commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra adalah sebuah fenomena sosial, karena pada hakikatnya sastra adalah produk sosial. Itulah sebabnya yang tergambar dalam karya sastra adalah
sebuah produk entitas masyarakat yang bergerak, baik yang berkaitan dengn pola, struktur, fungsi, maupun aktifitas dan kondisi sosial budaya sebagai latar belakang
kehidupan masyarakat pada saat karya sastra itu diciptakan. Menurut Rachmad Djoko Pradopo sastra karya sastra adalah karya seni yang menggunakan bahasa
sebagai medianya. Berbeda dengan seni lain, misalnya seni musik dan seni lukis yang mediumnya netral, dalam arti, belum mempunyai arti, sastra seni sastra
mediumnya bahasa sudah mempunyai arti, mempunyai system dan konvensi
Pradopo, 2001:69.
Karya sastra menurut jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu karya sastra lisan dan tulis. Karya sastra lisan berupa folklor atau cerita rakyat, sedangkan karya
sastra tulis dapat berupa novel, cerkak, cerbung, roman, dan lain-lain. Suatu karya sastra novel, cerkak, cerbung, roman, dsb dibangun oleh unsur- unsur yang terdiri
atas tema, alur, penokohan, latar atau setting, dan amanat. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan unsur instrinsik atau unsur struktural sebuah karya sastra. Di
samping unsur instrinsik, dalam sebuah karya sastra juga terdapat unsur ekstrinsik yaitu unsur yang terdapat di luar karya sastra disebut dengan sisi dari pengarang.
commit to user 2
Cerkak dan cerbung banyak sekali dimuat dalam surat kabar maupun majalah, lain halnya dengan novel yang harus dibukukan tersendiri. Cerbung
merupakan suatu cerita atau karangan yang dimuat tidak hanya sekali pada suatu majalah. Menurut perkembangannya, cerkak maupun cerbung berbahasa Jawa
banyak sekali dimuat dalam majalah-majalah Jawa. Majalah-majalah Jawa yang sampai sekarang masih beredar dalam masyarakat antara lain Jaya Baya, Panjebar
Semangat dan Djoko Lodhang. Dari ketiga majalah tersebut kita bisa menikmati karya-karya sastra Jawa dari para pengarang Jawa yang dimuat dalam majalah
tersebut, seperti misalnya Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri. Cerbung tersebut dimuat dalam majalah Panjebar Semangat edisi 33-50,
tanggal 15 Agustus 2009 sampai 12 Desember 2009, dan dimuat delapan belas episode.
Dalam sebuah karya sastra untuk membuat ceritanya lebih hidup dan kelihatan nyata sesuai dengan keadaan masyarakat, di dalamnya pastilah memuat
problem-problem sosial yang berhubungan dengan masyarakat. Setiap karya sastra menyuguhkan kualitas yang berbeda-beda, namun cerbung Salindri Kenya
Kebak Wewadi ini mempunyai kelebihan dari karya-karya yang lain. Permasalahan yang ada dalam cerbung ini sangat kompleks dan mengandung nilai
ajaran yang tinggi serta dapat menjadi tuntunan bagi masyarakat pembaca. Cerbung ini menggambarkan problem-problem yang ada di kehidupan
masyarakat. Problem paling dominan yang termuat di dalam cerbung yang diteliti dan berhubungan dengan sosial masyarakat adalah tindakan kriminalitas yaitu
kasus pembunuhan.
commit to user 3
Cerbung ini menjadi menarik untuk diteliti karena di dalamnya menampilkan permasalahan sosial seperti tindak kriminalitas khususnya
pembunuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat. Cerita termasuk unik karena pengarang menampilkan unsur mistis dalam salah satu kasus
pembunuhan, dan untuk mengimbanginya pengarang menampilkan tokoh polisi yang berusaha mengusut tuntas kasus pembunuhan yang terjadi. Polisi tersebut
digambarkan sebagai sesosok yang berkebudayaan Jawa, bisa dikatakan ia lahir dari keluarga polisi turun-temurun. Leluhurnya dahulu menjadi abdi dalem polisi
kraton Surakarta pada jaman Sinuhun Paku Buwana VII. Pembunuhan yang terjadi di Kampung Sogan berhasil ia usut dengan menuruti bisikan gaib yang
menuntunnya, tetapi tanpa melupakan prosedur kepolisian. Permasalahan sosial dalam cerbung SKKW ini bisa saja terjadi dalam masyarakat sekarang. Dalam
cerbung ini banyak sekali pelajaran-pelajaran moral yang terkandung sehingga membuat cerita semakin menarik. Maka dari itu novel ini nantinya akan diteliti
secara sosiologi sastra. Alasan yang lain dari pemilihan objek penelitian ini dikarenakan Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri belum
pernah diteliti. Pakne Puri merupakan nama samaran yang digunakan dalam dunia
jurnalistik. Nama sebenarnya dari Pakne Puri adalah Abraham Setiadi atau lebih dikenal dengan Bram Setiadi. Bram Setiadi sampai sekarang masih produktif. Ia
masih aktif menulis di Majalah Panyebar Semangat Surabaya cerita cekak, alaming lelembut, cerita rakyat, cerita bersambung, laporan jurnalistik, dll, aktif
menulis di Majalah Jayabaya, menulis di Majalah Djaka Lodang, menulis di
commit to user 4
Intisari, menulis di Joglosemar, menulis di Majalah Saudagar, Sala dan di Jagad
Jawa Rubrik bahasa Jawa Surat kabar Solopos. Prestasi yang ia dapatkan antara lain:
1. Pemenang Harapan Lomba Penulisan AJB Bumi Putera Tingkat Nasional,
1992. 2.
Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyebar Semangat 2007. 3.
Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyebar Semangat 2010. Penelitian terhadap Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi terlebih
dahulu akan dianalisis secara strutural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar atau setting dan amanat sebelum masuk pada analisis tentang sosiologi sastranya.
Penelitian mengambil judul Aspek Kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi Karya Pakne Puri Tinjauan Sosiologi Sastra . Pembahasan
dalam penelitian ini dibatasi mengenai aspek struktural yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi meliputi tema, alur, penokohan, latar
serta amanat dan aspek kriminalitas yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya kebak Wewadi, serta kerelevansian cerita yang berkaitan dengan tindak
kriminalitas yang tersaji dalam cerbung bagi kehidupan masyarakat.
commit to user 5
B. Perumusan Masalah