41
3.6.2.1 Data Univariant
1. Prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat di Kecamatan Medan
Selayang. 2.
Prevalensi masyarakat yang mengalami kehilangan tulang alveolar yang disebabkan oleh penyakit periodontal ditinjau secara radiografi Panoramik di
Kecamatan Medan Selayang.
3.6.2.2 Data
Bivariant
1. Hubungan usia dengan penyakit periodontal
Untuk menguji hubungan umur dengan penyakit periodontal digunakan uji chi square.
2. Hubungan jenis kelamin dengan penyakit periodontal
Untuk menguji hubungan jenis kelamin dengan penyakit periodontal digunakan uji chi square.
3. Hubungan kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal
Untuk menguji hubungan kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal digunakan uji chi square.
3.7 Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komisi etik Health Research Ethical Committee of North Sumatera nomor: 316KOMETFK
USU2012. Sebelum menjadi subjek penelitian, peneliti akan memberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan kepada subjek penelitian. Subjek penelitian
dapat menerima ataupun menolak dijadikan subjek penelitian. Bagi mereka yang menyetujui diminta untuk menandatangani informed consent secara sadar dan tanpa
paksaan. Informed consent ini mencakup tujuan, manfaat maupun resiko dari penelitian yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Data Demografis Sampel
Sampel pada penelitan ini berjumlah 137 orang yang melibatkan 30 responden laki-laki dan 107 perempuan. Penelitian ini memeriksa status periodontal dan
penurunan tulang alveolar dari CEJ, gigi 15, 16 atau 17 dan kemudian dihubungkan dengan usia, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok serta dikategorikan berdasarkan
tingkat keparahannya. Tabel 4: Data statistik jumlah responden berdasarkan status periodontal
Status Periodontal Frekuensi
orang Persentase
Reversible Normal
Gingivitis 2
1,5 Penyakit periodontal
destruktif tahap awal 17 12,4
Irreversible Penyakit periodontal
destruktif 80 58,4
Penyakit periodontal destruktif tahap
akhir 38 27,7
Total 137 100
Dari hasil penelitian di dapat data prevalensi penyakit periodontal pada Kecamatan Medan Selayang adalah 86,1 dari total 137 orang sampel
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 5: Data statistik jumlah responden berdasarkan usia Umur Tahun
Frekuensi orang Persentase
30-40 59 43,1 41-50 44 32,1
51-60 27 19,7. 61-70 7 5,1
Total 137 100
Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa masyarakat yang turut berperan serta paling banyak adalah masyarakat dengan usia 30-40 tahun 59 orang 43,1, 41-50 tahun
32,1, 51-60 tahun 19,7, dan 61-70 tahun 5,1.
Tabel 6: Data statistik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi Orang Persentase
Pria 30 21,9 Wanita
107 78,1
Total 137 100 Dari Tabel 6 juga dapat dilihat responden pria sebesar 30 orang 21,9 dan
wanita sebesar 107 orang 78,1.
Universitas Sumatera Utara
44
Table 7: Data statistik jumlah responden berdasarkan kebiasaan merokok Kebiasaan Frekuensi
Orang Persentase
Merokok 20
14,6 Tidak merokok
117 85,4
Total 137 100
Pada Tabel 7 dapat dilihat kebiasaan merokok sebanyak 20 orang 14,7 dari 137 orang sampel dan yang tidak merokok 117 orang 85,4.
Table 8: Data statistik jumlah responden berdasarkan pendidikan Pendidikan Frekuensi
Orang Persentase
Tidak ada 5
3,6 SD 32
23,4 SMP 40
29,2 SMA 47
34,3 Perguruan Tinggi
13 9,5
Total 137 100
Pada Tabel 8 dapat dilihat data jumlah responden berdasarkan status pendidikannya, masyarakat dengan pendidikan Tidak ada 5 orang 3,6, SD 32
orang 23,4, SMP 40 orang 29,2, SMA 47 orang 34,3 dan perguruan tinggi 13 orang.
Universitas Sumatera Utara
45
4.2 Hubungan Penyakit Periodontal dengan Usia
Tabel 9: Hubungan penyakit periodontal dengan usia pada kategori resorpsi tulang alveolar
Usia Tahun Frekuensi
orang Resorpsi Tulang Alveolar
Berdasarkan Radiografi Panoramik Orang
Persentase
30-40 59 7
11,8 41-50 44
8 18,2
51-60 27 10
37 61-70 7
3 42,9
Total 137 28
Pada Tabel 9 diatas dapat dilihat hubungan penyakit periodontal dengan usia dimana persentase paling tinggi terdapat pada usia 61-70 tahun 42,7 dan
kemudian diikuti dengan usia 51-60 tahun 37, 41-50 tahun 18,2, dan 30-40 tahun 11,8.
Universitas Sumatera Utara
46
4.3 Hubungan Penyakit Periodntal dengan Jenis Kelamin
Table 10: Hubungan penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada kategori resorpsi tulang alveolar
Jenis Kelamin Frekuensi Orang
Resorpsi Tulang Alveolar Berdasarkan Radiografi
Panoramik Orang Persentase
Pria 30 5 16,7
Wanita 107 23
21,5 Total 137
28
Pada Tabel 10 dapat dilihat dari 107 oramg responden wanita 23 orang 21,5 mengalami resorpsi tulang alveolar yang lebih dibandingkan dengan 30
orang responden pria 5 orang 16,7 mengalami resoprsi tulang alveolar.
