signifikan pelatihan CTS dengan metode simulasi dengan pengetahuan siswa. Senada dengan penelitian Facturahman, dan Bulkani 2006 bahwa
penggunaan metode simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap upaya penanggulangan narkoba dan pencegahan kehamilan tidak diinginkan,
dengan perbedaan rerata nila 59,0 sebelum dilakukan intervensi menjadi 73,5 setelah dilakukan intervensi simulasi dan secara statistik dengan uji pair t-test
menunjukkan pada nilai p=0,004 terdapat perbedaan signifikan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan intervensi simulasi, dan hasil uji pair t-test
juga menunjukkan pada nilai t=64,319 menunjukkan terdapat pengaruh metode simulasi dengan pengetahuan siswa tentang penanggulangan narkoba dan pencegahan
kehamilan tidak diinginkan.
5.4. Perbedaan Sikap Tokoh Masyarakat Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Intervensi Simulasi
Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Tokoh Masyarakat sebelum dilakukan intervensi simulasi mempunyai sikap kategori cukup 18 orang
32,1 dan pada kelompok kontrol mayoritas tokoh masyarakat pada kategori cukup 19 orang 33,9 sedangkan setelah dilakukan intervensi simulasi bahwa pada
kelompok intervensi mayoritas Tokoh Masyarakat mempunyai sikap kategori baik 24 orang 42,9 dan pada kelompok kontrol mayoritas tokoh masyarakat pada
kategori cukup 17 orang 30,4 Dari hasil uji pair-t test pada taraf kepercayaan 95 ยท=0,05 untuk
mengetahui perbedaan dan efektivitas simulasi terhadap sikap tokoh masyarakat
Universitas Sumatera Utara
tentang PHBS tatanan rumah tangga, diambil kesimpulan bahwa variabel sikap pada Tokoh masyarakat kelompok perlakuan menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata
nilai sebelum dan sesudah dilakukan intervensi yaitu dari 53,46 menjadi 67,43 pada nilai t = -17,730 dan dengan nilai p=0,000 artinya terdapat perbedaan sikap Tokoh
Masyarakat tentang PHBS tatanan Rumah Tangga sebelum dilakukan intervensi simulasi dan sesudah dilakukan intervensi simulasi pada sikap Tokoh Masyarakat.
Sedangkan pada kelompok kontrol, diketahui juga terdapat sedikit perbedaan rata-rata nilai dari 54,61 menjadi 54,75 dengan nilai t= -1,686 dan nilai
p=0,103, tidak terdapat perubahan sikap secara signifikan pada kelompok kontrol. Metode simulasi cenderung lebih membawa pembelajar lebih aktif dan
menganalisa permasalahan disekitar mereka, dan menemukan solusi dari mereka sendiri. Oleh sebab itu perubahan pengetahuan tentang PHBS tatanan rumah tangga
akan serta merta mengubah persepsi tokoh masyarakat tentang hal tersebut. Menurut Newcomb, yang dikutip Notoatmodjo 1993 menyatakan bahwa
sikap merupakan kesiapan atau kesedian untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan
tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan atau reaksi tertutup
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berprestasi dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek. Kecenderungan ini dapat diperkuat dengan informasi yang lebih jelas tentang objek
Universitas Sumatera Utara
serta manfaat objekide. Dengan dilakukannya metode simulasi tentang PHBS tatanan rumah tangga
pada tokoh masyarakat akan membuka cara berfikir mereka lebih objektif. Metode simulasi akan mengarahkan tokoh masyarakat untuk mengetahui dengan jelas tentang
program-program PHBS dan manfaaat pelaksanaan PHBS serta bahayanya bila tidak dilaksanakan. Sehingga metode simulasi akan cenderung mengajak tokoh masyarakat
untuk lebih bersikap setuju dengan program PHBS.
5.5. Efektivitas Intervensi Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Tokoh