Sejarah Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

28

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

3.1. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Organisasi Bea dan Cukai sudah ada sebelum jaman Kolonial Hindia Belanda dan telah berkali-kali berganti nama. Pada jaman Kolonial Hindia Belanda organisasi instansi Bea dan Cukai disusun sebagai unit pelaksana untuk Pemerintah Hindia Belanda yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan Menteri Keuangan sekarang dan instansi yang melakukan pemungutan Bea dan Cukai bernama : De Ddientender In – Uitvoeren Aejin disingkat LUA, dalam masyarakat umum dikenal dengan sebutan “Duane”. Bentuk organisasi Bea dan Cukai disesuaikan dengan titel De Dienst der Invoer en Uitvoerrechten en Accijnzen I.U dan A dan dalam bahasa Indonesia disebut Jawatan Bea dan Cukai. Berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 4 Januari 1940 Ind. Stbl. 1940 No. 5, organisasi Jawatan Bea dan Cukai dimana salah satu pasal keputusan tersebut Direktur Keuangan menetapkan pembagian wilayah-wilayah dalam daerah pabean dimana Belawan ditetapkan dalam wilayah daerah pabean yaitu Wilayah IV Belawan. Pada tahun 1942 pemerintahan pendudukan Jepang menggantikan Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Pada tanggal 29 April 1942 pemerintah militer Jepang mengeluarkan Undang-undang Nomor 13 tentang Pembukaan kantor- kantor pemerintahan di Jawa dan Madura, dimana dalam undang-undang tersebut pasal 1 angka 2 disebutkan bahwa “Kantor-kantor Bea dan Cukai di daerah-daerah Universitas Sumatera Utara 29 dan cabang-cabang untuk sementara waktu bea tidak usah diurus”. Dimasa ini yang diketahui hanya keadaan di Jawa dan Madura yang berada di bawah kekuasaan Angkatan Darat Jepang dari 25 th Army. Jawatan Bea dan Cukai, Pajak dan Pajak Bumi disatukan dengan nama gabungan Gunseikanbu Zaimubu Shuzeika, yang dipimpin oleh seorang anak muda keluaran Imperial University Tokyo bernama Chogo dengan pangkat Zaimubu Shuzeikacho. Sesudah Jepang kalah perang, di daerah-daerah hanya ada kantor-kantor cukai saja yang terus berada di bawah Departemen Keuangan, sedangkan kantor-kantor pabean yang berada di pelabuhan- pelabuhan disatukan dengan Jawatan Pelabuhan yang tidak berada di bawah Departemen Keuangan. Oleh karena tidak ada perdagangan luar negeri, pemungutan bea pun tidak ada, lagi pula daerah-daerah pelabuhan dijadikan daerah militer yang dijaga ketat. Sebaliknya pemungutan cukai tetap dilaksanaka bahkan meluas terutama pemungutan cukai tembakau dengan berkembangnya perusahaan rokok kretek. Setelah pernyataan kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1945 disusunlah organisasi Kementerian Keuangan, terdiri dari 5 lima Pejabatan sekarang jabatan eselon I dimana Bea dan Cukai berada di bawah Pejabatan Pajak Urusan Bea dan Cukai. Pada tahun 1948 susunan organisasi Bea dan Cukai mengalami perubahan dimana berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1948, Bea dan Cukai berada langsung di bawah Menteri Keuangan dengan nama Pejabatan Bea dan Cukai. Sedangkan Kantor Bea dan Cukai di daerah disebut Kepala Daerah Bea dan Cukai atau dalam bahasa Belanda disebut Eerst Aanwezend Ambtenaar EAA. Universitas Sumatera Utara 30 Pada jaman Republik Indonesia Serikat RIS awal tahun 1950 setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia seluruh pemerintahan pusat dan alat- alatnya kembali ke Jakarta. Daerah Pabean tiba-tiba menjadi sangat besar dengan kantor-kantor Bea dan Cukai di Tanjung