commit to user
1
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam penelitian diperlukan teori dan pendekatan yang tepat agar sesuai dengan objek penelitian. Teori digunakan untuk membongkar objek penelitian,
maka dalam penelitian diperlukan teori pendekatan yang sesuai dengan objek yang akan dikaji.
A. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural sering juga dinamakan pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik, bertolak dari asumsi bahwa karya
sastra sebagai karya kreatif memiliki otonom penuh yang harus dilihat sebagai sustu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar
dirinya. Bila hendak dikaji atau diteliti, maka yang harus dikaji atau diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra tersebut seperti tema, alur, latar, penokohan,
gaya penulisan, gaya bahasa serta hubungan harmonis antar aspek yang mampu membuatnya menjadi sebuah karya sastra Atar Semi, 1993: 67.
Pada dasarnya penelitian yang bersifat struktural tidak dapat ditinggalkan, akan tetapi penelitian yang bersifat structural tidak dapat digunakan sebagai
tinjauan. Hal ini disebabkan karena struktural hanya menyoroti karya sastra dari segi instrinsik saja, sedangkan unsur di luar karya sastra tidak terjangkau oleh
pendekatan struktural, hanya saja analisis struktural memberi langkah yang mudah dalam pemahaman suatu karya sastra secara keseluruhan.
commit to user 2
Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan
antar unsure instrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misal bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan
penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain Burhan Nurgiyantoro, 2005: 37. Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam
mikroteks, suatu keseluruhan wacana, dan relasi intertekstual Hartoko dan Rahmanto dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 38. Analisis struktural karya sastra
bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsure karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendekatan struktural adalah analisis karya sastra yang mengkaji keterkaitan
antara unsur-unsur karya sastra yang berupa unsur instrinsik seperti tema, alur atau plot, penokohan, latar atau setting dan amanat.
1. Tema
Tema theme menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh
cerita,maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak. Dengan demikian, untuk
menentukan tema sebuah karya sastra fiksi, haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita dalam
Burhan Nurgiyantoro, 2005: 67-68.
commit to user 3
Brooks. Puser dan Warren dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 125 mengatakan bahwa tema adalah pandangan hidup tertentu mengenai kehidupan
atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membangun dasar dan gagasan utama dari suatu karya sastra.
Dapat disimpulkan bahwa tema berkaitan dengan dasar-dasar pemikiran, falsafah yang terkandung di dalamnya, tentang nilai luhur. Tema seringkali
tersembunyi di balik bungkusan bentuk. Tema berisi gagasan, ide yang mendasari suatu karya sastra.
2. Alur plot
Terciptanya sebuah cerita tentunya tidak terlepas dari unsur- unsur cerita yang membangunnya. Salah satu unsur cerita yang memegang peran penting
adalah adanya sebuah alurplot. Stanton mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan
kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Sementara Kenny berpendapat bahwa plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang
menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Plot menurut Forster adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada adanya
hubungan kausalitas dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 113. Singkatnya alur atau plot adalah rentetan, rangkaian atau keterjalinan suatu peristiwa dalam suatu
cerita.
commit to user 4
Muchtar Lubis dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 128 mengemukakan tahapan plot atau alur menjadi lima tahapan. Kelima tahapan tersebut sebagai
berikut: a.
Tahap situation: pengarang mulai melukiskan suatu keadaan. b.
Tahap generating circumstances: peristiwa mulai bergerak, konflik mulai muncul.
c. Tahap rising action: keadaan mulai memuncak, konflik yang dimunculkan
sebelumnya mulai berkembang. d.
Tahap climax: peristiwa-peristiwa mencapai klimak, konflik-konflik yang dimunculkan memuncak.
e. Tahap denouement: pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa
atau konflik.
3. Penokohan
Di dalam sebuah cerita tentunya ada tokoh, walaupun tokoh cerita itu hanya rekaan atau ciptaan pengarang. Tokoh juga dapat dipandang sebagai
pembawa atau penyampai pesan, amanat atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca Tokoh harus digambarkan secara wajar
dan juga memiliki pikiran serta perasaan, maka tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya juga dikenal oleh
pembaca, sedangkan penyajian watak tokoh disebut dengan penokohan. Jones dalam Burhan Nurgiyanto, 2005: 165 menyatakan bahwa
penokohan adalah pelukisan atau gambaran yang jelas tentang seseorang yang
commit to user 5
disampaikan dalam sebuah cerita. Tokoh cerita menurut Abram adalah orang- orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan 2005:165.
Perwatakan menurut Stanton dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 165 sama artinya dengan character yaitu sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi dan
prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh pengarang untuk
melukiskan rupa, watak, atau pribadi para tokoh tersebut menurut Muchtar Lubis, yaitu:
a. Physical description melukiskan bentuk lahir dari para pelakon.
b. Portrayal of thought stream or of concicous thought melukiskan jalan pikiran
pelakon atau apa yang terlintas dalam pikirannya. c.
Reaction to events melukiskan bagaimana reaksi pelakon itu terhadap kejadian-kejadian.
d. Direct author analysis pengarang dengan langsung menganalisis watak
pelakon. e.
Discussion of environtment pengarang melukiskan keadaan sekitar pelakon. f.
Reaction of others – about to character pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan pelakon lain dalam suatu cerita terhadap pelakon utama
itu. g.
Conversation of other about character pelakon-pelakon lainnya dalam suatu cerita memperbincangkan keadaan pelakon utama, dengan demikian maka
commit to user 6
secara tidak langsung pembaca dapat kesan tentang segala sesuatu yang mengenai pelakon utama itu dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 133-134.
4. Latarsetting
Unsur yang cukup penting dalam karya sastra adalah latar atau setting. Latar atau setting merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa. Unsur latar
dibedakan menjadi tiga, antara lain: a. Latar tempat, merupakan lokasi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita.
b. Latar waktu, berhubungan dengan ’kapan’ peristiwa terjadi.
c. Latar sosial, menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005 : 227.
Latar atau setting adalah berhubungan dengan tempat kejadian suatu peristiwa di mana para pelaku berada dalam sebuah cerita. Latar tempat
merupakan lokasi terjadinya perstiwa yang dapat berupa daerah atau tempat. Latar waktu berhubungan dengan waktu peristiwa dan dapat berupa jam, hari, bulan,
tahun tertentu, sedangkan latar sosial mengarah pada status atau kelas sosial para tokoh yang diceritakan, apakah berasal dari kelas sosial atas yang terdiri dari
kaum bangsawan yang kaya dan terpelajr atau dari kelas sosial bawah atau kaum yang berpenghasilan rendah.
commit to user 7
5. Amanat
Amanat merupakan pesan atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca Burhan Nurgiantoro, 2005: 322. Amanat adalah gagasan yang
mendasari karya sastra atau merupakan ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Melalui suatu amanat dapat dipahami suatu pesan
atau kesan dari pengarang dan lewat amanat juga dapat dilihat pandangan dari pengarang mengenai kehidupan yang terdapat dalam karya sastra.
Pendekatan struktural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar dan amanat merupakan suatu langkah awal untuk melakukan penelitian sebuah karya
sastra sebelum melakukan pendalaman selanjutnya. Melalui analisis struktural diharapkan dapat untuk mengetahui keterkaitan antar unsur instrinsik yang
meliputi tema, alur, penokohn, laatar dan amanat yang mebangun sebuah karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh.
B. Pendekatan Sosiologi Sastra