Latar Setting Analisis Struktural

commit to user

4. Latar Setting

Unsur yang cukup penting dalam karya sastra adalah latar atau setting. Unsur latar dibedakan menjadi tiga, antara lain: Latar tempat, merupakan lokasi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita, latar waktu, berhubungan d engan ’kapan’ peristiwa terjadi, latar sosial, menyaran pada hal- hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. 4.1 Latar Tempat Latar tempat berhubungan dengan tempat kejadian dari suatu peristiwa yang dialami oleh para tokoh dalam cerita. Latar atau setting tempat yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi adalah sbb: 1. Kampung Sogan Komplek perkampungan batik tempat dimana Salindri hidup bersama keluarganya. Kutipan teks dalam cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut. Kutipan: ”Bedhug magrib sigeg disusul kumandhange adzan saka horn langgar cilik satengahe kampung Sogan ”. PS,No.33,Hal.19. Terjemahan: ”Beduk maghrib bertabu disusul berkumandangnya adzan dari horn kecil ditengahnya k ampung Sogan”. commit to user 2. Rumah joglo besar, kuna menghadap utara di kampung Sogan. Rumah kediaman dari keluarga Pak Wicitrasoma yaitu ayah Salindri. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut. Kutipan: ”Saweneh omah joglo gedhe kuna madhep ngalor ing Kampung Sogan kono kaya padatan katon sepi mamring”. PS,No.33,Hal.19. Terjemahan” ”Ada rumah joglo besar kuna menghadap utara di Kampung Sogan seperti biasanya terlihat sangat sepi”. 3. Di kamar berukuran kecil Kamar tempat Nyi Werti tidur. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Ngepasi kuwi, ing kamar cilik rada adoh keletan latar bawera samburine dalem joglo, Nyi Werti gragapan tangi PS, No.34, Hal.42”. Terjemahan: ”Bersamaan itu, di kamar kecil agak jauh dipisahkan teras luas dibelakang rumah joglo, Nyi Werti terbangun”. commit to user 4. Di dalam kamar tamu Tempat para ibu dan tetangga saat menenangkan Nyah Witono Paing ketika sedang menangis sejadi-jadinya melihat suaminya mati. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Ing njero kamar tamu saweneh ibu katon lagi ngrerepih Nyah Witono Paing PS, No.35, Hal.44”. Terjemahan: ” Di dalam kamar tamu ada ibu terlihat sedang menenangkan Nyah Witono Paing”. 5. Di lereng gunung Merapi Tempat kediaman Kyai Ganjur, tempat yang didatangi AKP Jimat Subarkah beserta rombongan untuk mencari keterangan perihal pelaku pembunuhan atas Wasi Rengga dan Witono Paing. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Mobil sing disopiri Bripka Santosa iku ngeblas nerusake laku ngener Gumuk Wutah ing gigire Gunung Merapi PS, No.37, Hal.19”. commit to user Terjemahan: ”Mobil yang dikemudikan Bripka Santosa itu melaju meneruskan perjalanan menuju Gumuk Wutah di lereng Gunung Merapi”. 6. Di Jurug Tempat ditemukannya mayat Sunarteja. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Lapor Ndhan, ditemukan sesosok mayat di Jurug”. Swarane Mulyawa nganggo basa Indonesia PS, No.44, Hal.19”. Terjemahan: ”Lapor Ndhan, ditemukan sesosok mayat di Jurug”. Suaranya Mulyawan dengan bahasa Indonesia”. 7. Warung hik depan Taman Makam Pahlawan Tempat para saksi ditemukannya mayat di Jurug dikumpulkan untuk dimintai keterangan. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Sauntara iku Jimat akon Mulyawan ngirid papan seksi. ”Klumpukna ing warung hik ngarep Taman Makam Pahlawan Kae”. PS, No.44, Hal.42 commit to user Terjemahan: ”Setelah itu Jimat menyuruh Mulyawan mencari tempat untuk para saksi. ”Kumpulkan di warung hik depan Taman Makam Pahlawan itu”. 