Priok, Surabaya, Semarang, Medan, Palembang, Banjarmasin, Makassar, Manado serta Balikpapan. Pada tahun 1967 dengan Keputusan Presidium Kabinet Ampera No. 75UKEPII1966 jo. Keputusan Menteri Keuangan No. 57Men.Keu67 tanggal 23 Mei 1967 terbentuklah struktur Organisasi Bea dan Cukaidimana terjadi perubahan nama dari Jawatan Bea dan Cukai menjadi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sedangkan Kantor Bea dan Cukai di daerah disebut Kantor Daerah Bea dan Cukai yang membawahi Kantor Inspeksi, Kantor Cabang, Kantor Bantu dan Pos. Pada tahun 1968 sehubungan dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun REPELITA Pimpinan Departemen Keuangan mengeluarkan Keputusan No. Kep.594MIII121968 mengubah susunan organisasi sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No.57Men.Keu67 dimana dalam keputusan tersebut salah satu perubahan selain perubahan tugas pokok juga perubahan atau penggantian nama Kantor Daerah Bea dan Cukai menjadi Kantor Inspektorat Bea dan Cukai yang membawahi Kantor Inspeksi, Kantor Cabang, Kantor Bantu dan Pos. Selanjutnya Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-748MKIII111969 tanggal 3 Nopember 1969 menetapkan sebagai berikut : 1. Kantor Inspektorat I di Belawan 2. Kantor Inspektorat II di Tanjung Balai Karimun 3. Kantor Inspektorat III di Palembang Universitas Sumatera Utara 31 4. Kantor Inspektorat IV di Tanjung Priok 5. Kantor Inspektorat V di Semarang 6. Kantor Inspektorat VI di Surabaya 7. Kantor Inspektorat VII di Banjarmasin 8. Kantor Inspektorat VIII di Makassar Pada tahun 1975, dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP- 405MK641975 susunan organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengalami perubahan kembali yaitu dengan mengubah nama Kantor Inspektorat Bea dan Cukai menjadi Kantor Wilayah Bea dan Cukai, dimana berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dimaksud ditetapkan 11 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari Tipe A, B dan C sebagai berikut : 1. Kantor Wilayah I Belawan 2. Kantor Wilayah II Tanjung Balai Karimun 3. Kantor Wilayah III Palembang 4. Kantor Wilayah IV Tanjung Priok 5. Kantor Wilayah V Halim Perdanakusuma 6. Kantor Wilayah VI Semarang 7. Kantor Wilayah VII Surabaya 8. Kantor Wilayah VIII Banjarmasin 9. Kantor Wilayah IX Ujung Pandang 10. Kantor Wilayah X Cakung 11. Kantor Wilayah XI Ulee Lheu Universitas Sumatera Utara 32 Pada tahun 1983 dengan Keputusan Menteri Keungan No. 216aKMK.011983 organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai disempurnakan dengan alasan untuk meningkatkan penerimaan Negara di sektor Bea dan Cukai, sehingga urutan susunan Kantor Wilayah berubah menjadi : 1. Kantor Wilayah I Ulee Lheu 2. Kantor Wilayah II Belawan 3. Kantor Wilayah III Tanjung Balai Karimun 4. Kantor Wilayah IV Palembang 5. Kantor Wilayah V Tanjung Priok 6. Kantor Wilayah VI Cakung 7. Kantor Wilayah VII Halim Perdanakusuma 8. Kantor Wilayah VIII Semarang 9. Kantor Wilayah IX Tanjung Perak 10. Kantor Wilayah X Ngurah Rai 11. Kantor Wilayah XI Pontianak 12. Kantor Wilayah XII Banjarmasin 13. Kantor Wilayah XIII Ujung Pandang 14. Kantor Wilayah XIV Ambon Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna serta pelayanan kepada masyarakat dengan menunjuk Keputusan Menteri Keuangan No. 752KMK.011990 tanggal 2 Juli 1990 jo. Keputusan Presiden No. 15 tahun 1984 sebagaimana telah diubah dan ditambah semenjak itu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai disempurnakan menjadi : Universitas Sumatera Utara 33 1. Kantor Wilayah I Belawan 2. Kantor Wilayah II Tanjung