Metode Distributed Practice Pelaksanaan Latihan Power Otot Tungkai dengan Metode Distributed Practice

commit to user 20

4. Latihan Power Otot Tungkai dengan Metode Distributed Practice

a. Metode Distributed Practice

Metode distributed practice adalah prinsip pengaturan giliran praktik keterampilan yang pada pelaksanaanya diselingi dengan waktu istirahat diantara waktu latihan. Menurut Sugiyanto 1991:284 “distributed practice adalah mempraktekkan gerakan dengan diselingi antara melakukan gerakan dan waktu istirahat”. Menurut Andi Suhendro 2004:3.72 bahwa,” distributed practice adalah prinsip pengaturan giliran dalam latihan dimana diadakan pengaturan waktu latihan dengan waktu istirahat secara berselang-seling”. Metode distributed practice pada prinsipnya merupakan pengaturan giliran waktu latihan, yaitu dalam pelaksanaanya dilakukan secara berselang- seling antar waktu latihan dan waktu istirahat. Waktu istirahat merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam metode distributed practice. Andi Suhendro 2004:3.72 menyatakan, “ penggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian-bagian penting didalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup”. Metode distributed practice merupakan metode latihan yang mempertimbangkan waktu istirahat sama pentingnya dengan waktu untuk praktek latihan. Waktu untuk istirahat bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses latihan keterampilan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Dengan istirahat yang cukup diantara waktu latihan memungkinkan kondisi atlet pulih dan lebih siap untuk melakukan kerja atau latihan berikutnya.

b. Pelaksanaan Latihan Power Otot Tungkai dengan Metode Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan pengaturan giliran praktik ketrampilan yang dilakukan secara berselang-seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Bertolak dari pengertian metode distributed practice tersebut, maka latihan lompat dilakukan secara berselang-seling. Hal ini maksudnya, commit to user 21 setelah melakukan gerakan lompat beberapa kali, untuk selanjutnya diberi kesempatan untuk istirahat sesuai dengan program yang telah dijadwalkan. Istirahat yang diberikan dapat digunakan untuk relaksasi atau pemulihan. Dengan demikian kondisi atlet akan pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada saat melakukan latihan, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tidak diulangi lagi.

c. Sistem Memori dalam Latihan Distributed Practice