8. Restoran Goyang Malam Tempat penelusuran, dari tempat-tempat yang didatangi Sunarteja sebelum kemudian ditemukan mayatnya di Jurug. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Kaya jenenge, Goyang Malam ramene pancen yen wayah ratri, kanggo lengganan ampiran bis-bis malem jurusan Surabaya- an”. PS, No.46, Hal.42 Terjemahan: ”Seperti namanya, Goyang Malam ramainya memang pada malam hari, untuk langganan mampir bus-bus malam jurusan Surabaya- an”. 9. Restoran Mental Mentul Tempat penelusuran, dari tempat-tempat yang didatangi Sunarteja sebelum kemudian ditemukan mayatnya di Jurug. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: commit to user Kutipan: ”Saka Goyang Malam mobil diputer bali ngulon. Restoran Mental Mentul dohe mung watara 3 kilonan”. PS, No.46, Hal.42 Terjemahan: ”Dari Goyang Malam mobil diputar balik ke barat. Restoran Mental Mentul jaraknya sekitar 3 kiloan”. 10. Restoran Kembang Dhadhap Tempat penelusuran, dari tempat-tempat yang didatangi Sunarteja sebelum kemudian ditemukan mayatnya di Jurug. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Pisan gawe Kuntoro sarowang mbacutake laku menyang Kembang Dhadhap kang dumunung udakara rong kilonan kulone Mental Mentu l”. PS. No. 46, Hal.42 Terjemahan: ”Sekalian membuat Kuntoro melanjutkan perjalanan ke Kembang Dhadhap yang berada kurang lebih dua kiloan baratnya Mental Mentul”. commit to user 4.2 Latar Waktu Latar waktu merupakan waktu dari suatu kejadian atau peristiwa yang dialami oleh para tokoh dalam suatu cerita. Latar atau setting waktu yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi adalah sbb: 1. Tiga tahun yang lalu Waktu kejadian kematian Wasi Rengga. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Kedadeyan iki ngelingake Pak Wicitrasoma karo prastawa telung taun kepungkur ”. PS, No.34. Hal.20 Terjemahan: ”Kejadian ini mengingatkan Pak Wicitrasoma pada peristiwa tiga tahun yang lalu”. 2. Pagi Waktu ditemukannya Wasi Rengga mati di kamarnya oleh Bu Wicitrasoma. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Esuke Bu Wicitra njempling, Wasi Rengga dadakan ditemokake mati nggegirisi ana njero kamare sing isih k emancing”. PS, No.34, Hal.42 commit to user Terjemahan: ”Paginya Bu Wicitra kaget, Wasi Rengga mendadak ditemukan mati mengenaskan di dalam kamarnya yang masih terkunci”. 3. Jam sembilan malam Waktu AKP Jimat Subarkah beserta rombongan melakukan perjalanan menuju Lereng Gunung Merapi, dan sampai di Sleman. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: ”Watara jam sanga bengi mobil Kijang sing ditumpaki Ajun Komisaris Jimat Subarkah sarombongan tekan Sleman”. PS, No.37. Hal.19 Terjemahan: ”Antara jam sembilan malam mobil Kijang yang dinaiki Ajun Komisaris Jimat Subarkah beserta rombongan tiba di Sleman”. 4. Sore hari Waktu saat Santosa datang ke rumah Wicitrasoma untuk bertemu Nyi Werti. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: commit to user Kutipan: “Sore, sengaja ngepasi buruh mulih, Santosa nyoba mertamu menyang daleme Pak Wicitrasoma”. PS, No.39, Hal.19 Terjemahan: “Sore, sengaja sehabis buruh pulang, Santosa mencoba bertamu kerumah Pak Wicitrasoma”. 5. Dua puluh enam tahun yang lalu Waktu detik-detik kelahiran Salindri yang merupakan kehamilan Nafisah istri Pak Wicitrasoma yang sangat aneh. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: “Nemlikur taun kepengker, dok. Pasien khusus panjenengan kalian swargi dokter Padma,” kandane Santosa nyoba ngelingake”. PS. No.41, Hal.42 Terjemahan: “Duapuluh enam tahun yang lalu, dok. Pasien khusus anda dengan almarhum dokter Pa dma.”kata Santosa mencoba mengingatkan.” 6. Sore, jam enam, tanggal enam, bulan enam Waktu kelahiran Salindri. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut. commit to user Kutipan: “Lan, surup kuwi, pas jam 6 thet, tanggal 6, sasi 6 lair bayi wedok saka guwa garbane Nafisah, tanpa si ibu ndadak nganggo kekejer ngeden lan sesambat kelaran”. PS, No.42, Hal.20 Terjemahan: “Dan, sore itu, tepat jam 6, tanggal 6, bulan 6 lahir bayi perempuan dari rahim Nafisah, tanpa si ibu harus susah payah kontraksi dan kesakitan”. 7. Jam setengah lima sore Waktu para buruh batik di Kampung Sogan pulang. Kutipan dalam teks cerbung SKKW berikut ini untuk memperkuat hasil analisis data tersebut: Kutipan: “Jam setengah lima sore sawise bubaran para buruh mbathik, Kampung Sogan kene diarani sepi”. PS, No.48, Hal.19 Terjemahan: “Jam setengah lima sore sehabis para buruh batik selesai, Kampung Sogan sini dapat dibilang sepi”. commit to user 4.3 Latar Sosial Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra dan juga kedudukan para tokoh atau status sosial para tokoh dalam lingkungannya, misalnya dari golongan rendah, menengah atau golongan atas. Dalam Cerbung SKKW pengarang menggambarkan keadaan di Kampung Sogan yang merupakan kampung batik tradisional yang terletak di pinggir kota Solo sebelah barat. Kehidupan yang diceritakan pengarangya adalah kehidupan seorang pengusaha batik tulis terutama bercorak klasik yang masih bertahan ditengah- tengah kemodernisasian serta harus bersaing dengan batik printing. Keluarga Pak Wicitrasoma adalah salah satunya. Usaha tersebut diteruskan oleh anak perempuannya yang bernama Salindri. Daerah-daerah yang terkenal dengan kerajinan batik di antaranya yaitu Solo, Yogyakarta, Pekalongan dll. Batik pekalongan mempunyai ciri khusus, yaitu terdapat banyak pilihan warna kaya warna sebagaimana ciri khas dari batik pesisir pada umumnya. Perbedaan Batik pekalongan dengan batik kota lainnya terletak pada ragam hias atau motifnya yang cenderung berkonsep naturalis. Untuk urusan warna batik Pekalongan dapat dikategorikan sangat berani, tidak jarang pada sehelai kain batik dijumpai sampai dengan delapan warna yang sangat berani dengan kombinasi yang sangat dinamis. Motif yang paling populer dan terkenal dari pekalongan adalah motif batik Jlamprang. Motif Jlamprang adalah salah satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang commit to user berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Motif batik Yogyakarta kebanyakan merupakan perpaduan dari bentuk- bentuk geometris dan non-geometris yang ukurannya cenderung lebih besar dan tegas dibanding dengan motif batik Solo. Dalam hal pewarnaan, batik Yogyakarta jauh berbeda dengan batik Solo. Jika batik Solo cenderung menggunakan warna- warna cokelat yang mengarah gelap, maka batik Yogyakarta kebanyakan memakai warna-warna terang dan bersih. Di mana hitamnya cenderung kebiruan. Motif batik paling dikenal dari Yogyakarta, di antaranya: Sumbagen Huk, Kawung, dan Parang. Pada dasarnya motif-motif batik dibuat tidak sembarangan. Motif batik banyak yang mempunyai makna filosofi. Berikut ini merupakan beberapa contoh motif batik dengan makna folosofisnya: motif Cuwiri merupakan batik tulis, zat warnanya adalah soga alam, kegunaan sebagai semekan atau kemben. Dipakai saat upacara