Balai Karimun 3. Kantor Wilayah III Palembang 4. Kantor Wilayah IV Jakarta 5. Kantor Wilayah V Bandung 6. Kantor Wilayah VI Semarang 7. Kantor Wilayah VII Surabaya 8. Kantor Wilayah VIII Denpasar 9. Kantor Wilayah XI Pontianak 10. Kantor Wilayah X Balikpapan 11. Kantor Wilayah XI Ujung Pandang 12. Kantor Wilayah XII Ambon Dan kemudian disempurnakan lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 444KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001 sebagai berikut : 1. Kantor Wilayah I DJBC Medan 2. Kantor Wilayah II DJBC Tanjung Balai Karimun 3. Kantor Wilayah III DJBC Palembang 4. Kantor Wilayah IV DJBC Jakarta 5. Kantor Wilayah V DJBC Bandung 6. Kantor Wilayah VI DJBC Semarang 7. Kantor Wilayah VII DJBC Surabaya 8. Kantor Wilayah VIII DJBC Denpasar 9. Kantor Wilayah XI DJBC Pontianak Universitas Sumatera Utara 34 10. Kantor Wilayah X DJBC Balikpapan 11. Kantor Wilayah XI DJBC Ujung Pandang 12. Kantor Wilayah XII DJBC Ambon 13. Kantor Wilayah XIII DJBC Banda Aceh Kantor Wilayah I DJBC Medan yang berada di Jl. Anggada No. II Belawan membawahi 8 Kantor Pelayanan sebagai berikut : 1. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Belawan 2. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Medan 3. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Teluk Bayur 4. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Asahan 5. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai B Pematang Siantar 6. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe C Kuala Tanjung 7. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe C Pangkalan Susu 8. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe C Sibolga dan 1 Kantor Balai Pengujian dan Identifikasi Barang BPIB Medan Dalam rangka mengoptimalkan fungsi direktorat Jenderal Bea dan Cukai di bidang fasilitasi perdagangan, perlindungan dan dukungan industri, perlindungan masyarakat, penerimaan Negara dan pelayanan kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai, efektifitas dan citra organisasi guna mewujudkan good governance di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, maka disempurnakanlah organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan Peraturan Menteri Keungan Nomor 68PMK.012007 tanggal 27 Juni 2007, yang terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 35 a. 16 Kantor Wilayah, sebagai berikut : 1. Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam di Banda Aceh 2. Kanwil DJBC Sumatera Utara di Belawan 3. Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat di Pekanbaru 4. Kanwil DJBC Kepulauan Riau di Tanjung Balai Karimun 5. Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan di Palembang 6. Kanwil DJBC Banten di Serang 7. Kanwil DJBC Jakarta di Jakarta 8. Kanwil DJBC Jawa Barat di Bandung 9. Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DI Yogyakarta di Semarang 10. Kanwil DJBC Jawa Timur I di Surabaya 11. Kanwil DJBC Jawa Timur II di Malang 12. Kanwil DJBC Bali, NTB dan NTT di Denpasar 13. Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat di Pontianak 14. Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur di Balikpapan 15. Kanwil DJBC Sulawesi di Makassar 16. Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat di Ambon b. 2 dua Kantor Pelayanan Utama KPU, sebagai berikut : 1. KPU Tanjung Priok di Tanjung Priok – Jakarta Utara dengan 22 Pos Pengawasan tanpa Kantor Bantu 2. KPU Batam di Batam dengan 2 Kantor Bantu dan 29 Pos Pengawasan Universitas Sumatera Utara 36

3.2. Wilayah Kerja Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara