15
Penelitian Ababneh KT dkk tahun 2012 di Jordania pada 595 pasien yang datang ke pusat kesehatan, rumah sakit gigi pendidikan dan dua praktek dokter gigi
pribadi bagian utara Jordania yang terdiri dari 236 pria dan 359 wanita, dihasilkan bahwa 90,3 pria mengalami penyakit periodontal sedangkan wanita hanya 79,4.,
dengan rasio perbandingan L:P= 1,6:1
11
Prevalensi penyakit gigi dan mulut masih sangat tinggi di Indonesia. Data tahun 2001 menyebutkan bahwa diantara peyankit yang muncul di masyarkat,
prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60 penduduk. Dari penyakit gigi dan mulut tersebut, penyakit periodontal memiliki prevalensi
cukup tinggi.
12
SKRT tahun 2011 di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi penyakit gigi dan mulut termasuk karies dan penyakit periodontal merupakan masalah yang cukup
tinggi, yaitu 60 yang dikeluhkan masyarakat.
13
Situmorang N tahun 2004 melaporkan prevalensi penyakit periodontal sebesar 96,58 penduduk pada seluruh
kelompok usia produktif di masyarakat di Kecamatan Medan baru dan Medan Selayang.
12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Albert tahun 2011 di kota Medan tepatnya pada kecamatan Medan Belawan menyatakan bahwa prevalensi penyakit
periodontal pada Kecamatan Medan Belawan adalah sebesar 94,6.
14
Penulis bermaksud melanjutkan penelitian menganai penyakit periodontal di Kota Medan khususnya Kecamatan Medan Selayang karena belum ada data terbaru
mengenai ini, serta dihubungkan dengan faktor-faktor resiko seperti usia, jenis kelamin, merokok, dan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dan selama ini belum adanya data tentang penyakit periodontal khususnya pada daerah Kecamatan Medan Selayang, maka perumusan
rmasalah yang timbul sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
1. Berapa prevalensi penyakit periodontal kaitannya dengan kehilangan tulang
alveolar pada maksila regio kanan dilihat melalui radiografi panoramik pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang
2. Apakah ada hubungan antara usia dengan penyakit periodontal pada
masyarakat di Kecamatan Medan Selayang 3.
Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit periodontal pada masyarkata di Kecamatan Medan Selayang
4. Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal
pada masyarkat di Kecamatan Medan Selayang
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.
1.3.2 Tujuan
Khusus
1. Untuk mengetahui prevalensi masyarkat yang mengalami kehilangan
tulang alveolar maksila regio kanan yang disebabkan oleh penyakit periodntal di tinjau secara radiografi panoramik di Kecamatan Medan Selayang
2. Untuk mengetahui hubungan antara usia dengan penyakit periodontal
pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang. 3.
Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit periodontal pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.
4. Untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan penyakit periodontal
pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.
Universitas Sumatera Utara
17
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini adalah a. Ada hubungan antara usia dengan penyakit periodontal masyarakat di
Kecamatan Medan Selayang. b. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit periodontal pada
masyarakat di Kecamatan Medan Selayang. c. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal pada
masyarkat di Kecamatan Medan Selayang
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi kontribusi atau sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan kepada instansi kesehatan maupun menjadi bahan ajar yang berguna bagi fakultas-fakultas kedokteran gigi.
b. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberi informasi kepada
masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal dan dampak dari penyakit periodontal tersebut sehingga dapat menjadi dasar
pertimbangan perubahan tingkah laku masyarakat.
1.5.2 Manfaat Aplikatif
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan penyuluhan bagi tenaga-tenaga kesehatan.
b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang benar sehingga dapat mencegah dan meminimalkan terjadinya penyakit periodontal.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap aparatur tentang kesehatan yang terkait dengan panyakit periodontal dan kehilangan
tulang
Universitas Sumatera Utara
18
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiografi Kedokteran Gigi
Radiografi sering digunakan sebagai informasi diagnostik tambahan yang dikumpulkan melalui pemeriksaan jaringan lunak. Radiografi yang pada umumnya
digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah bitewing radiografi dan periapikal radiografi. Pemeriksaan klinis dan radiografi memegang peranan yang penting dalam
diagnosa penyakit periodontal, begitu pula dengan pilihan perawatan dan pemeriksaan lanjutan. Bitewing radiografi dan periapikal radiografi berguna untuk
tujuan tersebut. Selain radiografi intra-oral, radiografi panoramik juga digunakan sebagai pemeriksaan tambahan pada jaringan tulang
marginal.
15
2.2 Peran Radiografi dalam Mengenali Periodontitis
Teknik radiografi yang berperan dalam mengenali periodontitis salah satunya adalah teknik ronsen panoramik. Foto panoramik merupakan foto ronsen ekstra oral
yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur fasial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Struktur periodontal yang
teridentifikasi dalam radiografi meliputi lamina dura, tulang alveolar, ruang ligamen periodontal dan sementum.
Foto panoramik dapat mendiagnosa penyakit periodontal kebanyakan pada kasus yang sudah parah.
16
Universitas Sumatera Utara
19
Gambar 1. Radiografi panoramik menunjukkan adanya kehilangan tulang akibat periodontitis kronis.
17
Data klinis dan radiografi sangat penting dalam mendiagnosis penyakit periodontal. Radiografi akan sangat membantu dalam evaluasi jumlah tulang yang
ada, kondisi alveolar crests, kehilangan tulang pada daerah furkasi, lebar dari ruang ligamen periodontal.
16
Peranan radiografi selain dalam mengenali penyakit periodontal.juga berperan untuk: melihat panjang dan morfologi akar gigi, rasio mahkota dengan akar gigi,
melihat sinus maksilaris, gigi impaksi, supernumerary dan missing teeth.
16
Keterbatasan radiografi, yaitu :
16
1. Radiografi konvensional memberikan gambar dua dimensi. Sedangkan gigi
merupakan objek tiga dimensi yang kompleks. Akibat dari gambar yang tumpang tindih, detail bentuk tulang menjadi tidak terlihat.
2. Radiografi tidak memperlihatkan permulaan dari penyakit periodontal.
Setidaknya 55 – 60 demineralisasi terjadi dan tidak terlihat pada gambaran radiografi.
Universitas Sumatera Utara
20
3. Radiografi tidak memperlihatkan kontur jaringan lunak dan tidak merekam
perubahan jaringan – jaringan lunak pada periodonsium. Oleh karena itu, pemeriksaan klinis yang teliti dikombinasi dengan
pemeriksaan radiografi yang tepat dapat memberikan data adekuat untuk diagnosis keberadaan dan penyebaran dari penyakit periodontal.
16
2.3 Foto Panoramik