mitoni, unsur motif yaitu Meru, Gurda. Makna filosofis dari batik Cuwiri adalah Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati. Batik Sidomukti merupakan batik tulis, zat warna terbuat dari soga alam. kegunaan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motifnya adalah Gurda, makna filosofi diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan. Batik Parang Kusumo, zat warna terbuat dari napthol. Kegunaan sebagai kain saat tukar cincin. Unsur motif adalah Parang, Mlinjon. Makna filosofinya adalah Kusumo artinya bunga yang mekar, sehingga diharapkan pemakainya terlihat indah. commit to user Ragam motif batik asal Solo memang dipengaruhi dengan makna-makna simbolis yang berasal dari kebudayaan Hindu. Beberapa ciri khas batik Solo banyak ditemukan pada motif-motif seperti, sawat, meru, naga, burung, dan modang. Dari kesemuanya, secara umum corak batik Solo merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang terdapat pada batik Solo adalah terletak dalam pewarnaannya. Misalnya saja, warna batik hitam, tidak sepenuhnya hitam, tetapi lebih cenderung kecokelatan. Hampir serupa dengan warna hitamnya, dalam pewarnaan putih pada batik, unsur cokelatnya masih tetap terlihat menonjol dan kuat. Motif batik Solo paling terkenal, diantaranya: truntum, sidoluhur, alas-alasan, dan sebagainya. Dalam Cerbung SKKW diceritakan sebuah kampung batik yang bernama Sogan. Dilihat dari maknanya Sogan berasal dari kata Soga yang berarti warna merah untuk batik. Menurut keterangan dari pengarang, Sogan adalah sebuah setting tempat yang tersamar. Sebenarnya Sogan ialah pengabstrakan dari Laweyan yang merupakan perkampungan batik di Solo. Laweyan adalah salah satu sentral Batik di Solo. Batik merupakan hasil karya seni tradisional yang banyak ditekuni masyarakat Laweyan. Sejak abad ke-19 kampung ini sudah dikenal sebagai kampung batik. Itulah sebabnya kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung juragan batik yang mencapai kejayaannya di era tahun 70-an. Pengarang juga menceritakan masyarakat yang berkebudayaan Jawa yang masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistik. Pengarang menampilkan tokoh-tokoh dengan nama-nama Jawa seperti Jimat Subarkah, Salindri, commit to user Wicitrasoma, Santosa, Julung dll. Perwujudan penggambaran golongan masyarakat kelas atas juga disebutkan dalam cerbung yaitu lewat sebutan Den Rara yang mewujudkan sebutan kehormatan para gadis kampung dari keluarga kaya. Sebutan tersebut ditujukan kepada Salindri dari Nyi Werti, seorang buruh batik. Pengarang tidak lupa menggambarkan kehidupan keluarga seorang polisi yaitu Jimat Subarkah, tokoh polisi yang membongkar semua kejahatan yang terjadi dalam cerbung. Pada dasarnya walaupun mempunyai pangkat yang tinggi tetapi kehidupan rumah tangganya juga tidak sebagus jabatan dalam pekerjaannya. Polisi sebagai pengabdi masyarakat harus 24 jam siap siaga, tetapi di sisi lain istri dari polisi mempunya sifat sebagai mana wanita Jawa. Yaitu wanita juga ingin selalu suaminya ada di rumah dan dapat bertemu setiap saat, seperti halnya saat belanja ke Mall. Banyaknya kasus yang harus dihadapi dan rumitnya kasus tersebut membuat Jimat Subarkah seperti tidak ada waktu untuk istrinya walaupun hanya menemani belanja ke Mall, sehingga sering kali membuat istrinya kecewa dan marah serta seperti tidak lagi mengenal suaminya. 