81 seperti sebuah bahasa yang tidak membawa bentuk komunikasi,
tidak memiliki symbol-simbol bahasa seperti yang seharusnya dimiliki. Informasi secara empiris dapat diukur dan terdapat
kemungkinan untuk menghitung tingkatan redundansi dari sebuah pesan. Hal ini akan diteliti lagi nanti secara detail. Bahasa yang
redundan berlebihan tidak membawa informasi baru yang digunakan bersama dengan informasi untuk eksplicatif atau untuk
tujuan dekoratif. Inilah sebenarnya struktur dari tindakan komunikasi.
B. Polaritas pembicara- pendengar
Komunikasi sangat tergantung kepada dua polaritas dua sifat yang bertentangan misalnya pembicara dan pendengar. Arah,
chanel dan cara komunikasi menuntut agar kedua polaritas tersebut harus menjaga jarak. Faktanya,komunikasi adalah sebuah
konfrontasi antara dua individual dengan sebuah pandangan untuk dapat saling bertukar informasi atau untuk mendapatkan perhatian.
Saling bertukar informasi atau pemenuhan perhatian melalui komunikasi memerlukan adanya polaritas pembicara dan
pendengar. Pembicara dilengkapi dengan kemampuan berbahasa dan begitu juga yang diharapkan dari pendengar. Hal ini
merupakan fenomena yang kompleks. Komunikasi mungkin terjadi hanya jika terdapat kesesuaian bahasa-isi dari kedua polaritas yang
ada. Sebuah sistem pengkodean tidak akan dapat ditafsirkan kecuali jika nilai-nilai simbolik dari kode tersebut sudah diketahui.
Dalam komunikasi, sebuah kode mungkin berupa ketepatan berbahasa atau bahasa itu sendiri yang dikodekan lebih lanjut
menjadi sistem lain yang bisa dilihat seperti kode Morse. Mengenali kode-kode yang dipergunakan merupakan keuntungan
dalam setiap komunikasi.
Pembicara kemudian dihadapkan dengan kebutuhan untuk membawa informasi, mendapatkan hal yang sama, atau
82 mendapatkan pemenuhan perhatian. Terdapat banyak situasi yang
tersedia sebagai konteks komunikasi. Pembicara ditentukan secara linguistic, psikologis dan sosiologis. Berlawanan dengan latar
belakang ini, dia akan memilih sistem kode atau bahasa yang dia inginkan. Hal ini mungkin terjadi jika pembicara memang
menguasai beberapa bahasa, tetapi dia diharapkan untuk dapat menentukan dasar umum antara pembicara dan pendengar. Dari
semua bahasa yang dipahami oleh pembicara, dia akan memilih menggunakan bahasa yang dipahami oleh pendengar. Memilih
sebuah kode yang tidak membangun sebuah hubungan antara pembicara dan pendengar tidak akan sesuai dengan tujuan
komunikasinya.
Polaritas antara pembicara dan pendengar membuat semua komunikasinya menjadi kompleks. Bahasa, style, nada, pilihan
kata, dan humor yang dipilih oleh pembicara mempunyai implikasi yang besar terhadap suksesnya komunikasi. Pembicara harus
mampu menentukan apa yang diinginkan, yang disukai dan tidak disukai, pilihan dan prasangka pendengar dan jika memungkinkan
lingkungannya. Keseriusan menentukan latar belakangpendengar seperti yang telah disebutkan di atas tergantung pada seberapa
serius informasi atau tujuan informasi.
Karena informasi adalah inti dari sebuah komunikasi, dalam lingkungan yang lebih serius, pembicara harus hati-hari untuk
menghindari elemen-elemen
yang diulang-ulang
dalam komunikasinya. Sekali lagi, redundansi pengulangan yang
berlebihan akan mendapatkan pertahanan sesuai dengan tingkatan keseriusan
isi komunikasi.
Semakin besar
pentingnya berkomunikasi, maka semakin besar juga perlunya menghindari
redundansi. Redundansi muncul pada kata-kata yang dipakai dan ekspresinya yang memiliki tujuan eksplikatif dan dekoratif.
Kehadiran atau ketidakmunculan elemen seperti ini tidak akan terlalu mempengaruhi keseluruhan isi komunikasi. Prinsip dasar
83 dalam pembentukan isi komunikasi adalah dengan cara
mengkodekan informasi semaksimum mungkin dalam elemen atau kode bahasa seminimum mungkin, sehingga tercapai ekonomi
dalam komunikasi.
Semakin dekat pembicara dan pendengar, semakin mudah juga membuat banyak hal menjadi jelas dalam komunikasi.
Terdapat kemungkinan yang lebih baik untuk memberikan klarifikasi sesegera mungkin. Semakin jauh jarak pembicara dan
pendengar dan semakin pendek waktu yan tersedia, semakin besar kebutuhan untuk menjaga komunikasi. Jumlah pilihan pada bagian
pembicara dan ketajaman yang diikutsertakan dalam komunikasi pada bagian pendengar menjadikan komunikasi sebuah fenomena
yang serius. Kegagalan dalam komunikasi atau kerusakan pada pembangunannya memicu munculnya sosio-ekonomikal dan
political dalam komunikasi.
C. Proses encoding dan decoding