83 dalam pembentukan isi komunikasi adalah dengan cara
mengkodekan informasi semaksimum mungkin dalam elemen atau kode bahasa seminimum mungkin, sehingga tercapai ekonomi
dalam komunikasi.
Semakin dekat pembicara dan pendengar, semakin mudah juga membuat banyak hal menjadi jelas dalam komunikasi.
Terdapat kemungkinan yang lebih baik untuk memberikan klarifikasi sesegera mungkin. Semakin jauh jarak pembicara dan
pendengar dan semakin pendek waktu yan tersedia, semakin besar kebutuhan untuk menjaga komunikasi. Jumlah pilihan pada bagian
pembicara dan ketajaman yang diikutsertakan dalam komunikasi pada bagian pendengar menjadikan komunikasi sebuah fenomena
yang serius. Kegagalan dalam komunikasi atau kerusakan pada pembangunannya memicu munculnya sosio-ekonomikal dan
political dalam komunikasi.
C. Proses encoding dan decoding
Tindakan komunikasi adalah sebuah sistem yang terstruktur, seperti yang telah kita telaah, terdiri dari tingkatan-tingkatan
tertentu yang telah dirumuskan dengan baik. Tindakan ini merupakan sebuah aktifitas yang mengikutsertakan serangkaian
tingkah laku pebicara dan pendengar. Encoding dan decoding merupakan aspek-aspek dalam berkomunikasi yang memungkinkan
terjadinya transmisi informasi. Transmisi informasi melalui chanel, dari pembicara menuju pendengar memerlukan penghubungan
antara isi pesan dan simbol-simbol yang sesuai yang berfungsi sebagai alat informasi, dan pemutus kedua hal tersebut dengan
tujuan pemahaman. Dengan kata lain, encoding adalah proses dari menghubungkan serangkaian kode yang sesuai dengan serangkaian
konsep dimana informasi itu dibangun. Jadi, hubungan antara serangkaian kode dengan unit bahasa yang alami inilah yang
merupakan simbol serangkaian konsep.
84 Decoding, sebaliknya, adalah proses, yang dilakukan oleh
pendengar atau pembaca, pemutusan serangkaian konsep dari serangkaian kode. Atau, ini merupakan proses pemutusan unit-unit
bahasa dari serangkaian kode dari bahasa yang dikodekan. Dalam sebuah kasus misalnya; baik dalam encoding ataupun decoding, hal
yang dibahas hanyalah permasalahan mengenai dua komponen komunikasi: yaitu kode dan isi. Jika semua bahasa yang alami ini
berfungsi sebagai kode, isi merupakan serangkaian konsep, jika kode terdiri dari symbol dan bukannya bahasa yang alami, isi
merupakan ketepatan berbahasa yang pada bagiannya berfungsi sebagai kendaraan konsep. Encoding dan decoding merupakan
awal dan akhir komunikasi. Encoding adalah ketepatan fungsi dari pembicara dan decoding ketepatan fungsi bagi pendengar. Tetapi,
terdapat pergantian konstan dalam peranan: pembicara menjadi pendengar dan pendengar menjadi pembicara.
Pergantian peran sebagai pembicara dan pendengar merupakan sebuah fitur karakteristik dari sebuah
komunikasi. Sebuah rangkaian komunikasi merupakan sebuah jaringan kompleks dari
beberapa tindakan komunikasi, dimana sebuah tindakan komunikasi dianggap sebagai sebuah unit tunggal. Sementara
pergantian peranan sebagai pembicara dan pendengar, terjadi di kedua polaritas merupakan sebuah pergantian kompleks antara
encoding dan decoding. Keseluruhan proses di dalam otak akan terlihat seperti sebuah film dengan banyak pilihan gambar.
Disinilah letak kompleksitas fundamental dalam penggunaan bahasa untuk komunikasi. Dalam sebuah rangkaian komunikasi
yang berkesinambungan, pembicara dan pendengar dihadapkan dengan sejumlah konsep, susunan konseptual, kata-kata atau
ekspresi, penggunaan idion, dan sebagainya akan menentukan sukses atau gagalnya atau bahkan kealamian komunikasi.
Dalam konteks ini, faktor yang sangat menentukan adalah kejelasan satu sama lain. Dalam sistem kode yang sudah dibangun,
85 kejelasan ini tidak memiliki banyak masalah karena banyak kode
yang memiliki ketepatan matematis. Kebanyakan dalam kasus, terdapat terdapat hubungan satu lawan satu antara unit kode dan
istilah-istilah dalam bahasa atau konsep yang telah diketahui. Proses decoding dalam banyak kasus tidaklah sulit; penyiapan agen
decoding telah dilatih secara lengkap di dalam sistem. Sebaliknya, dalam bahasa yang alami, khusus untuk tujuan komunikasi, seperti
dalam kasus yang lain, terdapat banyak masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan keterpahamankejelasan.
Masalah keterpahaman juga menyebabkan encoding dan decoding menjadi faktor utama dalam komunikasi. Harus terdapat
banyak kesamaan antara pembicara dan pendengar dalam elemen- elemen bahasa seperti juga dalam dalam implikasi semantik demi
suksesnya
komunikasi. Sementara
encoding, merupakan
pertimbangan yang utama misalnya bertemu pendengar sebisa mungkin yang memiliki tingkatan yang sama dengannya, dan
meminimalkan redudansi. Semua ini akan memungkinkan pendengar
untuk melakukan
pengkodean decode
dan mendapatkan kepahaman yang optimal
D. Pengajaran Keterampilan Komunikasi