Kerangka Teori PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA SMP (Studi Pengembangan Pada SMP di Kabupaten Lebak).

11 pelajaran. Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. 2. Model Pembelajaran Terpadu Connected adalah pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain pada mata pelajaran IPA, dalam hal ini menghubungkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat pada mata pelajaran IPA yang meliputi Fisika, Biologi dan Kimia. 3. Literasi Sains adalah Kemampuan dasar siswa dalam memahami Sains dan mengaplikasikan kosep sains dalam kehidupan sehari-hari yaitu kemampuan dasar yang meliputi: tiga dimensi yakni 1 dimensi konten yang terdiri atas penggunaan konsep sains untuk memahami dan menjelaskan fenomena alam dan kemampuan menganalisis hukum sebab akibat; 2 dimensi proses yang terdiri atas mengidentifikasi bukti sains dan menarik kesimpulan dari fakta sains; 3 dimensi konteks yakni mengidentifikasi isu-isu sains dalam kehidupan sehari-hari.

F. Kerangka Teori

Ilmu Pengetahuan Alam IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan Inquiry. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan 12 kompetensi agar peserta didik dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sesuatu sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA meliputi empat unsur utama Puskur, 2006 : 4, yaitu: 1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; 2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perencangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; 3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum; 4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari- hari. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuan bekerja dalam menemukan fakta baru. Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas 2004 adalah: “menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai Ilmiah, mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek IPA dan teknologi Literasi Sains dan Teknologi, menguasai konsep 13 IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi”. Substansi Mata Pelajaran IPA pada SMPMTs dalam kurikulum saat ini merupakan IPA terpadu. “Pemberlakuan pembelajaran IPA terpadu ini memiliki tujuan awal yaitu: meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi, mencapai beberapa kompetensi dasar sekaligus”. Puskur, 2006:7. Secara konseptual yang dimaksud terpadu pada pengembangan pembelajaran IPA dapat berupa contoh, aplikasi, pemahaman, analisis, dan evaluasi dalam mata pelajaran IPA. Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Pengalaman bermakna merupakan pengalaman langsung yang menghubungkan pengalaman yang telah mereka miliki dengan pengalaman yang akan dipelajari, dan memiliki nilai manfaat dalam kehidupan mereka pada saat ini maupun mendatang. Fogarty dalam Depdiknas, 2006:8, dalam arti luas ’pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas peserta didik’. Pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep- konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 14 Ada beberapa model pembelajaran terpadu menurut Fogarty dalam Puskur, 2006:8 tiga model pembelajaran IPA terpadu yang sesuai untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA ditingkat pendidikan di Indonesia adalah ’model terhubung connected model, model jaring laba-laba webbed model, dan model integrasi integrated model’. Model Pembelajaran Terpadu Connected merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan ke pokok bahasan yang lain, menghubungkan satu konsep ke konsep yang lain, menghubungkan dan menyebarkan SKKD untuk setiap semester atau lintas semester yang memiliki keterkaitan, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain dalam suatu bidang studi inter bidang studi. Konsep-konsep yang dapat dipadukan pada semester yang berlainan pembelajarannya dapat dilaksanakan pada semester yang sama tertentu dengan tidak meninggalkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada semester lainnya. Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika perencanaan mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik sudah tercantum dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA. Secara khusus, pembelajaran terpadu dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan perencanaan, manajemen, pemanfaatan media dan evaluasi hasil belajar. Kegiatan perencanaan adalah menyusun desain pembelajaran dalam bentuk 15 rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Pada kegiatan manajemen, ditentukan bagaimana pengelolaan kelas yang efektif dan kemungkinan penggunaan team teaching dalam pembelajaran terpadu model connected. Pemanfaatan media, ditentukan media mana yang akan mendukung kegiatan pembelajaran. Selanjutnya evaluasi berkenaan dengan perolehan hasil belajar siswa yang dapat segera ditindak lanjuti maupun dalam jangka panjang. Kegiatan evaluasi inilah yang akan digunakan sebagai indikator efektivitas suatu kegiatan pembelajaran. Maka keberhasilan pengembangan model pembelajaran terpadu connected ini dapat dilihat dari variabel berikut ini. Gambar 1.1. Peta Variabel Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Connected dimodifikasi dari Sukmadinata, dkk 2006 : 7 Instrumental Input: UU, PP,Kurikulum,MBS dll Environmental Input: Sarana Prasarana, Partisipasi Manajemen -Team Teach - Pengelolaan Kelas L I T E R A S I S A I N S P E S E R T A D I D I K Pemanfaatan media pembelajaran Desain pembel ajaran RPP evaluasi Model Pembelajaran Terpadu Connected 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian