B. Upaya yang Dapat Dilakukan Dalam Terhadap Pelaksaanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat Dalam Pembinaan Narapidana
Untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan tugas Hakim pengawas dan pengamat dalam pembinaan narapidana di Lapas Kls II A Sibolga, diidentifikasi
2 variabel.
1. Bidang Hukum
Faktor ketidaksinkronnya materi hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Hakim pengawas dan pengamat terhadap pembinaan
terhadap narapidana, maka pada tataran normatif yang harus dilakukan adalah memperbaharui KUHAP dan Undang-undang Pemasyarakatan.
41
41
Wawancara dengan bapak Siahaan, Panitera Muda Pengadilan Negeri Sibolga tanggal 17 Februari 2011
Dari pendapat ini, maka pembentuk undang-undang harus mengadakan pilihan di antara banyak
kemungkinan dan syarat-syarat. Pembentuk undang-undang harus menetapakan prioritas-prioritas serta apa yang dikehendaki dan pandangannya mengenai hukum
yang berkembang dengan mengacu kepada politik hukum. Dengan demikian undang-undang merupakan alat untuk mengadakan dan mengarahkan serta
mendorong perubahan dalam masyarakat. Sahardjo, termasuk orang yang ingin mempengaruhi pikiran pembentuk undang-undang agar dapat menerima
pemasyarakatan sebagai tujuan pidana penjara dan memberikan saran kepada pembentuk undang-undang agar merumuskan hukum pidana yang melindungi
pelaku dan masyarakat serta merubah pandangan masyarakat terhadap narapidana.
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang Pemasyarakatan yang diperbaharui atau yang dicita-citakan ius constituendum harus mengakomodasikan ketentuan tentang pengawasan
dan pengamatan, sehingga sebagai undang-undang pokok pemasyarakatan ketentuan tentang pengawasan dan pengamatan populer dikalangan Lapas.
Selain mengakomodasikan ketentuan tentang pengawasan dan pengamatan ke dalam Undang-undang Pemasyarakatan, yang juga harus dilakukan adalah
melengkapi Undang-undang Pemasyarakatan yang diperbaharui atau dicita-citakan tersebut dengan peraturan organik yang menentukan dengan rincidetail tentang
pengawasan dan pengamatan. Peraturan organik tentang pengawasan dan pengamatan yang dicita-citakan ius constituendum harus menentukan tidak
hanya sejauh mana keaktifan Hakim pengawas dan pengamat mencegah terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak narapidana seperti yang ditentukan
di dalam S.E.-M.A.71985, tetapi juga harus menentukan bagaimana apabila Hakim pengawas dan pengamat sendiri yang tidak melaksanakan tugasnya.
Kalau menurut S.E.- M.A.71985 dipergunakan istilah metode persuasif yang ditunjang oleh asas kekeluargaan. Apabila Hakim pengawas dan pengamat
menemukan pelanggaran terhadap hak hak narapidana, maka seharusnya apabila Hakim pengawas dan pengamat sendiri yang melakukan pelanggaran,
andaikan tidak melaksanakan kunjungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ada juga suatu metode untuk menegur Hakim pengawas dan
pengamat yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2. Bidang Kelembagaan