Material Struktur Lapis Perkerasan Pengujian Pemadatan Modifikasi “Heavy” Compaction Test

commit to user Stabil CBR ≥ 15 0 mm

2.2.3 Material Struktur Lapis Perkerasan

Material struktur lapis perkerasan, seperti lapis pondasi base course, lapis pondasi-bawah subbase course, dan lapis permukaan harus terdiri dari campuran material granuler. Struktur pembentuk perkerasan yang stabil secara mekanis, umumnya terdiri dari campuran agregat kasar kerikil, batu pecah, slag dan sebagainya, agregat halus abu batu, pasir dan sebagainya, lanau, lempung, yang dicampur dengan proporsi tertentu dan dipadatkan dengan baik, Hardiyatmo, 2010. Dolomite adalah carbonate mineral yang terdiri dari calcium magnesium carbonate CaMgCO 3 2 . Pada umumnya terdapat pada batuan sedimen yang disebut dolostone. Dolomite mempunyai karakteristik fisik, yaitu berwarna kuning, merah muda, putih, coklat, merah dan berkristal. Dolomite lebih keras dan padat bila disbandingkan batu kapur, dan lebih tahan terhadap asam. Gambar 2.2 Dolomite Distribusi ukuran butiran untuk perkerasan jalan yang paling banyak dipakai secara umum untuk pekerjaan perkerasan jalan adalah Department of the Army and The commit to user Air Force, 1994 . Berikut ini adalah distribiusi ukuran butiran untuk perkerasan jalan yang disajikan pada Tabel 2.2 : Tabel 2.2 Distribiusi ukuran butiran untuk perkerasan jalan Persen lolos saringan Ukuran saringan Lapis pemukaan Lapis pondasi - bawah Lapis pondasi 26,5 mm 100 100 19,0 mm 85 - 100 70 – 100 9,5 mm 65 - 100 50 – 80 4,75 mm no.4 55 - 85 32 – 65 2,36 mm no.8 1 20 - 60 25 – 50 0,425 mm no.40 25 - 45 15 – 30 0,075 mm no.200 2 10 - 25 5 – 15 1 Ukuran butiran maksimal lapis pondasi-bawah sering dinaikkan sampai 40 mm 2 Fraksi butiran 0,075 mm adalah fraksi yang mengandung partikel debu Sumber : Department of the Army and The Air Force, 1994

2.2.4 Pengujian Pemadatan Modifikasi “Heavy” Compaction Test

Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori tanah dikeluarkan. Adapun proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai bahan timbunan. Dengan maksud : a Mempertinggi kekuatan tanah. b Memperkecil pengaruh air pada tanah. c Memperkecil compressibility dan daya rembes airnya. Pada derajat kepadatan tinggi berarti : ƒ Berat isi tanahnya maksimum γ b maks dan γ d maks ƒ Kadar air tanahnya optimum w opt . ƒ Angka porinya minimum e min . ƒ Porositasnya minimum n min . commit to user “Heavy” Compaction Test test ini adalah suatu percobaan tanah disamping percobaan yang lain yaitu “Ordinary” compaction test untuk memeriksa kadar air tanah dan sifat yang lain. Gambar 2.3 Kurva Hasil Pemadatan Pada Berbagai Jenis Tanah ASTM D-698 Pada tanah pasir d γ cenderung berkurang saat kadar air w bertambah. Pengurangan d γ ini adalah akibat dari pengaruh hilangnya tekanan kapiler saat kadar air bertambah. Pada kadar air rendah, tekanan kapiler dalam tanah yang berada di dalam rongga pori menghalangi kecenderungan partikel untuk bergerak, sehingga butiran cenderung merapat padat, Hardiyatmo, 2006. commit to user Proses pemadatan material batuan dapat digunakan prosedur dalam tabel 2.3 diambil dari buku manual of soil laboratory testing, Head 1980. Tabel 2.3 Prosedur pemadatan Head, 1980 Type of test and BS 1377 : 1975 Test No. Container Rammer No. Blows mass drop of per kg mm layers layer Ordinary Compaction Old Proctor 2.5 305 3 25 BS mould 2.5 300 3 27 CBR mould 2.5 300 3 62 Heavy Compaction Old Proctor 4.5 457 5 25 BS mould 4.5 450 5 27 CBR mould 4.5 450 5 62 Vibrating hammer CBR mould 32 to 41 vibration 3 1 min Dietert 2 inch diameter 8.14 50.8 2 ends 10 each end

2.2.5 California Bearing Ratio CBR

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN BATU KUNING SEBAGAI BAHAN SUBBASE COURSE JALAN DITINJAU DARI BESARNYA NILAI kv PADA PENGUJIAN STANDARD PROCTOR DAN CBR DALAM KONDISI UNSOAKED

1 10 84

PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN PLASTIK DAN GEOSINTETIK.

0 0 1

Penggunaan Material Batu Kapur Sebagai Lapisan Subbase Course Perkerasan Jalan Pada Subgrade Tanah Granuler BAB 0

0 0 16

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 0 19

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

1 1 1

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 0 7

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 1 55

MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PADA SUBGRADE TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN PLASTIK DAN GEOSINTETIK

0 1 8

PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH GRANULER

0 0 6

PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH GRANULER

0 4 16