92 Ia mendengarkan, bahasa- atas dasar yang penginstitusian sistem
yang terjadi dalam dirinya, semuanya tidak tekbook atau sastra bahasa tapi bahasa turun-ke-bumi digunakan dalam bahasa
komunikasi di rumah dan luar rumah.
Bahasa dalam komunikasi di dalam keluarga sebagai alat untuk bertemu mirip situasi yang sama di tempat lain, anak akan bercakap
cakap dengan komunikasi bahasa sehari-hari pada kehidupan dan bahasa ini menjadi dasar untuk masa depan, profesi dan bahasa
secara teknis.Kebanyakan orang dewasa yang menguasai lebih dari dua bahasa dan berbagai proses menyesuaikan tingkah laku orang
dewasa.
Anak yang monolingual sejauhmana anak yang monolingual mengungkapkan sejauh mana fungsi usia sebagai perangkat
komunikasi yang. artikulatoris. Batasan artikulasi dan tingkat kedewasaan keduanya mempengaruhi alih code dan campur code
pada bahasa yang dimilki anak pada orang dewasa. Tetapi sekali lagi, perilaku verbal sebagai komunikasi terjadi dalam pengaturan
paralinguistik, dan dewasa ini dapat membantu dalam kemampuan komprehensif bahasa anak.
a. Tahapan Produksi Ujaran
Bahasa anak terus berkembang sesuai dengan pertambahan umur dan perkembangan cara berfikir. Piaget dalam Singer dan
Revenson 1996: 57-71 membagi tutur anak ke dalam dua kelompok, yaitu, tutur egosentrik egocentric speech dan tutur
bersosial socialized speech. Tahap egosentrik mulai ketika anak berumur 2 sampai 4 tahun. Pada tahap ini, anak cenderung
mengatakan apa yang ia maui tanpa mempedulikan apakah orang lain mendengar atau tidak. Kalau ia ditanya, kebanyakan
jawabannya sesukanya tanpa begitu mempedulikan apakah jawaban itu sesuai dengan pertanyaan atau tidak. Pada tahap ini anak
93 berbahasa karena ia senang mendengarkan apa yang diucapkan
tanpa begitu peduli dengan makna ucapan. Pertumbuhan dan perkembangan manusia membutuhkan
waktu yang panjang serta terdiri dari atas fase-fase yang memiliki ciri-ciri tersendiri. Di antara fase-fase itu, fase pertumbuhan awal
atau pertumbuhan anak-anak merupakan fase yang paling banyak mendapat sorotan karena mengandung arti penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan manusia pada masa selanjutnya. Bahkan para ahli ilmu jiwa perkembangan seperti Charlott Buhler
dalam Simanjutak, 1984:19 menganggap tingkat perkembangan anak pada fase ini sangat penting sehingga mereka berpendapat
bahwa fase perkembangan anak pada masa ini menentukan corak dan kualitas manusia pada saat mereka menjadi dewasa, baik dalam
aspek fisik, psikis, maupun sosial. Perkembangan anak ini juga diikuti dengan perkembangan bahasanya. Hal ini sejalan dengan
aliran rasionalisme yang mengatakan bahwa perkembangan bahasa anak mengikuti suatu pola tertentu. Setiap pola perkembangan anak
mempunyai tatabahasa sendiri-sendiri pula, yang mungkin saja tidak sama dengan tatabahasa orang dewasa.
Awal perkembangan bahasa pada dasarnya dapat diartikan sejak mulai adanya tangis pertama bayi, sebab tangis bayi saja
dapat dianggap sebagai bahasa anak. Menangis bagi anak juga merupakan
sarana mengekpresikan
kehendak jiwanya. Perkembangan bahasa berikutnya, secara berangsur-
angsur akan mengikuti bakat serta ritme perkembangan yang alami. Akan tetapi, perkembangan tersebut akan dipengaruhi oleh
lingkungan serta fungsi bahasa anak. Bahasa bagi anak juga berfungsi sebagai alat komunikasi, yakni untuk menyampaikan
maksudnya kepada orang lain.
Seorang anak akan memperlihatkan apa yang diujarkan oleh lingkungan
sosialnya dengan
cara mengamati
kemudian menirukannya. Pengamatan dan peniruan memegang peranan
94 penting dalam menghasilkan bahasa tetapi tidak cukup untuk
belajar bahasa. Anak secara aktif menyusun cara-cara untuk menggunakan bahasa itu dari apa yang dikatakan kepada mereka.
Ada beberapa faktor penting mengenai bahasa yang diujarkan anak. Yang pertama, bahasa lisan atau bahasa yang
mereka dengar. Kedua, bahasa tak terkendali secara linguistik. Anak memperoleh bahasa tanpa dicerna terlebih dahulu. Bahasa
dalam lingkungan anak tidak terkendali, dalam pengertian bahasa tersebut tidak tertata menurut tata bahasa yang sempurna. Bahasa
yang dimiliki anak itu berkembang terus tahap demi tahap dan makin berdiferensiasi dengan perkembangan intelegensi dan latar
belakang sosial budaya yang membentuknya Pateda, 1988:42.
b. Proses Pemerolehan Bahasa