Universitas Sumatera Utara
47
4.4 Hubungan Penyakit Periodontal dengan Kebiasaan Merokok
Tabel 11: Hubungan penyakit periodontal dengan kebiasaan merokok pada kategori resorpsi tulang alveolar
Kebiasaan Frekuensi
orang Resorpsi Tulang Alveolar
Berdasarkan Radiografi Panoramik orang
Persentase Merokok
20 4
20 Tidak merokok
117 24
20,5 Total 137
28
Pada Tabel 11 diatas dapat dilihat dari 20 orang responden yang merokok 4 orang 20 memiliki resiko mengalami rerospsi tulang alveolar dan dari 117 orang
responden yang tidak merokok 24 orang 20,5 yang memiliki resoprsi tulang alveolar.
Universitas Sumatera Utara
48
4.5 Kehilangan Tulang Alveolar pada Maksila Regio Kanan
Tabel 12: Hubungan penyakit periodontal dengan kehilangan tulang alveolar maksila regio kanan pada kategori resorpsi tulang alveolar
Regio Maksila Kanan Resorpsi Tulang Alveolar
Berdasarkan Radiografi Panoramik
Persentase
3-4mm 8 28,6 4mm 20 71,4
Total 28 100
Pada Tabel 12 diatas dapat dilihat responden yang mengalami kehilangan tulang 3-4 mm terdapat 8 orang 28,6 dan 4mm terdapat 20 orang 71,4 dari
total 28 orang responden yang mengalami penyakit periodontal yang Irreversible.
Gambar 5: Gambar radiografi panoramik kehilangan tulang alveolar maksila regio kanan.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB 5 PEMBAHASAN
Penyakit periodontal adalah jangkitan bakteri kronik yang melibatkan gingiva dan tulang yang menyokong gigi.
35
Penyakit periodontal dibagi kedalam dua kelompok yaitu gingivitis dan periodontitis.
36
Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri didalam plak selaput yang menempel pada gigi dan tidak berwarna.
35
Secara umum perbedaan periodontitis dan gingivitis adalah adanya kehilangan perlekatan
jaringan ikat ke gigi pada keadaan gingiva yang terinflamasi, terjadi kehilangan ligament periodontal, terganggunya perlekatan ke sementum dan resorpsi tulang.
36
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Selayang di enam kelurahan, yaitu Kelurahan Asam Kumbang, Kelurhan Tanjung
Sari, Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulang Selayang II. Untuk memperoleh identitas dan riwayat medis responden
dilakukan dengan teknik wawacara dan pengisian kuesioner. Seleksi sampel juga dilakukan berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi.. Setelah dilakukan penyeleksian
sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk mendapatkan status periodontal. Pemeriksaan status periodontal ini
dilakukan pada enam gigi yaitu gigi 11, 16, 26, 31, 36, dan 46 setelah itu akan dilakukan seleksi berasarkan penilaian status periodontal responden sehingga dapat
dilakukan rontgen foto panoramik untuk mengukur besarnya penurunan tulang alvelolar.
Prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang cukup tinggi yaitu 86,1 dari 137 orang sampel menderita penyakit
periodontal tabel 5 bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Albert dkk di Kecamatan Medan Belawan, yaitu dari total 125 sampel diperoleh 90,4 yang
menderita penyakit periodontal. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 137 orang yang terbagi atas pria
sebesar 30 orang 21,9 dan wanita 107 orang 78,1 Tabel 7. Dari penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
50
didapati prevalensi penyakit periodontal destruktif sebesar 58,4 dan destruktif tahap akhir sebesar 27,7 pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang
tabel 5. Pada status periodontal penyakit periodontal destruktif dan penyakit
periodontal destruktif tahap akhir ini sudah terjadi kerusakan tulang yang permanen pada jaringan periodontal, termasuk kerusakan jaringan ikat gingiva, ligamen
periodontal, dan tulang alveolar dan penyakit ini tergolong kedalam penyakit periodontal yang irreversible. Responden yang memasuki tahap ini akan dilakukan
rontgen foto panoramik untuk melihat besarnya kehilangan tulang alveolar. Dari hasil radiografi yang dilakukan, responden mengalami kehilangan tulang yang parah pada
regio posterior rahang kanan atas, yaitu 28,6 mengalami kehilangan tulang 3-4 mm dan 71,4 lebih dari 4mm Tabel 10.
Pada penelitian ini diperoleh adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan usia, dimana dengan meningkatnya usia resiko terhadap penyakit periodontal
juga semangkin besar yaitu 42,9 pada responden yang berusia 61-70 tahun, diikuti dengan 51-60 tahun 37, 41-50 tahun 18,2 dan menurun pada responden yang
berusia 30-40 tahun sebesar 11,8 Tabel 9. Hal ini juga telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Fehrenbach MJ tahun 2002 menyatakan lebih dari
setengah orang dewasa di Amerika mengalami penyakit gingivitis yang merupakan tahap awal dari penyakit periodontal dan semankin parah pada usia 70 tahun dimana,
86 dari masyarakat berusia 70 tahun tersebut mengalami peridontitis sedang dan periodontitis berat
9
dan juga penelitian yang dilakukan oleh National Survey of Oral Health
tahun 2004 pada orang Australia dewasa dimana, prevalensi panyakit periodontitis pada usia 18-24 tahun sebesar 2,8 dan meningkat pada usia 75 tahun
sebesar 60,8.
10
Perubahan yang terjadi pada jaringan periodontal dikaitkan dengan bertambahnya usia yaitu, pada gingiva bisa terjadi hilangnya keratinisasi, hilangnya
stippling , gingiva cekat bertambah lebar, seluler jaringan ikat berkurang,
berkurangnya konsumsi oksigen dan aktivitas metabolisme. Pada ligamen periodontal terjadi perubahan berupa bertambahnya jumlah serabut elastik, berkurangnya
Universitas Sumatera Utara
51
vaskularisasi dan terdapat aktivitas mitotik. Pada sementum, akan terjadi penambahan sementum hingga beberapa kali lipat. Sedangkan, perubahan pada tulang alveolar
akibat proses penuaan dapat berupa osteoporosis, berkurangnya vaskularisasi, berkurangnya aktivitas metabolisme dan kemampuan penyembuhan resorpsi tulang
bisa meningkat atau berkurang begitu pula kepadatan tulang bisa meningkat atau berkurang tergantung dari lokasinya.
