Tahap Penyimpanan Kartu Sidik Jari dan Kartu Pembantunya

commit to user 60

7. SMALL LETTER HURUF KECIL

Digunakan untuk bentuk pokok lukisan Arch, Tented Arch dan Radial Loop a,t dan r yang terdapat pada jari selain jari telunjuk kanan dan kiri. Penempatanpeenulisan rumusnya ditulis sesuai dengan letaknya dilihat dari letak rumus subsecondary. a. Bentuk Arch dan Tented Arch pada jempol kanan dan kiri ditulis diantara rumus primary dan secondary. Rumus major, karena ada Small Letter maka diganti dengan tanda dash - b. Bentuk Radial Loop pada jempol kanan dan kiri tidak menghapus rumus major tetapi Radial Loop ditulis sebagaimana penulisan a dan t tersebut diatas. c. Dengan demikian apabila Small Letter terdapat pada sub secondary, maka rumusannya tidak lagi ditulis dengan huruf I.M.O. akan tetapi ditulis dengan huruf kecil a,t,r. d. Bilamana terdapat a,t,r maka perumusan sub secondary dimulai dari jari tengah sd kelingking.

11. Tahap Penyimpanan Kartu Sidik Jari dan Kartu Pembantunya

Tahap penyimpanan kartu sidik jari dan kartu pembantunya di gunakan untuk memudahkan pencarian data-data mengenai seseorang dimana setiap orang sesuai dengan sidik jarinya juga diklasifikasi tersendiri sehingga dapat memudahkan untuk pencarian yang diperlukan untuk identifikasi lebih lanjut terhadap informasi seseorang tersebut apabila terlibat dalam kejahatan dan hanya meninggalkan sidik jari sebagai bukti utama dalam kejahatannya. Langkah-langkah penyimpanan dan pencarian kembali : 1. Perumusan dan pembuatan kartu nama Setiap kartu sidik jari AK-23 harus dibubuhi rumus lengkap untuk kemudian dibuatkan kartu nama AK-24 2. Penyimpanan, meliputi kegiatan : a Penyortiran: a. Jenis kelamin laki-lakiperempuan b. Golongan tersangkabukan tersangka commit to user 61 c. Rumus pertama primary clasification. d. Penyortiran kartu nama menurut abjad awal b Penyimpanan: a. Kartu sidik jari: 1 Tersangka 2 Bukan tersangka. b. Kartu nama: 1 Tempat penyimpanan harus diadakan pemisahan antara tersangkabukan tersangka, 2 Apabila nama sama tetapi rumus sidik jari berbeda, disusun menurut rumus pertama penyebut yang lebih kecil di depan, 3 Pada waktu penyimpanan kartu nama yang baru harus diperhatikan kemungkinan identiknya dengan karu nama yang telah disimpan 4 Identik : a. Kartu sidik jari dan karu nama yang identik harus dicabut dari tempatnya masing-masing untuk diteliti. Pada tempat kartu yang dicabut, diletakkan karu pengganti AK-25 dan AK-26 b. AK-25 diisi dengan data seperti pada AK-23, c. AK-26 diisi dengan data yang tedapat pada AK-24. d. Kepastian mengenai identik atau tidaknya senantiasa ditentukan dari sidik jari dengan melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap bentuk pokok lukisan serta detail garisnya galton detail, e. Yang identik harus dibuatkan daftar riwayat khusus untuk tersangka dengan mengisi formulir AK-27 c. Penyimpanan filing kartu sidik jari berikut kartu pembantunya secara teratur pada setiap kesatuan mulai tingkat Polres. commit to user 62 3. Urutan penyimpanan kartu sidik jari filing sequence Penyimpanan kartu sidik jari pada hakekatnya adalah menempatkan kartu sidik jari di file-nya menurut rumus sidik jari yang tertera pada kartu sidik jari tersebut. Dalam penyimpanan kartu sidik jari, digunakan juga file pembantu berupa kartu nama yang memuat data, antara lain nama serta rumus sidik jari yang tertera pada kartu sidik jari yang bersangkutan dan kartu nama ini disimpan menurut abjad file-nya. Urutannya adalah sebagai berikut : a Rumus Primary Selalu berpedoman pada urutan penyebut 1 sampai 32, urutan