membumbung tinggi dan inflasi meroket hingga mencapai 77,6 pada tahun 1998. Depresiasi nilai tukar juga mengakibatkan
banyak industri di dalam negeri mengalami kesulitan terutama industri yang bahan bakunya tergantung dari impor. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan besarnya
kewajiban hutang luar negeri perusahaan dan perbankan di Indonesia serta kerusuhan sosial. Kesemua faktor tersebut berakumulasi dan mengakibatkan kegiatan ekonomi
mengalami kontraksi yang dalam hingga mencapai -13.1 pada tahun 1998 dan pengangguran meningkat pesat.
Namun, sejalan dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik, stabilitas moneter dapat terjaga, serta tidak terdapat gejolak sosial yang berarti,
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan pergerakan nilai tukar rupiah yang terus menguat dengan volatilitas menurun yang terjadi sejak tahun 2002 ternyata masih berlanjut hingga tahun 2004,
dimana nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil meskipun pada pertengahan tahun sempat mengalami tekanan depresiasi, yang dipicu oleh beberapa perkembangan
faktor internasional dan domestik. Meskipun dari tahun 2002 hingga tahun 2004 pergerakan rupiah relatif stabil,
tidak menutup kemungkinan rupiah juga mengalami depresiasi di pertengahan tahun. Hal itu tidak terlepas dari kondisi permintaan dan penawaran valuta asing masih
rentan akibat beberapa permasalahan, kondisi sektor keuangan yang mengalami likuiditas rupiah, faktor eksternal yang terkait dengan merebaknya ekspektasi
masuknya ekonomi Amerika Serikat dalam siklus kebijakan moneter ketat, melambungnya harga minyak dunia, dan memanasnya suhu politik pada tahun 2004,
dan peringkat hutang Indonesia yang buruk di mata dunia. Dan diperoleh juga bahwa dalam jangka panjang kegiatan ekspor juga akan
dapat menyesuaikan diri daripada perubahan yang terjadi atas menguatnya nilai tukar rupiah.
Keseimbangan proses ekspor dan impor harus dijaga sebagai akibat dari penguatan nilai tukar rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Adapun perkembangan kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Perkembangan Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS
dari tahun 1984-2005 dalam RpUS
Tahun Kurs
X1 RpUS
1984 1076
1985 1590
1986 1655
1987 1652
1988 1729
1989 1805
1990 1901
1991 1992
1992 2062
1993 2110
1994 2200
1995 2308
1996 2383
1997 4650
1998 8025
1999 7850
2000 8438
2001 10255
2002 9318
2003 8572
2004 8940
2005 9713
Sumber: Laporan Statistik Ekonomi Keuangan BI Cab. Sumut
Universitas Sumatera Utara
Di bawah ini akan digambarkan posisi kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS dari tahun 1984-2005:
2000 4000
6000 8000
10000 12000
19 84
19 87
19 90
19 93
19 96
19 99
20 02
20 05
Tahun 1984-2005 K
u rs
R p
U S
Kurs RpUS
Grafik 4.1 Grafik Perkembangan Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS
dari tahun 1984-2005 dalam RpUS
4.3 Perkembangan Produksi PT Inalum