commit to user 48
3. Jika hasilnya kurang baik garis-garis papil kurang jelaskabur, maka
ulangi prosedur tersebut sampai diperoleh hasil yang baik, 4.
Catatlah : kasus, tanggal kejadian, nama tersangka atau korban mayat jika diketahui, tanggal pengambilan, nama dan paraf petugas yang
mengambil, 5.
Buatlah berita acara sehubungan dengan kegiatan tersebut.
7. Tahap Pengakhiran Olah TKP
Apabila tahapan-tahapan dalam pelaksanaan olah TKP telah dirasa cukup maka penyidik dapat segera melakukan pengakhiran Olah TKP, Langkah-langkah
dalam pengakhiran olah TKP antara lain: a.
Buat BAP olah TKP lengkapi dengan lampiran foto TKP dan Sket TKP
b. Setelah semua barang bukti di foto di TKP lalu satu persatu secara
beruntun BB diambil dan dimasukkan kedalam kantong plastik transparan, kemudian diberi nomor secara berurutan sesuai dengan
nomor di TKP, kemudian diikat dan diberi label selanjutnya di bawa ke MapolresMapolsek.
c. Ambil keterangan singkat saksi di TKP.
d. Apabila ada tersangka amankan segera ke satuan terdekat.
e. Kirim mayat ke Rumah Sakit untuk otopsi, beri label mayat di
jempol kaki. f.
Lakukan konsilidasi dengan anggota untuk mengecek alat TKP maupun langkah-langkah selanjutnya.
Secara umum, Petunjuk teknis di Bidang Identifikasi didasarkan pada beberapa hal, yaitu :
1. Penyelenggaraan daktiloskopi dalam mendukung tugas-tugas
kepolisian, terutama dalam proses penyidikan tindak pidana, memegang peranan yang cukup penting,
2. Melalui penyelenggaraan daktiloskopi yang baik, identifikasi
tersangka danatau korban dalam proses penyidikan tindak pidana,
commit to user 49
atau dalam proses penyelesaian kasus-kasus nonpidana, dapat dilakukan secara cepat dan akurat,
3. Agar identifikasi tersangka danatau korban melalui sidik jari
daktiloskopi dapat dilakukan dengan baik, cepat dan akurat, maka diperlukan suatu petunjuk teknis tentang pencarian sidik jari laten di
TKP. Penyelenggaraan daktiloskopi dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas
kepolisian, terutama dalam proses penyidikan tindak pidana, memegang peranan yang cukup penting. Melalui penyelenggaraan daktiloskopi yang baik, identifikasi
tersangka dan atau korban dalam proses penyidikan tindak pidana, atau dalam proses penyelesain kasus-kasus non pidana, dapat dilakukan dengan cepat dan
akurat. Agar identifikasi tersangka dan atau korban melalui sidik jari daktiloskopi dapat dilakukan dengan baik, cepat dan akurat, diperlukan suatu
petunjuk teknis tentang pencarian sidik jari laten di TKP. proses pengungkapan suatu tindak pidana yang telah terjadi tidak semudah
dan secepat seperti saat mengetahui informasi tentang adanya tindak pidana yang dilakukan tersebut. oleh karena itu perlu dilakukan penyidikan terlebih dahulu
untuk memecahkan tindak pidana yang telah terjadi tersebut. ada kalanya dan tidak sedikit suatu kasus tindak pidana yang tidak dapat dipecahkan akibat
keterbatasan bukti-bukti yang mengarahkan pada kebenaran kejadian tindak pidana yang bersangkutan. Dan pada akhirnya kasus-kasus tersebut lenyap begitu
saja atau dalam bahasa hukumnya hal ini disebut sebagai “Dark number” atau
angka gelap dalam lenyapnya kasus yang tidak terselesaikan atau tidak dapat diselesaiakan.
Bukti yang tertinggal dapat digunakan untuk mengungkap rahasia suatu tindak pidana. Sidik jari atau finger prints dapat digunakan untuk menentukan
identitas seseorang secara pasti, karena sifat kekhususannya yang ada padanya dan tidak akan berubah ataupun bisa diubah seumur hidup. Pengetahuan tentang sidik
jari atau daktiloskopi bagi setiap polisi sebenarnya merupakan keharusan yang wajib dimengerti. Sudah banyak kasus-kasus tindak pidana yang dapat diungkap
pelaku tindak pidana dengan menggunakan sidik jari. Berdasarkan fakta yang ada
commit to user 50
maka, harus hati-hati terhadap sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
Petugas pengambilan sidik jari harus memiliki keahlian khusus karena apabila tanpa suatu keahlian khusus yang dipelajari maka pelaksanaan
pengambilan sidik jari tidak akan berjalan sempurna dan pelaksanaannya bisa berakibat buruk bagi seseorang. Mengenai keahlian khusus tersebut diperoleh
melalui pendidikan kejuruan pertama dikjur yang dulu diberikan pada waktu masih melakukan pendidikan sekolah kepolisian dan juga pelatihan-pelatihan
yang diadakan oleh Polda selama kurang lebih tiga bulan. Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil,
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh dengan kulit telapak Friction skin tangan atau kaki. Kulit
telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit
sampai ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk
lukisan tertentu Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia,1993:1. Kulit telapak terdiri dari dua lapisan :
1. Lapisan dermal adalah kulit jangatkulit yang sebenarnya karena lapisan
inilah yang menentukan bentuk dari garis-garis yang terdapat pada permukaan kulit telapak.
2. Lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar dimana terdapat garis-garis
halus menonjol keluar yang selanjutnya disebut sebagai garis-garis papilair.
commit to user 51
Gambar 3. Penampang Kulit Jari Ada 3 tiga jenis sidik jari, yaitu:
1. VISIBLE IMPRESSION, yaitu sidik jari yang langsung dapat terlihat tanpa
mempergunakan alat-alat tambahan, seperti sidik jari yang diambil dengan tinta, demikian pula sidik jari bekas darah, bekas cat yang masih basah dan
sebagainya, yang sering tertinggal di tempat kejadian perkara TKP, 2.
LATENT IMPRESSION, yaitu sidik jari latent yang biasanya tidak dapat langsung telihat, dan memerlukan beberapa cara pengembangan terlebih
dahulu untuk membuatnya tampak jelas, seperti sidik jari yang selalu ada kemungkinannya untuk tertinggal di TKP,
commit to user 52
3. PLASTIC IMPRESSION, yaitu sidik jari yang berbekas pada benda-benda
yang lunak seperti sabun, gemuk, lilin, permen coklat dan sebagainya Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, 1993:4.
Mengenai sidik jari didasarkan atas 3 dalil yang nyata yaitu: 4
Setiap jari mempunyai ciri-ciri tersendiri ditinjau dari segi detailnya, dan tidak sama dengan yang lain;
5 Ciri-ciri garis itu sudah membentuk sejak janin berumur kira-kira 120 hari
di dalam kandungan ibu, sampai hancur decompostition setelah meninggal dunia;
6 Seperangkat sidik jari dapat dirumus, sehingga dapat diadministrasikan
Markas Besar Kepolisian Negara Inonesia, 1993:3-4. Sidik jari di bagi menjadi tiga golongan besar yaitu :
1. ARCH busur adalah bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya
datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan
itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. 2.
LOOP sangkutan adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari salah satu sisi lukisan, melengkung menyentuh suatu
garis bayangan imaginary line yang ditarik antara DELTA dan CORE dan berhenti atau cenderung kembali kesisi datang semula.
3. WHORL lingkaran adalh bentuk pokok sidik jari yang mempunyai
paling sedikit 2 buah Delta, dengan satu atau lebih garis melengkung atau
melingkar dihadapan kedua Delta.
commit to user 53
Gambar 4. pola golongan sidik jari Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa sub-group yaitu
bentuk busur terbagi menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi Ulnar loop dan Radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi
menjadi Plain whorl, Central pocket loop whorl, Doubel loop whorl dan Accidental whorl. Menurut IPDA Mariman yang merujuk pada istilah teknis dan
bentuk pokok sidik jari Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya Markas Besar
Kepolisian Republik Indonesia,1993:3-4.
8. Tahap Pengambilan Sidik Jari Pada Mayat