BAB II METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian dan Rancangan Penelitian
Kategori penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu dengan rancangan acak lengkap pola searah, yaitu mengamati kemungkinan pengaruh di
antara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok eksperimental pada berbagai kondisi perlakuan dan membandingkannya dengan kelompok kontrol.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1.
Variabel bebas : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,388gkgBB, 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB tikus, natrium diklofenak 2,5mgkgBB sebagai kontrol positif
dan akuades 2,5ml200gBB sebagai kontrol negatif. 2.
Variabel tergantung : volume udem kaki tikus putih jantan galur Wistar 3.
Variabel terkendali a.
Hewan uji : kondisi, galur, jenis kelamin, berat badan dan umur tikus b.
Tanaman : tempat dan waktu pengambilan tanaman Jambu biji
B. Alat dan Bahan
1. Alat : timbangan, spuit injeksi terumo, jarum oral, blender, pletismometer,
ayakan no 418, pengukur waktu, kompor listrik, oven dan alat-alat gelas. 2.
Bahan a.
Tanaman : daun jambu biji yang masih muda berwarna hijau pupus, bebas dari hama, penyakit dan pengganggu lainnya. yang diambil pada bulan Juli tahun
2007 dari desa Donoharjo Wonogiri.
17
b. Bahan untuk uji farmakologi antara lain : karagenin tipe lambda Sigma
Chemical Co, NaCl 0,9 Otsuka, natrium diklofenak Pharos dan akuades Ikapharmindo Putramas, etanol 70 Teknis.
c. Hewan uji : hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan sehat galur
Wistar umur 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 g yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
C. Jalannya Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari tanaman yang akan digunakan sebagai bahan uji. Determinasi dilakukan di Laboratorium
Biologi Fakultas FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 2.
Pembuatan simplisia Daun jambu biji yang tidak terserang hama, penyakit dan terbebas pengganggu
dan pencemar lainnya,kemudian dibersihkan di bawah air mengalir sebanyak 2 kali, ditiriskan. Bahan basah dikeringkan dengan oven pada suhu 45
-50 C
selama 2 hari. Bahan yang sudah kering diserbuk dengan menggunakan blender, serbuk diayak dengan ayakan no 418.
3. Pembuatan ekstrak etanol daun jambu biji
Bahan yang sudah dibuat serbuk ditimbang sebanyak yang diperlukan sesuai konsentrasi yang akan dibuat yaitu sebanyak 200 g, kemudian ditambah dengan
larutan penyari 1500 ml, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil diaduk, kemudian disaring. Setelah itu ampasnya diremaserasi,
disaring sampai mendapatkan 100 bagian 2000 ml dan dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari
dimaksudkan untuk mengendapkan, disaring. Maserat diuapkan diatas penangas air secara tidak langsung pada suhu 60
C. 4.
Pembuatan karagenin 1. Ditimbang sejumlah 0,05 g karagenin kemudian dilarutkan dengan larutan garam
fisiologis NaCl 0,9 sehingga didapat volume 5 ml. 5.
Pembuatan radang Kaki tikus yang sudah ditandai sebatas mata kaki, kemudian diinduksi dengan
karagenin 1 secara subplantar di bawah kulit telapak kaki tikus. 6.
Uji Pendahuluan a.
Orientasi dosis natrium diklofenak Penetapan dosis natrium diklofenak dilakukan dengan 9 ekor hewan uji dibagi
menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok 3 ekor hewan uji. Dosis natrium diklofenak yang digunakan 2,5mgkgBB dan 6,75mgkgBB dengan volume
pemberian 2,5ml200gBB. Pemberian natrium diklofenak dilakukan 1 jam sebelum kaki tikus diinduksi dengan 0,1 ml karagenin 1. Volume kaki tikus
diukur pada pletismometer sesaat setelah induksi karagenin 1 selama 6,5 jam setiap 0,5 jam.
b. Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak
Sembilan ekor hewan uji yang dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 3 ekor tikus. natrium diklofenak 2,25mgkgBB diberikan pada 1 jam, 0,5 jam dan sesaat
sebelum induksi karagenin 1. Volume kaki tikus diukur pada pletismometer sesaat setelah induksi karagenin 1 selama 6,5 jam setiap 0,5 jam.
c. Orientasi dosis ekstrak etanol daun jambu biji
Orientasi dosis ekstrak etanol daun jambu biji dilakukan dengan menggunakan 2 dosis yaitu 0,775gkgBB dan 1,551gkgBB pada masing-masing 3 ekor hewan
uji. d.
Orientasi waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu biji Sembilan ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 3 kelompok. Orientasi dilakukan
pada 1 jam, 0,5 jam dan sesaat sebelum diinduksi karagenin 1. 7.
Uji utama Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar 25 ekor,
kemudian hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Sebelum dilakukan uji semua tikus diaklimatisasi dan dipuasakan selama 18-24 jam. Perlakuan peroral
dengan sediaan uji sebagai berikut : Kelompok I
: kontrol negatif akuades 2,5ml200gBB Kelompok II : kontrol positif natrium diklofenak dosis 2,25mgkgBB
Kelompok III : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,388gkgBB Kelompok IV : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,775gkgBB
Kelompok V : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 1,551gkgBB Tiga puluh menit setelah perlakuan, masing-masing hewan uji diinduksi dengan
larutan 0,1 ml karagenin 1 diberikan secara subplantar pada telapak kaki tikus. Volume udem kaki tikus diukur selama 6,5 jam setiap 0,5 jam. Volume kaki tikus
diukur dengan cara kaki tikus yang telah ditandai sebatas mata kaki dicelupkan ke dalam air raksa pada pletismometer.
D. Analisis Data