Selanjutnya, dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas Hakim pengawas dan pengamat, tidak pula ditentukan
suatu sanksi bagi Hakim pengawas dan pengamat apabila tidak melaksanakan tugasnya. Ketiadaan ketentuan mengenai kelalaian Hakim pengawas dan
pengamat dalam pelaksanaan tugasnya untuk mendukung pola pembinaan narapidana juga diduga kuat sebagai faktor lainnya pelaksanaan tugas Hakim
pengawas dan pengamat sebagaimana terjadi di Lembaga permasyarakatan Sibolga.
2. Faktor Kelembagaan
Kelembagaan Hakim pengawas dan pengamat dan Lapas ataupun lembaga Kejaksaan sebagai mitra kerja pada kenyataannya kurang mendukung efektifnya
pelaksanaan pengawasan dan pengamatan. Dalam hal terjadinya kelalaian dalam pelaksanaan putusan pengadilan oleh Jaksa dan Lapas secara kelembagaan ketiga
institusi tersebut mempunyai tata organisasi tersendiri dan kedudukannya adalah sama, sehingga Hakim pengawas dan pengamat tidak mempuyai kewenangan
untuk menegur secara langsung, hanya sebatas menyampaikan surat kepada pimpinan instansi masing-masing.
37
Secara kualitas Hakim pengawas dan pengamat yang ada saat ini memang sudah memenuhi kualifikasi seorang Hakim pengawas dan pengamat yang
dipersyaratkan oleh Boy Mardjono Reksodiputro yang mengatakan bahwa : ... oleh karena itu diperlukan seorang hakim dengan pengalaman yang luas
seorang hakim yang senior untuk memangku jabatan ini. Tak mungkin jabatan ini dipegang oleh seorang hakim yang baru memulai kariernya. Hakim pengawas
Selanjutnya secara kelembagaan pelaksanaan tugas Hakim pengawas dan
pengamat juga harus didukung oleh kualitas dan kuantitas Hakim pengawas dan pengamat itu sendiri.
37
Wawancara dengan Bapak Arie Hazairin, Hakim Pengawas dan Pengamat Pengadilan Negeri Sibolga tanggal 18 Februari 2011
Universitas Sumatera Utara
dan pengamat Pengadilan Negeri Sibolga saat ini seorang hakim senior namun secara kuantitas jumlah yang ada saat ini tidak memadai, yakni hanya 1 satu
orang Hakim pengawas dan pengamat yang diangkat oleh ketua pengadilan dari 9 sembilan orang hakim yang betugas di pengadilan negeri sibolga. Sedikitnya
diperlukan 2 dua orang Hakim pengawas dan pengamat untuk melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap narapidana di Lapas Sibolga sebanding
dengan jumlah narapidananya. Dimana jumlah narapidana narkotika di lembaga permasyarakatan sibolga kurang lebih 49 empat puluh sembilan orang dari 270
dua ratus tujuh puluh orang keseluruhan narapidana di lembaga permasyarakatan Sibolga.
38
Apabila dari kelembagaan Hakim pengawas dan pengamat, kuantitas dan kepadatan tugas pokok Hakim pengawas dan pengamat serta kurangnya pegawai
yang membantu Hakim pengawas dan pengamat dalam pelaksanaan tugas dalam pembinaan narapidana menjadi hambatan untuk efektifnya tugas Hakim pengawas
dan pengamat, maka dari kelembagaan Lapas hambatannya lain lagi. Hambatan dari Lapas adalah tidakkurang dipahaminya tentang tugas Hakim pengawas dan
pengamat dalam perlindungan hak-hak narapidana. Tugas Hakim pengawas dan pengamat dalam perlindungan hak-hak narapidana dilihat justru lebih sebagai
campur tangan Pengadilan atas tugas-tugas Pemasyarakatan.
39
38
Wawancara dengan Bapak Sinulingga, Kepala Bagian Tata Usaha Lembaga Permasyarakatan Sibolga tanggal 18 Februari 2011
39
Wawancara dengan Bapak Siahaan, Panitera Muda Pengadilan Negeri Sibolga tanggal 17 Februari 2011
Akibat tugas Hakim pengawas dan pengamat dalam perlindungan hak-hak narapidana tidak
kurang mendapat respons dari Lapas. Integrated criminal justice system yakni
Universitas Sumatera Utara
keterpaduan sistem peradilan pidana nampaknya memang baru sebatas slogan. Diduga kuat tidakkurang dipahaminya oleh umumnya petugas Lapas tentang
tugas Hakim pengawas dan pengamat dalam perlindungan hak-hak narapidana tersebut adalah karena peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
tugas Hakim pengawas dan pengamat dalam perlindungan hak-hak narapidana tersebut sendiri tidak terpadu. Seperti dijelaskan sebelumnya di dalam Bab XX
KUHAP, Pasal 277-283 telah ditentukan prosedur acara pengawasan dan pengamanan putusan pengadilan putusan yang menjatuhkan pidana perampasan
kemerdekaan, demikian pula di dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia 7 Tahun 1985, namun tidak dikenal dalam Undang-undang
Pemasyarakatan.
40
Selanjutnya, setelah lembaga peradilan menjadi satu atap dengan Mahkamah Agung, permasalahan menyangkut pelaksanaan tugas pengawasan
dan pengamatan semakin bertambah. Semula Pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan berada di bawah Departemen Kehakiman dan HAM, sehingga
akan lebih memudahkan dalam melakukan koordinasi pelaksanaan pengawasan dan pengamatan antara Hakim pengawas dan pengamat dengan Lembaga
Pemasyarakatan. Namun dengan disatukannya lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung, maka pengawasan dan pengamatan memerlukan adanya
pedoman pelaksanaan tugas pengawasan dan pengamatan yang dapat mengikat hakim pengawas dan pengamat serta Lembaga Pemasyarakatan.
40
Wawancara dengan Bapak Siahaan, Panitera Muda Pengadilan Negeri Sibolga tanggal 17 Februari 2011
Universitas Sumatera Utara
B. Upaya yang Dapat Dilakukan Dalam Terhadap Pelaksaanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat Dalam Pembinaan Narapidana
Untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan tugas Hakim pengawas dan pengamat dalam pembinaan narapidana di Lapas Kls II A Sibolga, diidentifikasi
2 variabel.
1. Bidang Hukum