Miya Rohmiati, 2014 Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Dan Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan Karang Setra Waterland Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Model regresi dikatakan layak jika angka signifikan pada ANOVA sebesar
0.05. 2.
Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas dan layak. Kelayakan ini diketahui jika angka standard eror of estimate standard eror deviation.
3. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji t. Koefisien
regresi signifikan jika t
hitung
t
tabel
. nilai kritis 4.
Keselarasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai R
2
semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik. Nilai R
2
mempunyai karakteristik diantaranya : selalu positif, nilai R
2
maksimal sebesar 1. Jika nilai R
2
akan mempunyai arti kesesuain yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam
variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika R
2
sama dengan 0 maka tidak ada hubungan linier antara X dan Y.
5. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas X dan variabel terikat Y.
6. Data harus berdistribusi normal.
7. Data berskala interval atau rasio.
8. Kedua variabel bersifat dependent artinya satu ariabel merupakan variabel
bebas dan variabel lainnya variabel terikat. Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = a+b
1
X
1
+ b
2
X
2
Dimana : A= konstanta
Y = motivasi kerja b
1
= koefisien regresi dari penilaian prestasi kerja b
2
= koefisien regresi dari pemberian insentif X
1
= penilaian prestasi kerja X
2
= pemberian insentif
f. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya. I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, 2012, hlm. 27-28
Miya Rohmiati, 2014 Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Dan Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan Karang Setra Waterland Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pengertian hipotesis yang telah diuraikan oleh I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut: H
: β = 0 pengaruh tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara penilaian prestasi kerja dan pemberian insentif X terhadap motivasi kerja Y.
H
a
: β ≠ 0 pengaruh berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara motivasi kerja dan pemberian insentif X terhadap kinerja Y.
Selanjutnya dalam rumusan hipotesis harus melakukan uji statistik. Uji statistik dalam penelitian ini terdapat dua uji statistik yaitu uji t dan uji f sebagai
berikut :
1 Uji F
Uji f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen Sugiyono,2009. Dasar pengambilan keputusannya adalah : a
Apabila F hitung F tabel dan nilai signifikansinya 0,05 maka masing- masing variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen. b
Apabila F hitung F tabel dan nilai signifikansinya 0,05 maka masing- masing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen.
2 Uji t
Uji t dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependent. Langkah-langkah pengujian :
1. Menentukan H0 dan H1
H0: b1 = 0, artinya apakah semua variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependent.
Miya Rohmiati, 2014 Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Dan Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan Karang Setra Waterland Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H1: b1 ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependent. 2.
Menentukan daerah penerimaan H0 dan H1 dengan menggunakan distribusi t. Titik kritis dicari pada tabel t dengan menggunakan nilai alfa tertentu dan df
sebagai berikut : df=n-k-l 3.
Menentukan nilai uji t hitung dengan rumus : T = bi
Sb1 Dimana : bi = Sum of square regresion
Sb1=Sum of square error
3 Analisis Determinasi R
2
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen X
1
, X
2
,…X
n
terhadap variabel dependen Y secara serentak. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti
hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono 2009 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 3.11 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Determinasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
– 19,99 Sangat Lemah
20 – 39,99
Lemah 40
– 59,99 Sedang
60 – 79,99
Kuat 80
– 100 Sangat Kuat
Sumber: Sugiono, 2011
Dalam hasil perhitungan R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki
harga negatif. Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y.
107
Miya Rohmiati, 2014 Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Dan Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan Karang Setra Waterland Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah melalui tahap analisis dan pembahasan, maka sampailah pada tahap kesimpulan untuk menjawab perumusan masalah dan sekaligus
merangkum poin-poin penting dalam penelitian. Perumusan kesimpulan tersebut antara lain :
1. Penilaian prestasi kerja termasuk pada klasifikasi tinggi menurut hasil
perhitungan dengan garis kontinum. Hal tersebut mengidentifikasi bahwa, penilaian prestasi kerja yang dilakukan di Karang Setra Waterland telah
berhasil dan dapat diterima oleh karyawan. Penilaian tidak rumit, murni sesuai dengan kinerja karyawan bukan atas hubungan kedekatan dengan
pimpinan. Hasil penilaian prestasi kerja dapat diketahui oleh seluruh karyawan dan dapat memperbaiki keputusan-keputusan pimpinan atas
pekerjaan mereka. Penilaian prestasi kerja mampu memberikan dorongan kepada karyawan untuk lebih giat dalam melaksanakan pekerjaannya
karena hasil dari penilaian tersebut dapat memberikan umpan balik yang positif bagi kinerja karyawan.
2. Pemberian insetif termasuk pada klasifikasi cukup rendah menurut hasil
perhitungan garis kontinum. Hal tersebut mengidentifikasi bahwa, insentif karyawan Karang Setra Waterland jumlahnya belum dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Namun tidak semua setuju, sebagian karyawan berpendapat bahwa insentif yang diterima cukup layak dengan kinerja
mereka. Meskipun begitu sistem pemberian insentif yang diberlakukan telah sesuai dengan standar yang objektif.
3. Motivasi kerja termasuk pada klasifikasi tinggi. Hal tersebut
mengidentifikasi bahwa, motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland sudah tinggi. Hal-hal yang mampu membuat lingkungan kerja kondusif