5 Amanat Karya sastra mengandung tema, pada hakekatnya mengemban suatu misi dari pengarang kepada pembacanya. Misi tersebut dapat berupa ajaran atau anjuran dari pengarang kepada pembacanya sebagai ungkapan atau luapan commit to user perasaan yang diungkap melalui sebuah karya sastra. Dari sebuah karya sastra dapat diambil suatu pesan atau ajaran moral yang disebut dengan amanat. Amanat disampaikan pengarang kepada pembaca bisa tersurat maupun tersirat, sehingga untuk mengetahui amanat kita harus membaca dan memahami ceritanya secara utuh. Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi memuat amanat sebagai berikut: a. Kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara hukum. Setiap anggota masyarakat yang melanggar hukum pastilah akan menerima sanksi atau dikenai hukuman seadil-adilnya sesuai dengan tingkat kejahatan yang dilakukan. Sebagai warga negara yang baik maka janganlah melakukan hal- hal atau perbuatan yang melanggar hukum tindak kriminalitas, karena kita akan berurusan dengan polisi dan dapat dipenjarakan. Seperti yang terdapat dalam Cerbung SKKW tokoh-tokoh yang terbukti melanggar hukum seperti Kayat dan Sukri telah bekerja sama membunuh Sunarteja dikenai hukuman sesuai dengan KUHP Pasal 338. b. Sebagai aparat penegak hukum harus tegas, ulet dan suka akan tantangan dalam menangani kasus. Itu pula yang diperoleh dari tokoh Jimat Subarkah. Walaupun banyak kasus yang dihadapi dan ada kasus kematian yang tidak wajar. Sebagai seorang polisi ia bertanggung jawab karena menyangkut keamanan masyarakat dan memang pembunuh telah memakan dua korban. Sebagai pengabdi masyarakat, ia juga bertanggung jawab. Terkadang sampai tidak ada waktu untuk keluarganya, ia 24 jam harus siap dan siaga melayani masyarakat. commit to user c. Banyaknya kasus penyuapan dikalangan orang berpangkat, dapat merugikan pihak-pihak lain. Seperti halnya dalam cerbung SKKW. Seorang oknum sipir polisi disuap oleh seorang tahanan yang bernama Kayat. Sipir tersebut justru memberikan kebebasan kepada tahanan keluar masuk penjara untuk melakukan kejahatan. Demi uang oknum sipir tersebut menjadi lalai akan tugasnya dan tanggung jawabnya. Uang memang segalanya tetapi tidak sepantasnya orang berbuat keji kepada orang lain apalagi menghilangkan nyawa orang lain karena tindakan itu merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Juga merugikan orang lain, mengganggu keamanan, ketentraman, dan kenyamanan serta meresahkan masyarakat. d. Dalam kehidupan mengenal adanya kosmogoni, lahir dan batin, jagat gedhe dan jagat cilik. Semuanya itu harus berjalan seimbang dan serasi. Apabila keduanya berjalan sendiri-sendiri tanpa ada keseimbangan maka akan timbullah suatu permasalahan. e. Hal-hal yang berbau mistik seperti yang terjadi dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi, yaitu berhubungan dengan penitisan kembali roh yang ingin kembali ke dunia dengan membalaskan dendamnya, boleh kita tidak percaya tetapi juga tidak salah bila kita mempercayai. Semua itu kembali kepada diri pribadi masing-masing, karena pada dasarnya kebudayaan jawa memang tidak lepas dari hal-hal yang berbau mistik. Keadaan Indonesia sebagai negara yang berkembang dewasa ini memang sangat memprihatinkan, khususnya mengenai tindakan kriminalitas yang makin merajalela dengan berbagai modus. Semakin masyarakatnya mengalami commit to user kemodernisasian maka cara kejahatan pun seakan-akan ikut mengalami kemodernisasian mengikuti perkembangan IPTEK. Dari mulai pembunuhan, kejahatan dalam dunia perbankan, penipuan, pembobolan mesin ATM, dsb. Cerbung SKKW ini merupakan salah satu