30
Perubahan jaringan periodontal tersebut yang diduga kuat menambah kerentanan terjadinya penyakit periodontal pada orang yang berusia lanjut, walaupun
belum jelas apakah perubahan pada jaringan periodontal ini disebabkan oleh efek kumulatif dari penyakit periodontal selama bertahun-tahun atau karena menunrunya
pertahanan tubuh terhadap penuaan.
32
Hasil penelitian mengenai hubungan antara penyakit periodontal dan jenis kelamin dimana 21,5 wanita mengalami penyakit periodontal kaitannya dengan
resorpsi tulang alveolar dan 16,7 pria mengalami penyakit periodontal kaitanya dengan resorpsi tualng alveolar Tabel12. Banyak penelitian yang menyatakan
bahwa pria lebih berisko dari pada wanita seperti penelitian yang dilakukan oleh Ababneh KT dkk tahun 2012 di Jordania pada 595 pasien yang datang ke pusat
kesehatan, rumah sakit gigi pendidikan dan dua praktek dokter gigi pribadi bagian utara Jordania yang terdiri dari 236 pria dan 359 wanita, dihasilkan bahwa 90,3 pria
mengalami penyakit periodontal sedangkan wanita hanya 79,4., dengan rasio perbandingan L:P= 1,6:1
11
Ali Abbas pada tahun 2012 di Bhagdad, Irak juga mendapatkan hasil yang sama pada 115 responden dimana responden pria sebesar
641 orang dan wanita 474 orang, penelitian ini dilakukan pada rentang usia 23-67 tahun. Hasilnya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara responden pria
14,4 dan wanita 7 sehingga dapat disimpulkan bahwa pria memiliki potensi dua kali lebih besar terkena penyakit periodontal di bandingkan dengan wanita.
37
penelitian yang dilakukan oleh Meisel P dkk pada tahun 2002, laki-laki berada pada resiko yang lebih tinggi pada penyakit periodontal dan menjelaskan bahwa hal
ini disebabkan oleh adanya enzim Myeloperoxidase MPO yang lebih tinggi pada wanita dari pada pria. Enzim Myeloperoxidase MPO adalah suatu enzim yang
Universitas Sumatera Utara
52
pengeluarannya dipengaruhi estrogen dan berada didalam leukosit polimorfonuklear. Enzim ini dapat merangsang pembentukan suatu asam yang mencegah bakteri
infeksi.
8
Perbedaan hasil penelitian ini dibandingkan dengan penelitian lain disebabkan keterbatasan jumlah responden pria yang diperiksa secara radiografi. Jumlah
responden pria lebih sedikit daripada jumlah responden wanita selain itu disebabkan juga oleh faktor-faktor lain yang menjadi varibel penggangu dan tidak dapat
dikendalikan seperti pengaruh hormon terhdap wanita, kebiasaan dan gaya hidup. Pada kenyataannya oral hygine pria lebih rendah daripda wanita terkait keberadaan
plak dan kalkulus. Dimana hal ini disebabkan oleh laki-laki mempunyai kebiasaan merokok, minum minuman alkohol dan kurang menjaga oral hygine. Faktor jenis
kelamin masih meragukan keberadaannya dimana ada penelitian yang menyebutkan bahwa kondisi periodontal wanita lebih baik dari laki-laki dan sebaliknya. Perbedaan
jenis kelamin dalam prevalensi dan keparahan penyakit periodontal lebih menunjukan hubungan kebiasaan menjaga oral hygine dan kebiasaan pencegahan daripada faktor
genetik lain.
30
Penelitian yang dilakukan oleh Mascarenhas P dkk tahun 2003 juga menyatakan bahwa hormon estrogen dan progesteron berperan penting terhadap
perubahan psikologis pada wanita di fase-fase yang spesifik didalam kehidupan mereka, hal ini dimulai sejak masa pubertas. Dimana hormon estrogen dan
progesteron ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan anabolisme protein, kedua hormon ini juga diketahui memiliki aktifitas biologis yang signifikan
terhadap perubahan sistem organ yang berbeda-beda termasuk rongga mulut. Secara klinis pasien dengan keadaan plak periodontal yang banyak tetapi memiliki kadar
estrogen yang cukup hal ini dapat menurunkan resiko pasien terhadap inflamsi gingiva namun ha ini berbeda dengan pasien yang memiliki kadar estrogen yang
kurang maka resiko akan inflamasi gingiva meningkat. Hal ini menunjukan bahawa mediator inflamsi dapat di pengaruhi oleh jumlah hormon estrogen dan progesteron.
38
Hasil penelitian ini menunjukan persentase kehilangan tulang pada non- perokok lebih besar sekitar 20,5 bila dibandingkan dengan responden yang
merokok sebesar 20 Tabel 11. Hal ini bisa dikarenakan oleh jumlah responden
Universitas Sumatera Utara
53
yang merokok lebih sedikit dari yang tidak merokok dan juga bisa dikarenakan pemeliharaan oral hygine yang lebih baik dari responden yang merokok dibandingkan
dengan yang tidak merokok. Penelitian dari Macedo TCN dkk tahun 2006 di Brazil, masyarakat Bahia, Brazil, prevalensi masyarakat yang memiliki penyakit
periodontitis pada sampel yang mempunyai kebiasaan merokok lebih tinggi dua kali lipat daripada sampel yang tidak merokok yaitu sebesar 17,8 pada sampel yang
tidak merokok dan 38,9 pada sampel yang merokok. Dari penelitian tersebut juga didapati prevalensi panyakit peridontitis pada sampel yang jarang menyikat gigi lebih
tinggi 1,79 kali dari sampel yang menyikat gigi dengan baik dan 40 pada sampel yang jarang menyikat giginya.
