commit to user 14
selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau mungkin menjadi seksama dan makan tenaga dengan peninjauan
kembali HB.Sutopo,1990 :8.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan dalam penelitian hukum ini terdiri dari empat 4 bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan, dan penutup. Selain itu
ditambah dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Adapun sistematika yang terperinci adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang masalah penelitian dan penulisan tentang kajian implementasi kewenangan
penyidik untuk melakukan pengambilan sidik jari dengan teknik daktiloskopi dalam pengungkapan perkara pidana di kepolisian resort
Sukoharjo, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis memaparkan sejumlah landasan teori dari para pakar dan doktrin hukum berdasarkan literature-literatur yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian yang diangkat. Tinjauan pustaka dibagi menjadi dua 2 yaitu :
1. Kerangka teori, yang berisikan tinjauan mengenai pengambilan sidik
jari dengan teknik daktiloskopi dan penyidikan.
2. Kerangka pemikiran, yang berisikan gambaran alur berpikir dari penulis
berupa konsep yang dijabarkan dalam penelitian ini.
commit to user 15
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menguraikan pembahasan dan hasil perolehan dari penelitian yang dilakukan. Berpijak dari rumusan masalah yang ada, maka
dalam bab ini penulis akan membahas dua 2 pokok permasalahan yaitu Bagaimana implementasi kewenangan penyidik untuk melakukan
pengambilan sidik jari dengan teknik daktiloskopi dalam pengungkapan perkara pidana di Kepolisian Resort Sukoharjo, Hambatan-hambatan
apakah yang ditemui penyidik dalam pengungkapan perkara pidana di Kepolisian Resort Sukoharjo..
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan yang penulis ambil dari hasil penelitian serta memberikan saran yang relevan dan bermanfaat bagi
semua pembaca dari skripsi ini terutama bagi yang sangat berkepentingan dan juga pihak-pihak yang terkait dengan penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.
Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Penyidik
a. Pengertian Penyidik
Penyidik adalah orang yang melakukan penyidikan yang terdiri dari pejabat seperti yang dijelaskan pada Pasal 1 butir 1 KUHAP. Kemudian diperinci
dan dipertegas lagi pada Pasal 6 KUHAP. Selain yang di atur dalam Pasal 1 butir 1 dan Pasal 6 KUHAP, terdapat lagi Pasal 10 KUHAP yang mengatur tentang
adanya penyidik pembantu disamping penyidik. Penyidik pembantu sendiri bukan harus dari Anggota POLRI, tetapi dapat diangkat dari kalangan pegawai negri
sipil POLRI, sesuai dengan keahlian khusus yang mereka miliki dalam bidang tertentu.
Dalam Pasal 1 Butir ke-1 KUHAP dijelaskan pengertian penyidik. ”Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan”.
Dari pengertian tersebut di atas, dapat ditarik dua unsur penyidik, seperti tercantum dalam Pasal 6 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP, yaitu :
1 Penyidik adalah : a
Pejabat Polisi Negara Indonesia; b
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.
2 Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
Dalam Pasal 6 KUHAP tersebut di atas telah ditentukan mengenai instansi atau kepangkatan seorang pejabat penyidik adalah :
a Pejabat Peyidik Polisi Untuk melakukan penyidikan, pejabat penyidik polisi harus
memenuhi syarat kepangkatan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 2 KUHAP. Mengenai kedudukan dan kepangkatan pejabat penyidik