contoh bentuk cerminan untuk kita pembaca dalam melangkah kedepan. Cerbung SKKW mengandung nilai kehidupan yang berguna untuk kita pembaca supaya berinstropeksi diri. 6 Keterjalinan Antar Unsur Karya sastra yang berbentuk cerbung memiliki unsur-unsur yang membangun cerita, yang terjalin dari penokohan, tema, alur, latar serta amanat yaitu disebut sebagai unsur-unsur instrinsik. Unsur instrinsik yang membangun cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Bram Setiadi antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Tema yang diangkat dalam cerbung SKKW pada dasarnya secara keseluruhan adalah tema sosial yang menyangkut tentang kriminalitas, tetapi kriminalitas tersebut dalam tanda kutip yaitu ada salah satu kasus pembunuhan yang melibatkan kekuatan gaib. Tema yang diangkat dapat menyiratkan amanat yang ingin disampaikan pengarangnya, yaitu kriminalitas dapat membawa kita kepada permasalahan yang dapat menyeret kita kedalam penjara. Cerbung SKKW menampilkan tokoh-tokoh yang masing-masing terbebani oleh konflik sosial. Secara umum tokoh yang ditampilkan dalam cerbung SKKW tersebut merupakan tokoh kompleks, yaitu tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan atau commit to user perubahan alur yang dikisahkan. tokoh digambarkan secara aktif berinteraksi dengan latar atau setting sebagai pijakan cerita, yaitu kota Solo dan sekitarnya yang berlatar sosial, baik lingkungan sosial dan hubungan antar manusia. Tokoh- tokoh yang bersifat kompleks tersebut memungkinkan alur mengalami sebuah kejutan atau surprise seiring dengan penokohan yang mengalami perubahan dan juga berkembang. Latar atau setting mengambil kota Solo dan sekitarnya, hal ini karena tema yang ditampilkan menyoroti dan berkisah tentang masyarakat berbudaya Jawa serta daerah penghasil batik yang memang Solo adalah salah satunya. Latar yang menjadi pijakan dalam sebuah cerita yang ditampilkan pengarang dapat berpengaruh terhadap pola tingkah laku dan pemikiran para tokohnya. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap watak atau karakter para tokohnya. Secara keseluruhan Pakne Puri atau Bram Setiadi memiliki pandangan yang luas dalam kehidupan. Aspek-aspek yang ditampilkan dalam Cerbung SKKW yang terdiri dari tema, alur, penokohan, latar atau setting dan amanat masing-masing memiliki keunikan dan keterkaitan. Cerita tidak monoton dan menarik karena mengkisahkan tentang kehidupan masyarakat Jawa seperti keberadaan juragan batik, dan bagaimana konflik-konflik terjadi diantara para tokoh. Dapat disimpulkan sebagai berikut, bahwa tema dan amanat saling berhubungan karena tema merupakan pemecahan dari amanat. Tema yang diangkat yaitu tema sosial khususnya kriminalitas dapat menyiratkan amanat yang ingin disampaikan pengarangnya, yaitu kriminalitas dapat membawa kita kepada permasalahan yang dapat menyeret kita kedalam penjara Perwatakan ada commit to user kaitannya dengan setting karena terjadinya cerita atau peristiwa itu berada di tempat-tempat tertentu sehingga latar dapat mempengaruhi watak dari tokoh. Cerbung SKKW yang latar mengambil darah solo dan sekitarnya serta kehidupan juragan batik dapat menciptakan watak atau karakter tokoh yang merupakan masyarakat berbudaya Jawa. Alur berhubungan dengan penokohan dan latar karena setiap tokoh selalu digambarkan berkesinambungan dalam suatu peristiwa di suatu tempat tertentu sehingga keterkaitan unsur-unsur yang ada dalam cerbung ini terbukti secara utuh.

C. Analisis Sosiologi Sastra