Curah Hujan Tanah Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Keberagaman Padang
Kelas 2 Ciri-ciri tanah kelas 2 : kedalaman permukaan sekitar 36 inchi, kemiringan lereng
sekitar 5, gejala erosi masih ringan, lapisan tanah permukaan bersifat lempung dan berpasir, kesuburan tanah sedang.
Kelas 3 Mempunyai ciri bahwa tanah ini mampunyai kesuburan yang kurang baik, tanah
berpasir ringan light sandy soil, tingkat kemiringan 15, lapisan tanah top soil tipis.
Kelas 4 Ciri dari tanah ini adalah belereng terjal, tanah ini ditumbuhi tanaman berumput,
membuat parit, tanah ini tidak cocok untuk usaha pertanian. Kelas 5
Tanah jenis ini adalah tanah yang hampir datar, tidak memiliki gejala erosi. Untuk memperbaiki sebaiknya ditanami tanaman yang berumur 1-2 tahun.
Kelas 6 Tanah jenis ini bagus untuk ditanami pohon dan buah-buahan, asalkan tanaman
penutupnya dirawat
dengan baik.
Banyak digunakan
untuk padang
penggembalaan. Kelas 7
Tanah jenis ini biasanya berada pada lereng yang berkisar memiliki kemiringan 45-50. Tanah jenis ini tidak cocok ditanamai untuk pertanian, kecuali untuk
padang penggembalaan.
Kelas 8 Tanah jenis ini sebaiknya dijadikan hutan lindung, karena unsur haranya sangat
sedikit dan memiliki faktor pembatas yang banyak.
2.3 Optimalisasi Padang Penggembalaan 2.3.1 Perbaikan Lahan
Syarat padang penggembalaan yang baik adalah produksi hijauan tinggi dan kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan tanaman yang lain yang
mudah dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang tinggi canopinya yaitu 25
– 30 cm setelah dipotong Utomo et al., 1983. Biota tanah sangat sensitif terhadap gangguan oleh adanya aktivitas manusia, sebagai
contoh adanya sistem pertanian yang intensif, karena intensifikasi pertanian menyebabkan berubahnya beberapa proses dalam tanah. Kegiatan pertanian yang
dimaksud antara lain adalah penyiangan, pemupukan, pengapuran, pengairan dan penyemprotan herbisida dan insektisida. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk
mempersiapkan kualitas padang penggembalaan yang unggul Noordwijk dan Kurniatun, 2006. Tanah jenis VI biasanya tidak terpakai dan mempunyai unsur
hara yang rendah. Rumput-rumput yang tumbuh adalah rumput perennial yang dapat tumbuh sepanjang tahun. Sebagian tumbuh tegak dan sebagian lagi
merambat dengan produktivitas yang relatif rendah. Dalam hal ini tanah yang dipakai adalah tanah kelas VI yang kurang diminati sebagai lahan pertanian.
Sehingga bisa digunakan sebagi padang penggembalaan. Namun, tanah jenis ini mempunyai tingkat kesuburan tanah yang rendah. Kesuburan tanah alami sangat
bergantung pada komposisi mineral bahan induk tanah atau cadangan hara tanah.
Semakin tinggi cadangan hara tanah, semakin tinggi pula tingkat kesuburan tanahnya Suharta, 2010. Karena tanah jenis VI memiliki nutrisi atau unsur hara
yang rendah maka perlu dilakukan adanya perbaikan. Diantaranya yaitu dengan pembersihan lahan dan pengolahan tanah, pemberian pupuk kandang maupun
kompos akan sangat bermanfaat bagi kondisi fisik tanah tersebut, karena akan memperbaiki struktur tanah. Disamping itu dapat pula diberikan pupuk anorganik
seperti KCl, Sp-36 dan urea, disesuaikan dengan jenis tanah setempat Hardiatmi, 2008. Bisa juga dipupuk menggunakan pupuk organik yang terbuat dari kotoran
sapi yang dihasilkan saat digembalakan.