Uji utama daya antiinflamasi

besar. Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa perbedaan waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu biji menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05 antara kontrol negatif dan waktu pemberian 1 jam dan sesaat sebelum diinduksi karagenin 1. Tetapi antara kontrol negatif dengan waktu pemberian 0,5 jam sebelum karagenin 1 menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05. Sehingga ditetapkan waktu pemberian ekstrak jambu biji dosis 1,552gkgBB pada 0,5 jam sebelum diinduksi karagenin 1. Data orientasi waktu pemberian dapat dilihat pada Tabel 6.

D. Uji utama daya antiinflamasi

Setelah dilakukan uji pendahuluan yang meliputi orientasi dosis natrium diklofenak, orientasi waktu pemberian natrium diklofenak, orientasi dosis ekstrak etanol daun Jambu biji dan orientasi waktu pemberian ekstrak daun Jambu biji selanjutnya dilakukan uji utama daya antiinflamasi. Uji dilakukan terhadap kaki tikus yang diinduksi senyawa iritan karagenin 1, senyawa ini akan menyebabkan terjadinya cidera sel dengan dilepaskannya mediator nyeri yang mengawali terjadinya inflamasi. Bahan uji dapat dikatakan mempunyai efek antiinflamasi apabila mampu mengurangi volume udem setelah induksi. Pada percobaan ini menggunakan parameter AUC Area Under the Curve yaitu daerah di bawah kurva, AUC ini menunjukkan efek karena pada grafik tersebut terdapat daerah yang menunjukkan besarnya nilai antiinflamasi, semakin besar daerah di bawah kurva maka dapat dikatakan bahan uji dapat menghambat udem secara maksimal dan apabila daerah dibawah kurva semakin kecil maka bahan uji tersebut minimal dalam menghambat volume udem. Tabel 7. Volume Udem Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mgkgBB Serta Ekstrak Etanol Daun Jambu biji Psidium Guajava Linn . Dosis 0,388gkgBB, 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB 0,5jam Sebelum Diinduksi 0,1ml Karagenin 1 Volume Udem ml Pada Jam ke Kelompok 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 I X 0,08 0,09 0,10 0,14 0,19 0,25 0,27 0,26 0,25 0,26 0,21 0,21 0,22 0,18 SEM 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,06 0,04 0,04 0,04 0,04 II X 0,08 0,07 0,04 0,05 0,04 0,08 0,08 0,08 0,06 0,03 0,02 0,02 0,01 0,01 SEM 0,00 0,01 0,00 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 III X 0,08 0,09 0,07 0,07 0,14 0,16 0,18 0,19 0,20 0,15 0,14 0,12 0,11 0,08 SEM 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 IV X 0,08 0,10 0,09 0,09 0,12 0,14 0,14 0,13 0,13 0,11 0,11 0,09 0,07 0,05 SEM 0,00 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 V X 0,08 0,07 0,07 0,06 0,08 0,11 0,10 0,10 0,10 0,08 0,07 0,05 0,03 0,02 SEM 0,01 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,01 Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif akuades Kelompok II : Kontrol positif natrium diklofenak 2,25mgkgBB Kelompok III : Ekstrak etanol daun Jambu biji 0,388gkgBB Kelompok IV : Ekstrak etanol daun Jambu biji 0,775gkgBB Kelompok V : Ekstrak etanol daun Jambu biji 1,551gkgBB Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa ekstrak jambu biji dosis 1,551gkgBB menyebabkan penurunan volume udem yang paling besar dibanding ekstrak Jambu biji dosis 0,388gkgBB dan 0,775gkgBB. Gambar 7. Grafik Rata-rata Volume Udem Kontrol Negatif, Natrium Diklofenak 2,25mgkgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium Guajava Linn. Dosis 0,388gkgBB, 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB 0,5 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1 Uji Daya antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 Waktu jam V o lu m e U d e m R a ta -r a ta m l Kontrol negatif aquadest Kontrol positif Na diklofenak 2.25mgkgBB tikus Ekstrak etanol daun jambu biji 0.388gkgBB tikus Ekstrak etanol daun jambu biji 0.775gkgBB tikus Ekstrak etanol daun jambu biji 1.551gkgBB tikus Tabel 8. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mgkgBB Serta Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium guajava Linn. Dosis 0,388gkgBB; 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1 Kelompok Perlakuan Harga AUC ml.jam Daya Antiinflamasi X ± SEM X ± SEM Kontrol Negatif Akuades 1,29 ± 0,18 ─ Natrium Diklofenak 2,25mgkgBB 0,31 ± 0,02 75,96 ± 1,49 Ekstrak Jambu biji 0,388gkgBB 0,86 ± 0,11 35,96 ± 10,43 Ekstrak Jambu biji 0,775gkgBB 0,68 ± 0,09 47,18 ± 6,85 Ekstrak Jambu biji 1,551gkgBB 0,48 ± 0,06 62,55 ± 4,88 Adanya efek antiinflamasi dari ekstrak etanol daun jambu biji dapat diketahui dengan membandingkan AUC kelompok perlakuan ekstrak etanol daun jambu biji dengan kelompok kontrol negatif, semakin besar volume udem maka semakin besar harga AUC. Grafik volume rata-rata udem di atas menggambarkan bahwa pada perlakuan terjadi penurunan volume udem, sehingga ada kemungkinan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji mempunyai efek sebagai antiinflamasi. Tabel 9. Data Hasil Uji Statistik AUC Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mgKg BB Tikus, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium guajava Linn. Dosis 0,388gKgbb, 0,775gKgbb dan 1,551gKgbb 0,5jam Sebelum Diinduksi 0,1ml Karagenin 1 Kelompok Perlakuan Natrium Diklofenak Ekstrak 0,388gkgBB Ekstrak Akuades 0,775gkgBB Akuades Natrium diklofenak 0,000 Ekstrak 0,388gkgBB 0,075 0,000 Ekstrak 0,775gkgBB 0,004 0,021 0,192 Ekstrak 1,551gkgBB 0,000 0,004 0,002 0,044 Keterangan : berbeda bermakna p0,05 Untuk uji statistik distribusi datanya normal tetapi tidak homogen sehingga ditransformasi dengan menggunakan bentuk seper_squartauc, hasilnya menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Hasil uji diperoleh nilai p=0,000 yang berarti paling tidak terdapat perbedaan AUC secara bermakna pada 2 kelompok. Pada uji LSD ekstrak etanol daun Jambu biji dengan dosis 0,388gkgBB menunjukkan hasil yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif akuades, tetapi dosis 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB berbeda bermakna dengan kontrol negatif p0,05. Sehingga dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun jambu biji yang diberikan 0,5 jam sebelum diinduksi karagenin 1 pada tikus putih jantan galur Wistar mempunyai efek antiinflamasi dimulai dari dosis 0,775gkgBB. Jika dilihat dari harga AUC dan presentase daya antiinflamasinya ekstrak etanol dosis 1,551gkgBB mempunyai persen daya antiiflamasi paling besar dibanding ekstrak etanol daun jambu Biji dosis 0,388gkgBB dan 0,775gkgBB. Dosis 1,551gkgBB mempunyai nilai persen daya antiinflamasi sebesar 62,55 dan untuk dosis 0,775gkgBB sebesar 47,18 Tabel 10. Data Hasil Uji Statistik DAI Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mgKgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium Guajava Linn. Dosis 0,388gkgBB, 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1 Kelompok Perlakuan Natrium Diklofenak Ekstrak 0,388gkgBB Ekstrak 0,775gkgBB Natrium diklofenak Ekstrak 0,388gkgBB 0,008 Ekstrak 0,775gkgBB 0,008 0,310 Ekstrak 1,551gkgBB 0,008 0,032 0,095 Keterangan : berbeda bermakna p0,05 Mekanisme efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji ini kemungkinan karena kemampuan untuk menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase. Kemampuan penghambatan ini diduga karena flavonoid yang tersari dalam ekstrak etanol daun jambu biji, flavonoid secara umum mempunyai kemampuan menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase. Besarnya daya antiinflamasi pada ekstak etanol daun jambu biji lebih baik jika dibandingkan dengan pemberian infusa daun jambu biji yang mungkin dikarenakan flavonoid lebih terlarut dalam etanol 70 dibandingkan pada penyarian dengan menggunakan air.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN