BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran identitas dari tanaman jambu biji yang akan digunakan dalam penelitian ini. Determinasi tanaman
jambu biji dilakukan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil determinasi tanaman jambu biji Psidium guajava Linn. adalah
sebagai berikut : 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b,
249b, 250a, 251b, 253b, 254b, 255b, 256b, 261b, 262b, 263b, 264b → Familia :
Myrtaceae 1b, 2a
→ Genus : Psidium 1
→ Species : Psidium guajava Linn. van Steenis, 2003. Berdasarkan determinasi diatas dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan
dalam penelitian ini adalah benar tanaman jambu biji.
B. Hasil ekstraksi daun jambu biji
Pemanenan daun jambu biji diperoleh berat basah 1160 g. Pengeringan dilakukan menggunakan oven karena dengan menggunakan oven lebih mudah, tidak
memerlukan banyak tempat dan alat, selain itu suhunya dapat diatur. Berat simplisia kering yang diperoleh adalah 457 g.
Proses penguapan maserat menggunakan pemanasan tidak langsung di atas penangas air dengan menggunakan cawan porselin dengan suhu 60
C. Pada penguapan ini suhu yang seharusnya digunakan adalah tidak boleh lebih dari 60
C, 23
karena senyawa yang diduga mempunyai efek antiinflamasi ini adalah flavonoid yang dapat rusak pada suhu tinggi. Ekstrak yang diperoleh sebesar 62,04 g,
rendemen ekstrak yang didapatkan adalah 31,02 bb.
C. Uji pendahuluan
Uji pendahuluan yang dilakukan antara lain orientasi dosis dan waktu pemberian natrium diklofenak, orientasi dosis dan waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu
biji. Orientasi dosis dilakukan untuk mengetahui dosis yang cukup untuk memberikan efek antiinflamasi pada kaki tikus putih jantan galur Wistar yang telah
diinduksi 0,1 ml karagenin 1. Sedangkan orientasi waktu dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan zat untuk dapat mencapai kadar dalam darah
yang cukup untuk memberikan efek. Data orientasi dosis natrium diklofenak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 . Volume Udem Kontrol Negatif Akuades 2,5 ml200gBB, Natrium Diklofenak
Dosis 2,25mgkgBB dan 6,75mgkgBB 1 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1
Volume Udem ml Pada Jam ke Kelompok
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 I
X 0,08 0,10 0,14 0,20 0,21 0,26 0,35 0,34 0,34 0,33 0,24 0,22 0,21 0,20
SEM 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02 II
X 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,06 0,06 0,03 0,02 0,02 0,01 0,00 0,00
SEM 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 III X
0,06 0,07 0,06 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,02 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 SEM 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00
Keterangan : SEM
: Standart Error of Mean Kelompok I
: Kontrol negatif akuades 2,5ml200gBB
Kelompok II : Natrium diklofenak 2,25mgkgBB
Kelompok III : Natrium diklofenak 6,75mgkgBB
Tabel 2 . Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan Daya Antiinflamasi
Kontrol Negatif Akuades 2,5ml200gBB, Natrium Diklofenak 2,25mgkgBB dan 6,25mgkgBB 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1
Kelompok Perlakuan Harga AUC ml.jam
Daya Antiinflamasi
X ± SEM X ± SEM
Kontrol Negatif Akuades
1,54 ± 0,09 ─
Natrum Diklofenak 2,25mgkgBB
0,32 ± 0,01 79,46 ± 0,69
Natrium Diklofenak 6,75mgkgBB
0,25 ± 0,08 83,86 ± 5,01
Data dari Tabel 2 menunjukkan bahwa persen daya antiinflamasi meningkat dengan bertambahnya dosis. Hasil uji statistik didapat bahwa antara natrium
diklofenak dosis 2,25mgkgBB dan 6,75mgkgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05. Sehingga ditetapkan dosis kontrol positif natrium diklofenak
yang digunakan adalah dosis 2,25mgkgBB.
Orientasi Dosis Na diklofenak 2,25mgkgBB Tikus dan 6,75mgkgBB Tikus
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40
0 0.5 1 1.5
2 2.5 3 3.5
4 4.5
5 5.5 6
6.5 7
Waktu jam V
o lu
m e
U d
em R
a ta-r
ata m
l
Kontrol negatif aquadest Na diklofenak 2.25mgkgBB
tikus Na diklofenak 6.75mgkgBB
tikus
Gambar 5 . Grafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Natrium
Diklofenak 2,25mgkgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Dinduksi 0,1 ml Karagenin 1
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa waktu pemberian natrium diklofenak 2,25gkgBB yang diberikan 1 jam sebelum induksi karagenin 1 mempunyai luas
daerah daerah dibawah kurvanya paling kecil atau bentuk kurva lebih rendah yang artinya kemampuannya dalam menurunkan volume udem paling baik dari pada
waktu pemberian setengah dan sesaat sebelum induksi.
Tabel 3 . Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan Daya Antiinflamasi
Kontrol Negatif Akuades 2,5ml200gBB Tikus, Natrium Diklofenak 2,25mgkgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin
1
Kelompok Perlakuan Harga AUC ml.jam
Daya Antiinflamasi
X ± SEM X ± SEM
Kontrol Negatif Akuades
1,54 ± 0,09 ─
Natrium Diklofenak 1 jam Sebelum Induksi
0,89± 0,12 42,33 ± 8,00
Natrium Diklofenak 0,5 jam Sebelum Induksi
0,82 ± 0,18 46,68 ± 11,67
Natrium Diklofenak 0,76 ± 0,18
50,58 ± 11,52 Sesaat Sebelum Induksi
Hasil uji analisis variasi perbedaan waktu pemberian kontrol positif natrium diklofenak 2,25mgkgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05. Namun
jika dilihat dari persen daya antiinflamasinya, natrium diklofenak 2,25mgkgBB waktu pemberian sesaat sebelum induksi memberikan persen daya antiinflamasi yang
paling besar, sehingga ditetapkan waktu pemberian natrium diklofenak 2,25mgkgBB pada sesaat sebelum diinduksi karagenin 1. Data orientasi waktu
pemberian natrium diklofenak 2,25mgkgBB dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 4 . Volume Udem Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium
guajava Linn. Dosis 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB Tikus 1jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1
Volume Udem ml Pada Jam ke Kelompok
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 X 0,08 0,10 0,14 0,20 0,21 0,26 0,35 0,34 0,34 0,33 0,24 0,22 0,21 0,20
I SEM 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02
X 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,06 0,06 0,03 0,02 0,02 0,01 0,00 0,00 II
SEM 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 X 0,09 0,10 0,11 0,11 0,10 0,09 0,11 0,09 0,09 0,09 0,07 0,06 0,05 0,02
III SEM 0,00 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,01
X 0,08 0,10 0,11 0,12 0,10 0,10 0,09 0,09 0,09 0,09 0,05 0,04 0,03 0,02 IV
SEM 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,02 0,02
Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif akuades 2,5ml200gBB
Kelompok II : Kontrol positif natrium diklofenak 2,25mgkgBB Kelompok III : Ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,775gkgBB
Kelompok IV : Ekstrak etanol daun jambu biji dosis 1,551gkgBB
Tabel 5. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan Daya Antiinflamasi
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium guajava Linn. Dosis 0,775gkgBB
Tikus dan 1,551gkgBB Tikus Yang Diberikan 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1
Kelompok Perlakuan Harga AUC ml.jam
Daya Antiinflamasi
Kontrol Negatif Akuades
1,54 ± 0,09 ─
Natrium Diklofenak 2,25mgkgBB
0,32 ± 0,01 79,46 ± 0,69
Ekstrak jambu biji 0,775gkgBB
0,56 ± 0,11 63,59 ± 6,89
X ± SEM X ± SEM
Ekstrak jambu biji 0,65 ± 0,07
65,61 ± 4,53 1,551gkgBB
Hasil uji statistik didapat bahwa antara ekstrak etanol daun Jambu biji dosis 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05.
Sehingga ditetapkan dosis ekstrak etanol daun jambu biji yang digunakan adalah dosis 1,551gkgBB. Data orientasi dosis ekstrak jambu biji dilihat pada Tabel 5.
Dari grafik orientasi waktu pemberian ekstrak etanol daun Jambu biji pada setengah jam sebelum induksi karagenin 1 mempunyai kurva paling rendah yang
berarti kemampuannya dalam menurunkan udem paling baik dibandingkan waktu pemberian 1 jam dan sesaat sebelum induksi.
Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40
0 0.5 1 1.5
2 2.5 3 3.5
4 4.5
5 5.5 6
6.5 7
Waktu jam V
o lu
m e
U d
e m
R a
ta -r
a ta
m l
Kontrol negatif aquadest Kontrol positif Na diklofenak
2.25mgkgBB tikus Ekstrak etanol daun jambi biji
1jam sebelum karagenin Ekstrak etanol daun jambi biji
0.5jam sebelum karagenin Ekstrak etanol daun jambi biji
sesaat sebelum karagenin
Gambar 6
. Grafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Psidium guajava Linn. Dosis 1,551gkgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1
Tabel 6. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan Daya Antiinflamasi
Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Psidium Guajava Linn.
Dosis 1,551gkgBB dengan Waktu 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1
Kelompok Perlakuan Harga AUC ml.jam
Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif
Akuades 1,54 ± 0,09
X ± SEM X ± SEM
─ 1 jam Sebelum
Diinduksi Karagenin 1,11 ± 0,16
28,23 ± 10,20 0,5 jam Sebelum
Diinduksi Karagenin 0,95 ± 0,27
38,76 ± 16,56 Sesaat Sebelum Diinduksi
Karagenin 1,22 ± 0,14
20,87 ± 9,13
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu biji pada setengah jam sebelum induksi mempunyai persen daya antiinflamasi paling
besar. Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa perbedaan waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu biji menunjukkan perbedaan tidak bermakna p0,05
antara kontrol negatif dan waktu pemberian 1 jam dan sesaat sebelum diinduksi karagenin 1. Tetapi antara kontrol negatif dengan waktu pemberian 0,5 jam
sebelum karagenin 1 menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05. Sehingga ditetapkan waktu pemberian ekstrak jambu biji dosis 1,552gkgBB pada 0,5 jam
sebelum diinduksi karagenin 1. Data orientasi waktu pemberian dapat dilihat pada Tabel 6.
D. Uji utama daya antiinflamasi