Power Otot Tungkai Tinjauan Pustaka

commit to user 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Power Otot Tungkai

a. Pengertian Power Otot Tungkai Power daya ledak atau eksplosif power biasanya mengacu pada kemampuan seseorang dalam melakukan maksimal dan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Menurut Harsono 1988 : 200 bahwa: “ Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kemampuan otot maksimal, dalam waktu yang sangat cepat“. Kemudian menurut M. Sajoto 1995 : 8 bahwa: “ Daya ledak otot maskulus power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek pendeknya“. Selanjutnya Suharno HP 1993 : 59 mengemukakan bahwa, ” eksplosif power ialah kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh “. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa power otot dipengaruhi oleh kecepatan, kekuatan, keterampilan, serta koordinasi gerak. Disamping itu power juga dipengaruhi oleh serabut otot yang dimiliki. Serabut otot tersebut merupakan faktor bawaan. Jenis serabut otot yang dimiliki oleh atlet sejak lahir pada dasarnya ada dua macam, yaitu: ”serabut otot cepat, dan serabut otot lambat”. Sudoso Sumosardjuno 1994:15. Serabut otot cepat merupakan serabut otot putih, sedangkan serabut otot lambat merupakan serabut otot merah. Kekuatan dan kecepatan merupakan dua komponen kondisi fisik yang di padukan secara bersama-sama, sehingga akan menghasilkan power yang merupakan kemampuan dari otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban tahanan dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan utuh dengan waktu yang singkat. Pada prinsipnya power digunakan dalam suatu gerakan dengan mengerahkan tenaga secara maksimal dalam waktu yang cepat. commit to user 7 Seperti yang dikemukakan M. Sajoto 1988:58 bahwa “Power atau muscular power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimal dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat- singkatnya”. Menurut Andi Suhendro 2004 : 4.3 mendefinisikan power adalah “ Kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam menahan beban tertentu dalam suatu aktivitas dengan waktu terbatas”. Sedangkan menurut Mulyono B. 2007:57 mengemukakan bahwa “ Power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dengan maksimum dalam jangka waktu yang minim”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa power otot tungkai merupakan kemampuan dari otot atau sekelompok otot tungkai untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam waktu relatif singkat. Berdasar unsur terbentuknya power yaitu kekuatan dan kecepatan, maka kedua komponen tersebut merupakan faktor yang dominan menentukan baik dan tidaknya power. Oleh karena itu power yang dimiliki apabila kedua unsur tersebut baik semua. Namun apabila hanya salah satu komponen saja yang baik, maka power yang dimiliki kurang maksimal. Berdasarkan definisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa daya ledak pada dasarnya adalah kemampuan atlet untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam waktu yang sependek – pendeknya. Dalam daya ledak atau power terdapat dua unsur utama yaitu kekuatan otot dan kecepatan dalam mengerahkan tenaga yang dimiliki tersebut secara maksimal. Dari hal tersebut dapat dirumuskan bahwa otot tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai dalam mengatasi tahanan beban atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerak yang utuh. Power otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerakan secara eksplosif yang dilakukan oleh otot – otot tungkai. Tungkai pada manusia terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Otot – otot penggerak utama dalam gerakan daya ledak otot tungkai terdiri dari: 1. Otot – otot yang terletak pada tungkai atas paha: a. Otot paha bagian depan: 1. Otot abduktor dari paha commit to user 8 2. Otot sartoreus 3. Otot quadriceps femoris: a. Otot tensor facia lata b. Otot vastus laterae c. Otot rektus femoris d. Otot vastus medialis b. Otot tungkai atas bagian belakang: 1. Hamstring muscle : otot pada lateral dan medial 2. Otot gluteus maksimus Kemampuan daya ledak otot tungkai seseorang dapat dilihat dari kemampuannya melakukan gerakan secara eksplosif. Banyak cabang olahraga yang memerlukan gerakan melompat, meloncat, berlari, menendang, dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daya ledak otot tungkai merupakan unsur dasar bagi berbagai cabang olah raga, seperti lompat tinggi, lompat jauh, lari cepat, dan sebagainya. Khusus dalam lompat jauh tanpa awalan, daya ledak otot tungkai sangat penting dalam mendukung atlet saat melakukan tolakan. b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Power Power merupakan hasil perpaduan dari dua kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan. Dalam upaya untuk meningkatkan power otot, pelatih perlu memahami mengenai seluk beluk power otot. Hal yang sangat penting yang perlu diketahui yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi power otot. Untuk menghasilkan power yang baik banyak faktor yang turut menentukan. Suharno HP 1993:59-60 menjelaskan bahwa faktor – faktor penentu daya ledak sebagai berikut: 1. Banyak sedikitnya macam fibril otot putih phasic dari atlet. 2. Kekuatan dan kecepatan otot atlet. Ingat Rumus P = F x V P = Power, F = Force, V = Velocity kecepatan. commit to user 9 3. Waktu rangsangan maksimal, misalnya waktu rangsangan hanya 15 detik, power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu rangsang selama 34 detik. 4. Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan. 5. Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot ATP. 6. Penguasaan teknik garakan yang benar. Kualitas power seseorang berbeda-beda, selain kekuatan dan kecepatan hal yang membuat perbedaan adalah jenis kelamin, macam jenis fibril otot, latihan dan lain sebagainya. Power yang dimiliki seseorang akan lebih baik apabila dilatih secara sistematis dan kontinyu dengan metode yang tepat dan baik. Tanpa dilatih secara sistematis dan kontinyu power yang dimiliki tidak berperan dalam aktifitas olahraga. Menurut Suharno HP 1993: 60 ciri- ciri untuk mengembangkan power yaitu: 1 melawan beban relatif ringan, 2 gerakan latihan yang dinamis, 3 gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat dan selaras. Seseorang yang memiliki power otot tungkai yang baik maka gerakan-gerakan yang dilakukan lebih singkat, cepat dan maksimal. Maka seorang pelompat khususnya pada atlet lompat jauh harus bias melakukan dan menggunakan power otot tungkai yang dimiliki secara maksimal. Power dalam nomor lompat jauh tanpa awalan dapat diartikan sebagai explosive power atau muscular power, explosive power atau muscular power adalah”. Kemampuan seseorang mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek – pendeknya” . Sajoto 1995: 8. Menurut Suharno HP 1993: 59 explosive power atau muscular power adalah ” kemampuan otot atlet untuk mengatasi beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”. Menurut Andi Suhendro 2004:4.3 explosive power atau muscular power adalah ” kemampuan otot commit to user 10 atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan dalam suatu gerakan yang utuh”. Menurut Suharno HP 1993: 60 adapun ciri latihan explosive power atau muscular power adalah: 1 Melawan beban yang relatif ringan, 2 Gerak latihan aktif, dinamis dan cepat, 3 Gerakan – gerakan merupakan satu gerak yang singkat dan serasi, 4 Bentuk gerak dapat Cyclic atau acyclic, 5 Intensitas kerja submaksimal atau maksimal. Begitu juga pada nomor lompat jauh tanpa awalan explosive power atau muscular power diperlukan sebagai faktor pendukung dalam mencapai prestasi yang maksimal. Dengan ciri latihan melawan beban yang relatif ringan, cukup dengan berat badan sendiri dan tidak perlu tambahan beban luar yang ringan sekalipun maka dengan modifikasi latihan power otot tungkai dengan menggunakan rintangan panjang dan rintangan bilah dapat berguna untuk manambah explosive power atau muscular power otot tungkai. Banyak dalam cabang olahraga kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial. Kecepatan menjadi faktor penentu di dalam cabang olahraga seperti sprint, tinju beberapa cabang olahraga permainan dan lain sebagainya. Kecepatan tidak hanya menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat- singkatnya. Menurut Mulyono B 2007:58 ” Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerak dalam periode waktu yang singkat. Menurut Suharno HP 1993:23 ” kecepatan adalah suatu kecepatan reaksi otot yang ditandai dengan pertukaran antara kontraksi dan relaksasi yang menuju maksimal. Kecepatan ditentukan frekuensi stimulus, kemauan, mobilitas syaraf, kecepatan kontraksi otot, tingkat otomatis gerak dan power otot. Gerak kecepatan dilakukan dengan melakukan perlawanan yang berbeda – beda, misalnya berat badan, berat besi, hambatan air dan sebagainya. Di dalam latihan power otot tungkai perlawanan yang dilakukan adalah memindahkan seluruh berat badan secepat mungkin dalam waktu yang singkat dan menghasilkan lompatan yang semaksimal mungkin. Menurut Suharno HP 1993 : 47 Kecepatan bergerak adalah “ kemampuan atlet bergerak secepat mungkin dalam satu gerak yang ditandai waktu antara gerak commit to user 11 permulaan dan gerak akhir ”. Kecepatan bergerak tergantung pada kekuatan, dan daya ledak dari otot tungkai. Kecepatan bergerak harus disertai daya koordinasi, kelincahan dan keseimbangan gerak seluruh tubuh yang berkaitan dengan gerakan lompat jauh tanpa awalan. Menurut Suharno HP 1993 : 49 adapun ciri latihan Kecepatan bergerak adalah: 1 Memiliki bentuk gerak Cyclic atau acyclic, 2 Gerak latihan mengejar waktu yang paling pendek atau cepat, 3 Pengukuran waktu mulai dari perangsangan stimulus dan jawaban Respon, 4 Menggunakan metode Interval running, interval training, metode pertandingan Competition Method, dan metode bermain kecepatan Speed Play. Untuk memperoleh explosive power atau muscular power dan kecepatan bergerak dalam melakukan lompat jauh tanpa awalan diperlukan gerak kaki yang cepat dan kuat dengan koordinasi aktif, dinamis dan efektif. Semakin besar explosive power atau muscular power otot tungkai , maka akan semakin menghasilkan kecepatan bergerak yang maksimal.

2. Latihan