California Bearing Ratio CBR

commit to user Proses pemadatan material batuan dapat digunakan prosedur dalam tabel 2.3 diambil dari buku manual of soil laboratory testing, Head 1980. Tabel 2.3 Prosedur pemadatan Head, 1980 Type of test and BS 1377 : 1975 Test No. Container Rammer No. Blows mass drop of per kg mm layers layer Ordinary Compaction Old Proctor 2.5 305 3 25 BS mould 2.5 300 3 27 CBR mould 2.5 300 3 62 Heavy Compaction Old Proctor 4.5 457 5 25 BS mould 4.5 450 5 27 CBR mould 4.5 450 5 62 Vibrating hammer CBR mould 32 to 41 vibration 3 1 min Dietert 2 inch diameter 8.14 50.8 2 ends 10 each end

2.2.5 California Bearing Ratio CBR

CBR didefinisikan sebagai perbandingan dari gaya yang dibutuhkan untuk penetrasi sebuah piston dengan luas permukaan 1935 mm 2 3 in 2 ke dalam tanah yang ditempatkan di sebuah tempat khusus dengan kelajuan rata – rata 1 mm mnt 0.05 in mnt , dari kebutuhan yang sama untuk penetrasi contoh standar batu pecah yang dipadatkan. Perbandingan yang digunakan adalah penetrasi ke – 2.5 dan 5.0 mm 0.1 dan 0.2 in dan yang digunakan adalah harga tertinggi. 100 Gaya Standar Terukur Gaya CBR × = Menurut Head 1986 nilai CBR dilaporkan dengan aturan berikut ini : commit to user 1. Untuk nilai CBR dibawah 30 dibulatkan ke 1 terdekat. Contoh 25, 3 dilaporkan 25 . 2. Untuk nilai CBR antara 30 sampai 100 dibulatkan ke 5 terdekat. Contohnya 42 dilaporkan menjadi 40 . 3. Untuk nilai CBR diatas 100 dibulatkan ke 10 terdekat , contohnya 104 dilaporkan menjadi 100 . Beban permukaan piston berbentuk semi-lingkaran terbuat dari logam, biasanya diletakkan di atas permukaan contoh tanah sebelum diuji. Piston memiliki berat 2 kg setara dengan ketebalan konstruksi beban luar setebal 70 mm, dalam satuan Inggris memiliki berat 5 lb setara dengan ketebalan 3 in. Pengujian CBR menggunakan prinsip penetrasi geser dengan kelajuan tetap dimana standar plunger didorong masuk ke dalam tanah dengan kelajuan tetap dan gaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelajuan diukur tiap interval tertentu. Hubungan beban – penetrasi digambarkan sebagai grafik, mulai dari beban diterapkan menjadi penetrasi standar beban tidak dibaca dan ditunjukkan sebagai perbandingan dari beban standar. Standar gaya dihasilkan dari kisaran penetrasi mulai dari 2 hingga 12 mm. Gaya yang ditunjukkan adalah tipe berat, berdasarkan penetrasi 2.5 dan 5 mm, digunakan dalam perhitungan standar nilai CBR. Pernyataan ini sama dengan kriteria asli untuk tekanan kontak di bawah plunger dengan luas permukaan 3 in 2 , adalah 1000 lbin 2 di penetrasi 0.1 dan 1500 lbin 2 di penetrasi 0.2, dapat ditunjukkan pada Tabel 2.4 Hubungan standar gaya – penetrasi untuk uji CBR Head, 1980. commit to user Tabel 2.4 Hubungan standar gaya – penetrasi untuk uji CBR Head, 1980 Tekanan in mm kN lbf lbin2 2 11.5 0.1 2.5 13.24 3000 1000 4 17.6 0.2 5 19.96 4500 1500 6 22.2 8 26.3 10 30.3 12 33.5 Penetrasi Gaya Gaya standar ini didasarkan pada uji contoh pemadatan batu pecah, yang didefinisikan sebagai nilai CBR 100. Berdasarkan beberapa grafik pengujian CBR , dari 20 hingga 200 nilai CBR, dapat diperlihatkan pada Gambar 2.4 grafik beberapa nilai CBR. Gambar 2.4 Grafik beberapa nilai CBR Head, 1980 Nilai CBR mungkin terjadi melebihi 100, hal ini terjadi pada pemadatan slag limbah peleburan logam pecah dan tanah yang telah distabilkan. Pada intinya commit to user nilai CBR adalah rata – rata dari pengumpulan data grafik beban – penetrasi sebagai kuantitas numerik tunggal harga tunggal . Nilai CBR yang diberikan oleh tanah tergantung dari kepadatan kering dan kadar airnya. Sesuai dengan derajat kepadatan, nilai CBR akan turun dengan bertambahnya kadar air dan penurunan ini bisa lebih cepat jika berada di atas kadar air optimum. Davis 1949 dalam Head 1980 menyebutkan rata – rata penurunan semakin tajam untuk tanah berbutir kasar. Pada Gambar 2.5 hubungan nilai CBR dengan kadar air dan grafik pemadatan dapat digambarkan pada skala logaritmik. Gambar 2.5 Grafik hubungan nilai CBR dengan kadar air dan grafik pemadatan Head, 1980 Terdapat dua puncak pada ”kurva c” terjadi pada kepadatan kering optimum tanah lempung, terutama untuk usaha pemadatan tingkat rendah. Hubungan yang sama dapat dibuat untuk derajat pemadatan yang lain. Nilai CBR umumnya diaplikasikan pada desain runway atau taxiway lapangan terbang dan jalan raya. Grafik desain standar digunakan para insinyur untuk menentukan ketebalan konstruksi berdasarkan nilai CBR tergantung dari antisipasi commit to user kondisi lalu-lintas kendaraan atau pesawat terbang sesuai dengan beban sumbu dan frekuensi lalu-lintas. Praktisi Amerika memperkenalkan benda uji CBR dengan cara perendaman. Upaya ini sebagai tindakan pencegahan untuk mengijinkan penambahan kadar air ke dalam tanah selama terjadi banjir atau kenaikan muka air tanah. Perendaman cenderung menghasilkan distribusi kadar air yang tidak rata pada contoh tanah. Geser pada sisi dalam mould menghasilkan pengembangan yang tidak seragam dan 10 mm bagian atas atau lebih tanah cenderung melunak daripada yang terjadi di lapangan.

2.2.6 Koefisien Reaksi Subgrade Arah Vertikal k

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN BATU KUNING SEBAGAI BAHAN SUBBASE COURSE JALAN DITINJAU DARI BESARNYA NILAI kv PADA PENGUJIAN STANDARD PROCTOR DAN CBR DALAM KONDISI UNSOAKED

1 10 84

PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN PLASTIK DAN GEOSINTETIK.

0 0 1

Penggunaan Material Batu Kapur Sebagai Lapisan Subbase Course Perkerasan Jalan Pada Subgrade Tanah Granuler BAB 0

0 0 16

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 0 19

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

1 1 1

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 0 7

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 1 55

MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PADA SUBGRADE TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN PLASTIK DAN GEOSINTETIK

0 1 8

PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH GRANULER

0 0 6

PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH GRANULER

0 4 16