5
Pinborg 1947 merupakan orang pertama yang mengemukakan adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kebiasaan merokok.
16
Ada bukti yang kuat bahwa merokok dapat mempengaruhi respon host bawaan dan kekebalan.
Ditemukan bahwa penurunan inflamasi dan cairan sulkus gingival pada perokok dan bukan perokok bahwa merokok dapat merusak aliran darah pada gingiva.
29
Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi dapat memberikan pengaruh langsung terhadap jaringan periodontal. Perokok mempunyai
peluang lebih besar menderita penyakit periodontal seperti kehilangan tulang alveolar, peningkatan kedalaman saku gigi serta kehilangan gigi, dibandingkan
dengan yang bukan perokok.
33
Munculnya berbagai kondisi patologis sistemik maupun lokal dalam rongga mulut, disebabkan karena terjadinya penurunan fungsi molekul, termasuk saliva.
Kerusakan komponen antioksidan saliva, diikuti dengan penurunan fungsinya, ditemukan pada beberapa kelainan di rongga mulut.
33
Tar, nikotin, dan gas karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu – ribu
bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik. Pada saat rokok dihisap, membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran
nafas, dan paru – paru. Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
33
Universitas Sumatera Utara
54
Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis,
berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap. Zat ini dapat berubah warna menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara. Nikotin
berperan dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal, menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel membran.
33
Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada system pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida memiliki
afinitas dengan haemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dibandingkan afinitas oksigen terhadap haemoglobin.
33
Efek merokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan berhubungan dengan
dalamnya hisapan rokok yang dilakukan.
33
Universitas Sumatera Utara
55
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat di Kecamatan Medan
Selayang sebesar 86,1. 2.
Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang yang mengalami kehilagan tulang alveolar pada maksila kanan atas adalah sebesar 28,6 dengan kehilangan
tulang 3-4 mm dan 71,4 dengan kehilangan tulang lebih dari 4mm. 3.
Terdapat hubungan antara usia dengan penyakit periodontal yang dihubungkan dengan kehilangan tulang alveolar yang ditinjau secara radiografi
panoramik. Dimana semankin meningkatnya usia semankin tinggi resiko terkena penyakit periodontal.
4. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit periodontal yang
dihubungkan dengan kehilangan tulang alveolar yang ditinjau secara radiografi panoramik.
5. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal
yang dihubungkan dengan kehilangan tulang alveolar yang ditinjau secara radiografi panoramik.
6.2 Saran
1. Diharapkan pada penelitian berikutnya dapat diteliti hubungan-hubungan
lainnya yang diduga sebagai faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal yang dapat menyebabkan resorpsi tulang alveolar pada masyarakat di
kecamatan-kecamatan lainya di Kota Medan. 2.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat di teliti mengenai kebiasaan buruk lainnya, misalnya seperti mengunyah sebelah sisi.
Universitas Sumatera Utara
56
DAFTAR PUSTAKA
1. Boel T. Indeks radiometrik direct digital panoramic radiography Plak Arteri
Karotis Pada Penderita Periodontitis Kronis dengan Mempertimbangkan Berbagai Faktor Resiko. Disertasi: Medan: USU, 2011: 1-8
2. Semenoff L, et all. Are panoramic radographs reliable to diagnose mild
alveolar bone resorption?. ISRN Dentistry. 2011:1-4 3.
E H Amin. Epidemiology and risk factors of periodontal disease. http:cdn.intechopen.compdfs27464InTech-
Epidemiology_and_risk_factors_of_periodontal_disease.pdf 19 juli 2012. 4.
Albandar JM, Brunelle JA, Kingman A. Destructive periodontal disease in adults 30 years of age and older in the United State. J periodontal. 1999; 13-
29. 5.
Macedo TCN, et all. Factor related to periodontal disease in a rural population. Braz Oral Res. 2006; 203: 257-62.
6. Nazish Alam M D N, Mishra P, Chandrasekaren S C. Gender basis of
periodontal disease. https:docs.google.comviewer?a=vq=cache:g2kTQiaT5zMJ:www.ijbamr.c
omMarchIssuePDF1362520ISSUE2.pdf+gender+basis+on+periodontal+di seasehl=engl=idpid=blsrcid=ADGEESgkh5_gf9eMBL6iyQXrLYY4P
iGaAjG34kkdKVSO6R- oBaY5D8S8GGBdpDGBO35ArGavAFYDPemF93qwi66elln_UKEW5h7j_o
0GEApFZdqjkD7w7v0owA2FTI- ztWZ3JWpB9qNtsig=AHIEtbRBrNg4Ejy6PIDBSs5YCC4OH9FRHw 19
juli 2012. 7.
Clerehugh V, Tugnait A, Genco R J. Periodontology at a glance: Systemic risk factors for peridontal disease. Welly-Blackwell: Oxford: England, 2009:
23.
Universitas Sumatera Utara
57
8. Meisel P. et al.Gender and smoking related risk reduction of periodontal
disease with variant Myeloperoxidase alleles.Genes And Immunity.20023 :102-106
9. Fehrenbach MJ. Risk factors for periodontal disease the preventive angle.
2006: 1-4. 10.
Australia Government. Sosioeconomic variation in periodontitis among Australian adult 2004-06. Canberra: 2010.
11. Ababneh KT, Hwaij ZMF, Khader YS. Prevalence and risk indicators of
gingivitis and periodontitis in a multi-centre study in North Jordan: a cross sectional study.
http:www.biomedcentral.comcontentpdf1472-6831-12- 1.pdf. 22 januari 2013.
12. Situmorang N.Profil penyakit periodontal penduduk di dua kecamatan kota
Medan tahun 2004 dibandingkan dengan kesehatan mulut tahun 2010 WHO. Dentika Dental J 2003 ; 92 : 71-77.
13. S. Yuniarti. Efek paparan kitosan dari kulit udang terhadap Osteogenesis sel
punca yang diisolasi dari ligamentum periodontal. http:www.ui.ac.idid.newsarchive5185.19 juli 2012.
14. Albert. Gambaran radiografi kehilangan tulang alveolar kaitannya dengan
prevalensi penyakit periodontal pada kecamatan Medan Belawan. Fakultas Kedokteran Gigi; USU: Departemen Radiologi Dental; 2012.
15. Fromer HH. Radiology for dental auxilaries. 7
th
ed., Philadelphia: Mosby, inc., 2001:357-9.
16. Singer RS. Radiology of periodontal disease.
http:repository.usu.ac.id123456789213483Chapter.pdf. 2 september 2012.
17. Anonymous. Radiografi panoramik kehilangan tulang alveolar.
http:www.google-image.com. 22 september 2012. 18.
Puspita S. Penyakit periodontal. http:asrimedicalcenter.comindex.php?option=com_contentview=articlei
Universitas Sumatera Utara
58
d=85:penyakit-periodontal-catid=67:dental-centerItemid=77. 2 september 2012.
19. Anonymous. Tahapan penyakit periodontal. http:www.google-image.com.
22 september 2012. 20.
Anonymous. Penyakit periodontal. http:www.google.comurl?sa=trct=jq=penyakit
periodontalsource=webcd=2cad=rjasqi=2ved=0CEMQFjABurl=ht tp3A2F2Focw.usu.ac.id2Fcourse2Fd. 22 september 2012.
21. Natalia R. Penyakit periodontal pada anak dan remaja.
http:www.scribd.comdoc943936763TGSI-Drg-Ike-Penyakit-Periodontal. 12 September 2012.
22. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA eds. 10
th
Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2006: 100-693.
23. Roddy S. Essentials of clinical periodontology and peridontics. 2
nd
ed. India: Jitender P. Vij, 2008: 46.
24. Anguiar A. Periodontal disease recognition: A review course for dental
hygients. http:www.dent.ucla.edupicmemberspdrclassifications.html. 22 semptember 2012.
25. Anonymous. Penurunan tulang alveolar dan kehilangan perlekatan.
http:www.google-image.com. 22 september 2012. 26.
Carranza F. A., Henry H.T., Michael G. N. 2002. Clinical periodontology. 9
th
ed. W.B. Saunders Co, Philadelphia. 27.
Jhon T. Lohr.2002. Periodontal disease. http:www.A HealthyMe.com. 12 september 2012.
28. Anonymous. Perbedaan antara gingiva sehat-gingivitis-periodontitis.
http:www.google-image.com. 22 september 2012. 29.
GK. Jhonson, NA. Slach. Impact on tobacco use on periodontal status. Journal of Dental Education 2001.
http:www.jdentaled.orgcontent654313.full.pdf+html?sid=6d73486a-190a- 4e61-b279-3d6d47ae383. 12 september 2012.
Universitas Sumatera Utara
59
30. Carranza FA. Carranza’s. Clinical periodontology. 10
th
ed. Missouri: Elsevier Saunders, 2006.
31. Dyke TEV, Dave S. Risk factors for periodontitis. 2005; 71:3-7.
32. Amaliya. Silabus periodonti. Vol 4. Jakarta: EGC, 2005: 34-7.
33. Kusuma ARP. Pengaruh merokok terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut.
www.unissula.ac.id. 22 september 2012. 34.
Annonymus. Periodontal disease. http:www.bio.davidson.educoursesimmunologystudentsspring2000wright
restrictedpaper.html. 2 September 2012. 35.
Verna E. Penyakit peridontal atau penyakit gusi. http:berbagi-info-
pengetahuan.blogspot.com201011penyakit-periodontal-atau-penyakit- gusi.html. 22 januari 2013.
36. Anonymous. Penyakit periodntal.
http:carasiip.blogspot.com201204penyakit-periodontal.html. 22 januari 2013.
37. Abdulkaroom AA. Mohammed AN. Chronic periodontitis chief complaints:
gender and age distribution their correlation with plaque index and probing pocket depth. MJD: 2010; 7:143-9.
38. Mascarenhas P, Gapski R, Al-Shammari K, Wang H-L. Influence of sex
hormones on the periodontium. J of Clinical Periodontology. 2003; 30:678- 81.
Universitas Sumatera Utara
60
LAMPIRAN 2 LEMBAR DATA PERSONIL PENELITI
1. KETUA PENELITI
Nama : Jasween
Kaur Jenis Kelamin :
Perempuan JurusanFakultasPusat Penelitian
: Radiologi Dental FKG
Alamat Kantor : Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera
Utara Jl. Alumni No.2 Kampus USU
Medan – 20155 Telp.
061-8216131 Fax.
061-8213421 Alamat Rumah : Jl. Polonia No. 87 Medan
HP. 083197877903
2. ANGGOTA PENELITI
1. Dr. Trelia Boel, drg, M.Kes, Sp.RKGK
Tempat Tanggal Lahir : 2.
Dewi Kartika, drg
Tempat Tanggal Lahir : Padang Sidempuan 1 September 1986. 3.
Leni Khairani Irawan Tempat Tanggal Lahir : Tanjung Beringin 1 Desember 1991
3. Elvita Srie Wahyuni
Tempat Tanggal Lahir : Krueng Geukuh 12 Oktober 1990. 4.
Wilan Dita Nesyia Tempat Tanggal Lahir : Medan 20 Mei 1991
5. Nabilah Khairiyah
Tempat Tanggal Lahir : Medan 9 November 1991
Universitas Sumatera Utara
61
6. Jasween Kaur
Tempat Tanggal Lahir : Tebing Tinggi 24 April 1990 7.