penyimpanan dalam masing-masing kelompok penyebut dilakukan menurut urutan pembilang sebagai berikut : 1 1 - 1 2 - 1 3 - 1 10 dan seterusnya hingga 1 32 2 1 - 2 2 - 2 3 - 2 10 dan seterusnya hingga 2 32 Dan seterusnya sampai: 32 1 - 32 2 - 32 3 - 32 10 dan seterusnya hingga 32 32 b Rumus Secondary Urutan penyimpanan dimulai dari A A hingga W W Ututannya sebagai berikut: A A A T A R A U A W T A T T T R T U T W R A R T R R R U R W U A U T U R U U U W commit to user 63 W A W T W R W U W W c Rumus Subsecondary IMO: III III - III IIM - III IIO - III IMI - III IMM - III IMO - III IOI - III IOM - III IOO III MII - III MIM - III MIO - III MMI - III MMM - III MMO - III MOI - III MOM - III MOO III OII - III OIM - III OIO - III OMI - III OMM - III OMO - III OOI - III OOM - III OOO d Rumus Final Urutan penyimpanannya didasarkan atas angka bilangan garisnya. Angka bilangan garis yang terkecil di depan. e Rumus Key Urutan penyimpanannya didasarkan atas angka bilangan garis seperti pada rumus final. f Rumus Major Urutan penyimpanannya didasarkan atas urutan SML untuk Loop, dan IMO untuk Whorl. Apabila Loop terdapat pada kedua jempol, urutan penyimpanannya sebagai berikut: S S S M S L M S M M M L L S L M L L Apabila Whorl terdapat pada kedua jempol, urutan penyimpannya sebagai berikut: I I I M I O M I M M M O O I O M O O Apabila Whorl terdapat pada jempol kanan dan Loop terdapat pada jempol kiri, maka urutan penyimpanannya sebagai berikut: commit to user 64 S I S M S O M I M M M O L I L M L O Apabila Loop terdapat pada jempol kanan dan Whorl terdapat pada jempol kiri, maka urutan penyimpanannya sebagai berikut: I S I M I L M S M M M L O S O M O L g Rumus Second Susecondary Urutan penyimpanannya dimulai dari SSS SSS hingga LLL LLL Urutannya adalah sebagai berikut: SSS SSS SSS SSS SSS SSL SSS SMS SSS SMM SSS SML SSS SLS SSS SLM SSS SLL SSS MSS SSS MSM SSS MSL SSS MMS SSS MMM SSS MML SSS MLS SSS MLM SSS MLL SSS LSS SSS LSM SSS LSL SSS LMS SSS LMM SSS LML SSS LLS SSS LLM SSS LLL Dan seterusnya hingga LLL LLL : urutan penyebut adalah sama seperti urutan pembilang diatas. Kartu sidik jari biasanya disimpan dalam kelompok kartu sidik jari kriminal file sidik jari kriminal dan kelompok sidik jari nonkriminal file sidik jari non kriminal. Masing-masing kelompok dapat dibagi lagi menurut jenis kelamin, jenis kejahatan atau tujuan pengambil, dll. Sidik jari merupakan alat bukti yang efektif, dan apabila semuanya itu dilaksanakan dengan benar-benar maka akan sangat berguna. Mengingat akan pentingnya sidik jari dalam membuat suatu perkara menjadi jelas, maka petugas identifikasi Polres Sukoharjo dalam melakukan penyidikan harus menerapkan teknik daktiloskopi yang tertuang dalam Petunjuk Teknis di Bidang Identifikasi sesuai prosedur dan harus dilakukan secara urut berdasarkan tahapan-tahapan diatas. Semua pelaksanaan kegiatan pengambilan sidik jari harus dilakukan secara commit to user 65 hati-hati, urut dan tersistematis untuk menghindarkan akan hilang atau rusaknya barang bukti yang ditemukan. Instansi yang paling banyak menyimpan rekaman sidik jari masyarakat tentu adalah pihak kepolisian, terutama melalui Surat Keterangan Kelakuan Baik SKKB yang kita buat. Sidik jari menjadi alat utama identifikasi karena merupakan ciri unik yang selalu ada pada setiap individu. Dibandingkan garis tangan atau tulisan tangan yang bisa berubah-ubah sesuai kondisi psikologis seseorang. Sidik jari terdiri dari sulur-sulur yang membentuk pola tertentu. Pola itulah, termasuk jumlah sulur pada tiap pola, yang menjadi bahan kajian. Namun, karena lokasinya lebih mudah