commit to user 57
kedua sidik jari tersebut. Pemerikasaan pebandingan harus selalu dimulai dari sidik jari laten sidik jari yang dicurigai ke sidik jari yang diketahui,
jangan sebaliknya. b Menentukan apakah kedua sidik jari tersebut mempunyai bentuk pokok
lukisan yang sama. Bila bentuk pokok tidak utuh, perhatikan apakah aliran garis-garis papiler antara kedua sidik jari itu sama.
c Bila bentuk pokok lukisan kedua sidik jari tersebut berbeda, sudah pasti kedua sidik jari tersebut tidak identik, karena itu pemeriksaan lebih lanjut
tidak perlu dilakukan d Bila bentuk pokok lukisan atau garis papiler kedua sidik jari tersebut sama,
pemeriksaan yang rinci harus dilakukan lebih lanjut. Langkah-langkah berikut dapat diikuti :
a. Menentukan salah satu galton detail pada sidik jari laten sebagai titik awal. Kemudian periksalah galton detail yang sama pada sidik jari
yang diketahui dan tentukan pula sebagai titik awal, b. Menentukan galton detail kedua, yang dekat titik awal, pada sidik jari
laten. Tentukan pula galton detail kedua yang kedua yang ini pada sidik jari yang diketahui. Perhatikan posisi serta hubungan galton
detail kedua ini dengan titik awal baik pada sidik jari laten maupun sidik jari yang diketahui. Ingat, interval garis papiler harus sama.
10. Tahap Perumusan Sidik Jari
Setelah melakukan pemeriksaan dan pengambilan sidik jari biasanya penyidik menentukan dan mencari rumus dari sidik jari dari orang ataupun korban
guna kepentingan identifikasi lebih lanjut. Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam dunia kepolisian, rumus sidik jari digunakan sebagai cara
untuk mengidentifikasi seseorang. Karena sidik jari merupakan bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang, maka rumus sidik jari pun akan berbeda pada tiap
orang. Perumusan sidik jari classification formula merupakan pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukkan interpretasi
mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya garis.
commit to user 58
Langkah-langkah perumusan sidik jari,yaitu: 1.
Membubuhi blocking out yaitu pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom sidik jari yang menunjukkan interpretasi mengenai bentuk pokok lukisan,
sesuai bentuk pokok lukisan yang ada. 2. Blocking Out
a Bentuk pokok lukisan Whorl pada semua jari dinyatakan dengan huruf
besar W, b
Khusus pada jari telunjuk baik kanan atau kiri, semua bentuk pokok lukisan ditulis dengan huruf besar A.T.R.U.W.,
c Pada jari-jari yang lain ditulis dengan huruf kecil a,t,dan r dan
berbentuk garis diagonal V menghadapberhadapan dengan delta. Perhitungan garis pada loop ditulis pada kolom sudut kiri atas
dinyatakan dengan angka dan dengan salah satun huruf besar I dan O untuk ke 6 dari jari telunjuk sampai jari manis. Sedangkan untuk
jempol dengan huruf SML sesuai dengan tabel perhitungan garis dan huruf-huruf tersebut ditulis pada kolom sudut kanan atas,
d Untuk bentuk pokok lukisan W penentuan I.M.O. mengikuti garis
ridge tracing. Dimulai dari delta kiri dan bukan type lines. Delta biasanya terdiri dari garis pendek maka tracing lines pindah pada baris
yang segera berada di luarnya, bila garis itu terputus juga maka tracing dilanjutkan lagi ke garis yang segera berada di luarnya sampai
mencapai suatu titik tempat yang sejajar dengan delta kanan. Bilamana ridge tracing menuju ke dalam dengan jumlah hitungan
garis mencapai 3 ke atas dengan lambang I, bila menuju ke dalamkeluar berjumlah kurang dari 3 atau tepat pada delta kanan
maka dilambangkan M. Bilamana ridge tracing menuju keluar dengan jumlah 3 garis ke atas maka dilambangkan O.
Rumusan sidik jari terdiri dari :
1. PRIMARY