Ruth Marina Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 12 Maret 1991
8. Savena ap Bala Kumar
Tempat Tanggal Lahir : Kuala Lumpur Malaysia 4 Oktober 1990 9.
Subadra Devi ap Devandaran Tempat Tanggal Lahir : Pulau Pinang Malaysia 24 Agustus 1991
Universitas Sumatera Utara
62
LAMPIRAN 3
ANGGARAN PENELITIAN
1. Alat-alat Sonde
: 10 Rp 20.000,- : Rp 200.000,-
Kaca mulut :10 Rp 25.000,-
: Rp 250.000,- Probe periodontal
: 10 Rp 25.000,- : Rp 250.000,-
Masker : 1 Rp 32.000,-
: Rp 32.000,- Sarung tangan
: 2 Rp 35.000,- : Rp 70.000,-
2. Bahan-bahan Antiseptik
: 3 Rp 25.000,- : Rp 75.000,-
Tisu : 2 Rp 12.000,-
: Rp 24.000,- 3. Persiapan
: Rp 150.000,- 4. Biaya foto panoramik
: 130 Rp 60.000,- : Rp7.800.000,-
5. Biaya
transpotasi :
Rp 600.000,-
6. Biaya
akomodasi :
Rp 6.500.000,-
7. Biaya fotokopi lembar pemeriksaan : Rp 100.000,-
8. Biaya seminar :2Rp 300.000,-
: Rp 600.000,- 9. Biaya penggandaan proposal dan hasil penelitian
: Rp 120.000,- 10.
Biaya lain-lain
: Rp
500.000.- +
Total :
Rp 17.271.000,-
Biaya penelitian akan ditanggung sendiri.
Universitas Sumatera Utara
63
LAMPIRAN 4
No Kegiatan WAKTU PENELITIAN
Agustus September
Oktober November Desember
1. Pembuatan Proposal
Minggu I, II,
III,IV Minggu I
2. Pelaksanaan Penelitian
Minggu II, III, IV
Minggu I, II, III,
IV Minggu I,
II
3. Pembuatan laporan hasil
penelitian Minggu
III, IV
4. Penggandaan laporan
Minggu I
Universitas Sumatera Utara
64
LAMPIRAN 5 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN RADIOLOGI DENTAL
GAMBARAN RADIOGRAFI KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR REGIO MAKSILA KIRI DIHUBUNGKAN DENGAN PENYAKIT PERIODONTAL
PADA MASYARAKAT KECAMATAN MEDAN SELAYANG
No Kartu :
1. Nama
: 2.
Jenis Kelamin : Laki-lakiPerempuan
3. Umur
: 4.
Pendidikan terakhir: a.
Tidak ada b.
SD c.
SMP d.
SMA e.
Perguruan Tinggi DiplomaSarjana 5.
Apakah bapakibu memiliki penyakit sistemik? Diabetes, Hipertensi, Jantung Koroner,dll
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah bapakibu sekarang memiliki kebiasaan merokok?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah bapakibu sedang dalam perawatan dokter gigi behel?
a. Ya
b. Tidak
Universitas Sumatera Utara
65
8. Apakah ada gigi geraham bapakibu yang sudah lepastanggal?
a. Ya
b. Tidak
Universitas Sumatera Utara
66
Pemeriksaan Periodontal Berdasarkan Indeks Periodontal menurut Russell
S K
O R
KRITERIA DAN PENILAIAN DALAM STUDI LAPANGAN
PENAMBAHAN KRITERIA X- RAY DIIKUTI DALAM
UJIKLINIS
Negatif : tidak ada peradangan yang jelas, juga tidak ada kehilangan fungsi
gigi karena hancurnya jaringan- jaringan menahannya.
Penampilan radiografis normal
1 Gingivitis Ringan : ada suatu
peradangan pada sebagian free gingiva dan peradangan ini tidak
mengelilingi seluruh giginya.
2 Gingivitis : peradangan mengelilingi
seluruh gingiva tetapi tidak ada epithelial attachment yang keliatan
terputus 4
Digunakan bila terdapat alat radiografi
Adanya kerusakan pada alveolar bone crest tahap awal
6 Gingivitis dengan pembentukan
poket: epithelial attachment telah putus dan terlihat poket bukan hanya
satu celah gingiva yang mendalam Kehilangan tulang horizontal
meliputi seluruh tulang alveolar sampai setengah dari akar gigi
16 11 26 46 31 36
Universitas Sumatera Utara
67
karena pembengkakan free gingiva. Tidak ada gangguan fungsi
pengunyahan, gigi masih kuat dalam poketnya dan tidak berpindah tempat
8 Destruksi yang lebih hebat dengan
kehilangan fungsi pengunyahan. Gigi mungkin tanggal ataupun melayang.
Gigi tampak pudar saat diperkusi, dan mungkin tertekan dalam soket.
