Serat Kasar Kualitas Hijauan Pada Padang Penggembalaan

2.5.5 Gross Energi GE

Gross energi didefinisikan sebagai energi yang dinyatakan dalam panas bila suatu zat dioksider secara sempurna menjadi karbondioksida dan air. Tentu saja karbondioksida dan air ini masih mengandung energi, akan tetapi dianggap mempunyai tingkat nol karena hewan sudah tidak bisa memecah zat melebihi karbondioksida dan air. Gross energi diukur dengan alat bomb kalorimeter. Besarnya energi bruto bahan pakan tidak sama tergantung dari macam nutrient dan bahan pakan Sutardi, 2004. Energi total makanan adalah jumlah energi kimia yang ada dalam makanan, dengan mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan. Panas ini diketahui sebagai sumber energi total atau panas pembakaran dari makanan, bomb kalorimeter digunakan untuk menentukan energi total dan sampel makanan dipijarkan dengan aliran listrik. Metode ini dipakai untuk energi total makanan dan produk ekskreta Tillman, 1993. Suatu nutrien organik dibakar sempurna sehingga menghasilkan oksida CO 2 dan air, maka panas yang dihasilkan disebut energi bruto. Guna menentukan besarnya energi bruto bahan pakan dapat digunakan suatu alat bom kalorimeter. Besarnya nilai energi bahan pakan tidak sama tergantung dari macam nutrien dan bahan pakan Soejono, 2004. Analisis kadar energi adalah usaha untuk mengetahui kadar energi bahan baku pakan, dalam analisis biasanya ditentukan energi bruto lebih dahulu dengan membakar sejumlah bahan pakan sehingga diperoleh hasil-hasil oksidasi yang berupa karbondioksida, air dan gas lainnya. Penentuan energi bruto menentukan jumlah energi kalori dalam bahan baku pakan yang dianalisis Prasetyastuti, 1988. Energi adalah sumber utama bagi proses metabolisme dalam tubuh ternak, baik untuk hidup pokok dan produksi. Kekurangan energi akan menghambat pertumbuhan, dewasa kelamin, pada sapi laktasi dapat menyebabkan produksi, bobot badan dan gangguan reproduksi Sutardi, 2004.

2.6 Penentuan Kapasitas Tampung

Daya tampung atau kapasitas tampung carrying capacity adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar Reksohadiprodjo, 1994. Menurut Parakkasi 1999 konsumsi bahan kering satu ekor sapi per hari sebesar 3 dari bobot badan. Satu satuan ternak ST setara dengan satu ekor sapi seberat 455 kg Santosa, 1995. Semakin besar tingkat produksi hijauan per satuan luas lahan, maka akan semakin tinggi pula kemampuannya untuk menampung sejumlah ternak. Pada padang penggembalaan yang baik biasanya mampu menampung sebanyak 2,5 SThathn. Hal ini sesuai dengan pendapat Susetyo 1980 yang menyatakan beberapa padang penggembalaan yang baik mempunyai kapasitas tampung 0,4 hektar untuk 1 ST atau satu hektar lahan dapat menampung 2,5 STthn. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kapasitas tampung menurut Subagio dan Kusmartono 1988 yaitu :