dicapai, sidik jari pada jari tanganlah yang selalu lebih diperhatikan. Karena keunikan tersebut sidik jari dipakai oleh kepolisian dalam penyidikan sebuah kasus kejahatan forensik. Maka pada saat terjadi sebuah kejahatan, TKP akan di clear up dan dilarang bagi siapa saja untuk masuk karena dikhawatirkan akan merusak sidik jari penjahat yang mungkin tertinggal dibarang bukti yang ada di TKP. Tugas pokok Identifikasi Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah menyelenggarakan pengenalan kembali ciri-ciri manusia dan barang. Selain itu berfungsi sebagai tanaga bantuan teknik kepolisian dibidang daktiloskopi kriminal dan daktiloskopi umum, serta photografi kepolisian yang melayani fungsi-fungsi, polsek, instansi dan masyarakat yang membutuhkan terutama mendatangai Tempat Kejadian Perkara TKP. Untuk mengetahui seberapa besar peran sidik jari pada penyidikan dalam mengungkap suatu tindakan pidana maka tentulah harus mengkaji berbagai kasus tindak pidana yang melibatkan sidik jari sebagai alat bukti di dalamnya. Menurut kaur identifikasi Polres Sukoharjo IPDA Mariman, kasus yang paling mudah untuk dibuktikan kebenarannya dengan bantuan sidik jari salah satunya adalah pemalsuan ijazah. Hal ini dikarenakan dalam ijazah tertera dengan jelas sidik jari pemilik ijazah yang asli sehingga pemalsu pun tanpa disadari dengan mudah dapat terbukti kesalahannya. Contoh pada kasus lain yang memerlukan peranan sidik jari dalam pengungkapannya adalah kasus pembunuhan yang tidak meninggalkan barang commit to user 66 bukti lain selain korban mayat yang sudah tidak bernyawa bahkan wajahnya pun sudah tidak dapat dikenali lagi. Pada kasus seperti ini polisi hanya dapat memeriksa identitas korbanseperti KTP kartu tanda penduduk yang seperti kita ketahui bahwa KTP sekarang ini sudah tidak menyertakan lagi sidik jari cap jempol pemilik identitas. Dengan adanya hal seperti ini maka akan sulit ditelusuri siapa sebenarnya jati diri korban dan siapa kemungkinan tersangkanya. Namun bila identitas yang didapat adalah SIM Surat Izin Mengemudi maka akan sedikit membuka jalan bagi penyidik karena pada SIM masih terdapat sidik jari cap jempol pemilik identitas. Pemeriksaan sidik jari tidak hanya dilakukan pada orang yang masih hidup saja, mayat pun jika jaringan kulitnya belum rusak maka dapat dilakukan pengambilan sidik jari. Pada mayat hendaknya dilakukan pengambilan sidik jari dengan segera sebelum jaringan kulit mayat rusak. Mayat yang tidak dikenalipun dianggap perlu untuk segera dilakukan identifikasi sidik jari dimaksudkan agar mayat tersebut dapat diidentifikasi dalam upaya mencari tahu tersangkanya atau demi kejelasan peristiwa tindak pidana tersebut. Pengambilan sidik jari mayat lebih sulit dari pada pengambilan sidik jari orang hidup. Disamping ketelitian, ketekunan, dan kesabaran dan keberanian. Peralatan yang diperlukan untuk pengambilan sidik jari mayat adalah formulir kartu sudik jari, sendok mayat, alat pembubuh tinta plat kaca, roller dan tinta daktiloskopi serta alat suntik, cairan pengembang jari mayat, cairan pembersih jari mayat, cairan pembersih alat suntik dan jangan lupa menggunakan masker serta sarung tangan karet. Salah satu contoh kasus lain adalah pembunuhan yang terjadi di sebuah hutan yang tertinggal di TKP hanya mayat, sandal dan baju. Dengan begitu sidik jari pelaku yang tertinggal atau dalam istilah identifikasi disebut sidik jari latent akan sangat penting untuk dianalisa sebagai data yang akan dihadirkan di persidangan dengan bantuan lain misalnya bantuan saksi yang melihat korban bersama tersangka sebelum kejadian sempat dilihat oleh saksi berjalan bersama menuju hutan yang dimaksud. Dengan demikian maka sidik jari menjadi bukti yang sangat kuat untuk meyakinkan kebenaran dari tindak pidana yang terjadi dan commit to user 67 dapat digunakan untuk mengidentifikasi atau mencurigai orang-orang yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka. Cara pengambilan sidik jari adalah dengan cara sidik jari direkam pada sehelai kartu sidik jari AK-23. Dimana pada kartu tersebut terdapat kolom- kolom untuk sidik jari yang akan direkam dan kolom untuk informasi beserta identitas orang yang diambil sidik jarinya. Hasil pengambilan harus bagus dan bersih, karena rekaman sidik jari akan menjadi rekaman yang permanen dari orang yang bersangkutan. Tidak semua penyidikan terhadap kasus kejahatan menggunakan teknik daktiloskopi. Ada kasus-kasus tertentu yang dalam penyidikannya tidak diperlukan teknik daktiloskopi, yaitu dalam hal suatu kejahatan tersebut tertangkap tangan pelaku sudah jelas-jelas tertangkap tangan melakukan tindak kejahatan, pengakuan disertai dengan saksi-saksi yang lengkap. Berdasarkan laporan polisi No. Pol: LPB256X2004OPS tanggal 8 oktober 2004 tentang terjadinya tindak pidana pencurian uang di SMPN 4 Sukoharjo telah dilakukan pemeriksaan perbandingan persamaan sidik jari di TKP lebih tepatnya diperiksa pada tempat yang diragukan yakni pada meja kerja karyawan bagian tata usaha SMPN 4 Sukoharjo. Maksud pemeriksaan sidik jari tersebut adalah untuk mengetahui dan menentukan apakah sidik jari orang yang tertinggal di TKP identiksama atau non identiktidak sama dengan sidik jari orang yang disangka sebagai tersangka dalam kasus ini adalah Mulyo Widodo bin Sumadi. Dan berdasarkan kesimpulan pemeriksaan yang didasarkan pada dalil- dalil dalam Ilmu pengetahuan Daktiloskopi maka dapat disimpulkan bahwa antara sidik jari latent yang terdapat pada meja karyawan bagian tata usaha SMPN 4 Sukoharjo yang pada waktu itu diangkat oleh IPTU Mariman pada tanggal 8 Oktober 2004 dinyatakan identiksama dengan sidik jari telunjuk tangan kanan atas nama Mulyo Widodo bin Sumadi, Sukoharjo 7 April 1984, swasta, Alamat karangan RT 02 Rw 04 Desa Kepuh Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Berita Acara Pemeriksaan Sidik Jari No. Pol: LPB256X2004OPS. commit to user 68 Dengan demikian dapat disimpulkan dari kasus tersebut sidik jari merupakan salah satu bukti yang dibutuhkan dalam mencari petunjuk untuk mengetahui kebenaran siapa pelaku sebenarnya tindak pidana pencurian tersebut. Berikut ini adalah contoh kasus lain yang juga menggunakan pemeriksaan sidik jari guna menentukan kebenaran pelakunya: Berdasarkan laporan polisi No. Pol: LPB76IV2007OPS tentang terjadinya tindak pidana penggelapan atau penipuan sertifikat tanah HM No. 1404 luas 578 M dilakukan pemeriksaan perbandingan persamaan cap jempol yang terdapat pada surat kuasa jaminan kredit di kantor BKK polokarto dengan sidik jari orang yang disangka sebagai pelaku penggelapan atau penipuan sertifikat tanah yakni atas nama Pawiro Wiyono Berita Acara Pemeriksaan Sidik Jari No. Pol: LPB76IV2007OPS. Namun pada hasil pemeriksaan sidik jari ternyata menyatakan bahwa sidik jari non identiktidak sama. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pelaku bukanlah orang yang dituduhkan tersebut. dalam hal ini pemilik sidik jari latent dapat dikatakan bukanlah orang yang dituduhkan. Pada kasus yang lain misalnya pada kasus tindak pidana yang dilaporkan pada tahun lalu dengan No. Pol: LPB302V2009Sek.Grogol, mengenai tindak pidana penganiayaan di Desa Pangkalan Rt 02 Rw 09, Kelurahan Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo yang juga dilakukan pemeriksaan perbandingan sidik jari. Pada kasus ini yang menjadi tersangka atas hasil olah TKP adalah orang yang bernama Wito Diharjo Berita Acara Pemeriksaan Sidik Jari No. Pol: LPB302V2009Sek.Grogol. Dalam kasus ini telah dilakukan pemeriksaan sidik jari kepada tersangka dan diperbandingkan dengan sidik jari yang terdapat di TKP, hasilnya adalah identik atau sama. Maka dengan itu dapat disimpulkan bahwa tersangka benar-benar merupakan pelaku penganiayaan yang telah terjadi. Dengan adanya kebenaran mengenai kesamaan dari identifikasi sidik jari maka tidak akan dapat disangkal oleh tersangka bahwa dirinya bukanlah pelaku penganiayaan kerena tidak ada satupun yang memiliki sidik jari yang sama dengan orang lain. Masih ada lagi kasus yang menggunakan sidik jari dalam proses penyidikannya seperti kasus yang tertera dalam BAP sidik jari dengan No. Pol: commit to user 69 BA1654XII2002IDENT tentang Pencurian uang Brangkas di kantor Oriental Grup Solo Baru C I,Grogol, Sukoharjo. Dalam kasus ini juga telah ditemukan tersangkanya berdasarkan kecurigaan dan kesimpulan atas olah TKP yaitu Faizal Kurniawan, Sukoharjo 17 Maret 1984, swasta, islam, alamat Gedangan Rt. 01 Rw. 01,Grogol, Sukoharjo Berita Acara Pemeriksaan sidik jari dengan No. Pol: BA1654XII2002IDENT. Berdasarkan pemeriksaan perbandingan sidik jari yang telah dilakukan kesimpulannya adalah sidik jari tersangka identik atau sama dengan sidik jari latent yang tertinggal di TKP. Masih banyak lagi kasus-kasus yang serupa yang menggunakan identifikasi sidik jari dalam penentuan benar atau tidaknya tersangka yang melakukan perbuatan yang dituduhkan terhadapnya. Dalam keadaan seperti ini sidik jari memanglah memiliki peranan yang sangat penting dalam mengungkap kasus kusut yang mungkin susah untuk ditemukan kebenaran pelakunya. Dalam keadaan yang mendesak sidik jari memang merupakan jalan terbaik untuk dijadikan pilihan sebagai salah satu cara guna menambah bukti-bukti yang mungkin kurang cukup untuk mencari kebenaran tindak pidana yang telah terjadi. Fingerprint is one of the most mature biometric traits and considered legitimate proof of evidence in courts of law all over worldwide. Fingerprints are, therefore, used in forensic divisions worldwide for criminal investigations. More recently, an increasing number of civilian and commercial applications are either using or actively considering using fingerprint-based identification because of a better understanding of fingerprints as well as demonstrated matching performance than any other existing biometric technology.terjemahan bebas: Sidik Jari merupakan salah satu ciri-ciri biometrik paling sempurna dan bukti yang sah dalam pengadilan hukum di seluruh dunia. Sidik jari, oleh karena itu, digunakan dalam forensik di seluruh dunia untuk investigasi kriminal. Baru-baru ini, peningkatan jumlah aplikasi sipil dan komersial baik menggunakan atau aktif mempertimbangkan untuk menggunakan identifikasi sidik jari berdasar karena pemahamannya lebih baik tentang sidik jari serta menunjukkan kinerja yang sesuai dari pada teknologi biometrik lain yang ada. Reducing Process-Time for commit to user 70 Fingerprint Identification System International Journal of Biometrics and Bioinformatics IJBB Volume 3, Issue , Febuary 2009. Penyelesaian kasus tindak pidana saat ini lebih mengacu pada cara-cara praktis yang lebih simpel misalnya dengan identifikasi pencarian petunjuk mengenai ciri-ciri khusus seperti ciri-ciri perawakan ataupun wajah pelaku tindak pidana guna mencari tau pelaku tindak pidananya. Namun dalam hal ini tidak menutup kemungkinan untuk mencapai jalan buntu pula dan akhirnya harus melibatkan ilmu sidik jari kembali guna memastikan ciri-ciri pelaku dengan lebih akurat. Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan pada contoh-contoh kasus sebelumnya yang jangka waktu dari tahun ke tahun cukup jauh maka dapat dipahami bahwa tidak semua kasus memerlukan ilmu sidik jari dalam proses pembuktiannya. Di negara ini masih kurang sekali pemakaian alat bukti sidik jari dalam proses penyidikan maupun sebagai bahan pertimbangan hakim dalam pengadilan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Polres Sukoharjo khususnya dibidang identifikasi sidik jari, maka peranan sidik jari lebih jelasnya peranan ilmu sidik jari daktiloskopi bagi penyidik dalam melaksanakan penyidikan guna mengungkap suatu tindak pidana merupakan langkah penting dalam penentuan kejelasan tindak pidana yang terjadi. Hal ini nantinya akan mengarahkan tindakan-tindakan atau pemeriksaan selanjutnya, siapa orang yang perlu dicurigai dan alat atau senjata apa yang digunakan dalam melakukan tindak pidana. Tahap penyidikan merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh petugas penyidik dalam melakukan tugasnya. Yang pertama dilakukan adalah melakukan pengamanan Tempat Kejadian Perkara TKP, dengan cara melarang orang yang berkepentingan untuk mendekati TKP dalam jarak tertentu. Setelah itu petugas melakukan pemeriksaan TKP dengan mencari dan mengumpulkan bukti- bukti yang ada hubungannya dengan tindak pidana yang telah terjadi. Bukti-bukti yang berada di TKP, korban, tersangka, ataupun saksi serta menguji kebenaran alat-alat bukti yang diperoleh. Untuk kepentingan identifikasi, maka petugas melakukan pencarian terlebih dahulu terhadap sidik jari latent yang mungkin commit to user 71 ditinggalkan tersangka di TKP yakni dengan cara menggunakan senter dan mencari pada permukaan benda yang diduga telah dipegang tersangka. Benda yang telah ditemukan kemudian dibersihkan dengan cara meniup permukaan benda sehingga memberi kelembaban yang memungkinkan agar sidik jari latent dapat terlihat. Kemudian menaburi permukaan benda dengan serbuk sidik jari. Sebelum sidik jari latent dikembangkan maka terlebih dahulu diadakan pemotretan sidik jari yang telah terlihat dengan jelas untuk menghindari kalau sidik jari itu rusak sebelum dikembangkan. Untuk pemotretan sidik jari diperlukan kamera khusus yang memiliki sumber cahaya sendiridan fokus yang tetap dan tentunya dilengkapi dengan baterai Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia,1993:85. Kamera ini dapat memotret obyek sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Kemudian setelah pemotretan selesai, petugas penyidik mengembangkan sidik jari latent tersebut dengan serbuk sidik jari. Penggunaan serbuk itu adalah dengan menuangkan serbuk diatas permukaan benda yang terdapat sidik jari latent, dan setelah sidik jari latent tampak maka kuas digerakkan dengan hati-hati sesuai dengan garis papilar sidik jari kemudian selanjutnya sidik jari dipindahkan pada lifter. Kemudian langkah selanjutnya adalah dilakukan pengangkatan sidik jari latent. Cara pengangkatan sidik jari latent adalah pengangkatan dengan menggunakan selotip pita bening yang satu sisinya berperekat. Cara lain adalah dengan menngunakan “rubber filter” lembaran karet berperekat pada salah satu sisinya yang ditutupi plastik bening. Cara pengangkatan sidik jari latent dengan selotip dilakukan dengan cara pertama-tama selotip diletakkan diatas sidik jari latent yang telah ditaburi serbuk kemudian ditekan lurus dengan jari secara kuat, kemudian selotip diangkat dari permukaan dengan sekali tarik dan ditempelkan pada kartu alas dan hindarkan dari kemungkinan terjadi gelembung udara. Langkah yang terakhir yakni dengan melakukan perbandingan sidik jari latent dengan sidik jari tersangka. Jika hasilnya identik atau sama maka akan dibuatkan berita acara perbandingan sidik jari, yang kemudian akan digunakan sebagai dasar untuk penyidik guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap tersangka dan dilakukan penangkapan terhadap tersangka. Sidik jari akan commit to user 72 dipergunakan untuk memperkuat pembuktian di persidangan dan membantu penyidik sebagai saksi ahli, dalam hal pelaku tindak pidana yang dilakukan. Sidik jari juga mendukung penyidik dalam memberikan informasi awal terhadap peristiwa pidana yang terjadi, memberikan gambaran tentang bentuk kejadiannya untuk penyidikan, mendukung penyidik dalam menentukan keterlibatan seseorang kepada peristiwa tersebut, memberikan gambaran kepada pengadilan tentang kasus tindak pidananya. Setiap kegiatan pengambilan sidik jari laten di TKP maupun pemotretan harus dibuatkan berita acara oleh petugas identfikasi. Hal itu harus dilakukan guna kepentingan penyidikan. Apabila kegiatan tersebut menjadi satu dengan pengolahan TKP, maka hasil kegiatan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara Pengambilan Sidik Jari. Sidik jari mempuyai peranan penting dalam usaha mengungkap para pelaku atau membuat suatu perkara menjadi jelas, karena sidik jari merupakan salah satu alat bukti yang sah yaitu sebagai alat bukti keterangan ahli. Sidik jari dalam pembuktian perkara pidana merupakan alat bukti keterangan ahli, karena keidentikan sidik jari dapat digunakan dalam menemukan pelaku tindak pidana. Keterangan Ahli ini dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pengambilan Sidik Jari dengan dilampirkan Rumusan Sidik Jari seperti dalam Formulir AK-23 dan Berita Acara Pemotretan untuk selanjutnya diserahkan kepada penyidik. Bersamaan dengan Berita Acara Pengolahan Tempat Kejadian Perkara TKP untuk selanjutnya dapat sebagai alat bukti di persidangan. Pemeriksaan pendahuluan yang baik tanpa mengorbankan hak-hak tersangka, jelas tidak lepas dari ilmu bantu didalam proses pemeriksaan. Pemeriksaan perkara pidana dengan menggunakan daktiloskopi atau ilmu sidik jari juga dapat mengurangi atau menghindarkan pemeriksaan perkara dengan menggunakan kekerasan atau paksaan.. pemeriksaan perkara dengan menggunakan kekerasan maupun paksaan menunjukkan ketidak mampuan penyidik dalam melaksanakan tugasnya, selain itu juga merupakan pelanggaran hak asasi manusaia sebagai tersangka apabila masih menerima perlakuan yang tidak sepantasnya. commit to user 73 B. Hambatan-Hambatan yang Ditemukan dalam Pengambilan Sidik Jari dengan Menerapkan Teknik Daktiloskopi yang Merupakan Serangkaian Tindakan Penyidikan dalam Pengungkapan Perkara Pidana. Dalam melakukan kegiatan penyidikan terhadap suatu kasus, para penyidik terkadang dihadapkan pada suatu kasus yang sulit dan rumit. Maka dengan itu, para penyidik dituntut untuk mempunyai keahlian khusus dan ketrampilan. Selain itu juga diperlukan pengalaman dengan cara belajar dari seniornya di lapangan. Dalam melakukan penyidikan pastilah tidak selalu berjalan lancar dan kadang menemui berbagai hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang membuat penyidik kesulitan dalam mengungkap suatu kasus atau membuat jelas suatu perkara pidana. Hambatan-hambatan itu bisa datang dari luar ekstern