Ada kehilangan tulang lanjutan, meliputi lebih dari satu setengah
panjang akar gigi. Terjadi perluasan ligamen periodontal bukan resorpsi
Indeks Periodontal :
Jumlah Skor = =
Jumlah gigi yang diperiksa
Kondisi Klinis Grup-Skor Periodontal
Indeks Level
penyakit
Jaringan pendukung normal secara klinis
0,0-0,2 Reversible
Gingivitis Sederhana 0,3-0,9
Penyakit periodontal destruktif awal
0,7-1,9 Penyakit periodontal destruktif
1,6–5,0 Irreversible
Penyakit pada Tahap Akhir 3,8-8,0
Universitas Sumatera Utara
68
LAMPIRAN 6
Frequencies
Statistics
jeniskelamin merokok
pekerjaan Pendidikan
umur statusperio
N Valid
137 137
137 137
137 137
Missing
Frequency Table
Jeniskelamin
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
laki-laki 30
21.9 21.9
21.9 perempuan
107 78.1
78.1 100.0
Total 137
100.0 100.0
Merokok
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Ya 20
14.6 14.6
14.6 Tidak
117 85.4
85.4 100.0
Total 137
100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
69
Pendidikan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
tidak ada 5
3.6 3.6
3.6 Sd
32 23.4
23.4 27.0
Smp 40
29.2 29.2
56.2 Sma
47 34.3
34.3 90.5
perguruan tinggi 13
9.5 9.5
100.0 Total
137 100.0
100.0
Umur
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
30-40 59
43.1 43.1
43.1 41-50
44 32.1
32.1 75.2
51-60 27
19.7 19.7
94.9 61-70
7 5.1
5.1 100.0
Total 137
100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
70
Statusperio
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Gingivitis 2
1.5 1.5
1.5 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Awal 17
12.4 12.4
13.9 Penyakit Periodontal
Destruktif 80
58.4 58.4
72.3 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Akhir 38
27.7 27.7
100.0 Total
137 100.0
100.0
Bar Chart
Universitas Sumatera Utara
71
Universitas Sumatera Utara
72
Universitas Sumatera Utara
73
Frequencies
Statistics
kt.ka kt.kia
kt.kib kt.kab
N Valid
28 28
28 28
Missing
Universitas Sumatera Utara
74
Frequency Table
kt.ka
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
3-4 mm 8
28.6 28.6
28.6 4 mm
20 71.4
71.4 100.0
Total 28
100.0 100.0
kt.kia
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
3-4 mm 11
39.3 39.3
39.3 4 mm
17 60.7
60.7 100.0
Total 28
100.0 100.0
kt.kib
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
3-4 mm 7
25.0 25.0
25.0 4 mm
21 75.0
75.0 100.0
Total 28
100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
75
kt.kab
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
3-4 mm 9
32.1 32.1
32.1 4 mm
19 67.9
67.9 100.0
Total 28
100.0 100.0
Bar Chart
Universitas Sumatera Utara
76
Universitas Sumatera Utara
77
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation Minimum
Maximum statusperio
137 4.12
.669 2
5 umur
137 1.87
.906 1
4
Universitas Sumatera Utara
78
Chi-Square Test Frequencies
statusperio
Observed N Expected N
Residual Gingivitis
2 34.3
-32.3 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Awal 17
34.3 -17.3
Penyakit Periodontal Destruktif
80 34.3
45.8 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Akhir 38
34.3 3.8
Total 137
umur
Observed N Expected N
Residual 30-40
59 34.3
24.8 41-50
44 34.3
9.8 51-60
27 34.3
-7.3 61-70
7 34.3
-27.3 Total
137
Universitas Sumatera Utara
79
Test Statistics
statusperio umur
Chi-Square 100.577
a
43.876
a
df 3
3 Asymp. Sig.
.000 .000
Exact Sig. .000
.000 Point Probability
.000 .000
a. 0 cells .0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is
34.3.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation Minimum
Maximum Statusperio
137 4.12
.669 2
5 Jeniskelamin
137 1.78
.415 1
2
Universitas Sumatera Utara
80
Chi-Square Test Frequencies
statusperio
Observed N Expected N
Residual Gingivitis
2 34.3
-32.3 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Awal 17
34.3 -17.3
Penyakit Periodontal Destruktif
80 34.3
45.8 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Akhir 38
34.3 3.8
Total 137
jeniskelamin
Observed N Expected N
Residual laki-laki
30 68.5
-38.5 perempuan
107 68.5
38.5 Total
137
Test Statistics
statusperio jeniskelamin
Chi-Square 100.577
a
43.277
b
df 3
1 Asymp. Sig.
.000 .000
Exact Sig. .000
.000 Point Probability
.000 .000
Universitas Sumatera Utara
81
a. 0 cells .0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 34.3.
b. 0 cells .0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 68.5.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation Minimum
Maximum statusperio
137 4.12
.669 2
5 merokok
137 1.85
.354 1
2
Chi-Square Test Frequencies
statusperio
Observed N Expected N
Residual Gingivitis
2 34.3
-32.3 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Awal 17
34.3 -17.3
Penyakit Periodontal Destruktif
80 34.3
45.8 Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Akhir 38
34.3 3.8
Total 137
Universitas Sumatera Utara
82
merokok
Observed N Expected N
Residual Ya
20 68.5
-48.5 Tidak
117 68.5
48.5 Total
137
Test Statistics
statusperio merokok
Chi-Square 100.577
a
68.679
b
Df 3
1 Asymp. Sig.
.000 .000
Exact Sig. .000
.000 Point Probability
.000 .000
a. 0 cells .0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is
34.3.
b. 0 cells .0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is
68.5
+ ‐
Universitas Sumatera Utara
13
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiografi di dalam kedokteran gigi mempunyai peranan penting dalam memperoleh informasi diagnostik untuk penatalaksanaan kasus, mulai dari
menegakakan diagnosis, merencanakan perawatan, menentukan prognosis.
1
Dental radiografi terdiri dari radiografi intra oral dan ekstra oral. Namun, pada kelainan atau
perubahan yang bersifat menyeluruh seperti manifestasi penyakit sistemik di rahang, perluasan tumor, penyakit periodontal yang menyeluruh, teknik radiografi ekstraoral
sperti panoramik merupakan teknik yang paling dipilih untuk mengevaluasi perubahan densitas tulang maupun kehilangan tinggi tulang alveolar karena radiografi
panoramik dapat memperlihatkan kedua rahang atas dan bawah serta struktur anatomis yang berdekatan sampai seluruh tulang muka dan sebagian tulang vertebra
servikal 3-4 C3-C4 dalam satu lembar radiograf.
1
Kehilangan tulang yang disebabkan oleh penyakit periodontal hanya dapat dinilai dari gambaran radiografi dan jenis pemeriksaan radiografi yang paling sering
dipakai untuk megukur kehilangan tulang alveolar adalah periapikal, bitewing dan panoramik. Teknik-teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
dalam menginterpretasikan hasil. Bila dipertimbangkan dari segi dosis radiasi yang akan diterima oleh individu, kenyamanan individu, biaya yang harus dikeluarkan
maka, teknik radiografi panoramik merupakan teknik yang paling banyak dipilih dalam melihat kehilagan tulang alveolar yang disebabkan oleh penyakit periodontal.
2
Penyakit periodontal adalah istilah inklusif yang menggambarkan setiap penyakit pada jaringan sekitar gigi, termasuk penyakit gingiva dan penyakit pada
struktur pendukung gigi.
3
Penyakit periodontal merupakan penyakit yang paling sering terjadi dan juga merupakan penyebab kehilangan gigi yang paling besar di
dunia dan penyakit ini juga menempati peringkat ke empat penyakit termahal dalam pengobatan The World Oral Helath Report, 2003
4
Universitas Sumatera Utara
14
Beberapa penelitian terbaru menunjukan adanya hubungan penyakit periodontal dengan faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok.
4-7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Meisel pada tahun 2002, laki-laki berada pada risiko yang lebih tinggi pada penyakit periodontal dan menjelaskan
bahwa hal ini disebabkan oleh adanya enzim Myeloperoxidase MPO yang lebih tinggi pada wanita dari pada pria. Enzim Myeloperoxidase MPO adalah suatu enzim
yang pengeluarannya dipengaruhi estrogen dan berada didalam leukosit polimorfonuklear. Enzim ini dapat merangsang pembentukan suatu asam yang
mencegah bakteri infeksi
8
Penelitian yang dilakukan oleh Fehrenbach MJ tahun 2002 di Amerka menyatakan lebih dari setengah orang dewasa di Amerika mengalami penyakit
gingivitis yang merupakan tahap awal dari penyakit periodontal dan semankin parah pada usia 70 tahun dimana, 86 dari masyarakat berusia 70 tahun tersebut
mengalami peridontitis sedang dan periodontitis berat.
9
Data ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh National Survey of Oral Health tahun 2004 pada
orang Australia dewasa dimana, prevalensi panyakit periodontitis pada usia 18-24 tahun sebesar 2,8 dan meningkat pada usia 75 tahun sebesar 60,8.
10
Penelitian dari Macedo TCN dkk tahun 2006 di Brazil, masyarakat Bahia, Brazil, prevalensi masyarakat yang memiliki penyakit periodontitis pada sampel yang
mempunyai kebiasaan merokok lebih tinggi dua kali lipat daripada sampel yang tidak merokok yaitu sebesar 17,8 pada sampel yang tidak merokok dan 38,9 pada
sampel yang merokok. Dari penelitian tersebut juga didapati prevalensi panyakit peridontitis pada sampel yang jarang menyikat gigi lebih tinggi 1,79 kali dari sampel
yang menyikat gigi dengan baik dan 40 pada sampel yang jarang menyikat giginya.
5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nazish Alam tahun 2012 yang dilakukan di Narayanapuram Chennai, pria tampaknya lebih berisiko terhadap
penyakit periodontal destruktif daripda perempuan, namun tidak tampak bahwa pria beresiko lebih cepat daripada wanita dalam kerentanan penyakit periodontal.
6
Universitas Sumatera Utara
15
Penelitian Ababneh KT dkk tahun 2012 di Jordania pada 595 pasien yang datang ke pusat kesehatan, rumah sakit gigi pendidikan dan dua praktek dokter gigi
pribadi bagian utara Jordania yang terdiri dari 236 pria dan 359 wanita, dihasilkan bahwa 90,3 pria mengalami penyakit periodontal sedangkan wanita hanya 79,4.,
dengan rasio perbandingan L:P= 1,6:1
11
Prevalensi penyakit gigi dan mulut masih sangat tinggi di Indonesia. Data tahun 2001 menyebutkan bahwa diantara peyankit yang muncul di masyarkat,
prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60 penduduk. Dari penyakit gigi dan mulut tersebut, penyakit periodontal memiliki prevalensi
cukup tinggi.
12
SKRT tahun 2011 di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi penyakit gigi dan mulut termasuk karies dan penyakit periodontal merupakan masalah yang cukup
tinggi, yaitu 60 yang dikeluhkan masyarakat.
13
Situmorang N tahun 2004 melaporkan prevalensi penyakit periodontal sebesar 96,58 penduduk pada seluruh
kelompok usia produktif di masyarakat di Kecamatan Medan baru dan Medan Selayang.
12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Albert tahun 2011 di kota Medan tepatnya pada kecamatan Medan Belawan menyatakan bahwa prevalensi penyakit
periodontal pada Kecamatan Medan Belawan adalah sebesar 94,6.
14
Penulis bermaksud melanjutkan penelitian menganai penyakit periodontal di Kota Medan khususnya Kecamatan Medan Selayang karena belum ada data terbaru
mengenai ini, serta dihubungkan dengan faktor-faktor resiko seperti usia, jenis kelamin, merokok, dan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dan selama ini belum adanya data tentang penyakit periodontal khususnya pada daerah Kecamatan Medan Selayang, maka perumusan
rmasalah yang timbul sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
1. Berapa prevalensi penyakit periodontal kaitannya dengan kehilangan tulang
alveolar pada maksila regio kanan dilihat melalui radiografi panoramik pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang
2. Apakah ada hubungan antara usia dengan penyakit periodontal pada
masyarakat di Kecamatan Medan Selayang 3.
Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit periodontal pada masyarkata di Kecamatan Medan Selayang
4. Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal
pada masyarkat di Kecamatan Medan Selayang
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum