Pengertian Kriminologi, Kriminalitas, dan Sosiologi Kriminalitas

commit to user 9 faktor sosial yang terdapat di dalam karya sastra dan selanjutnya dipakai untuk memahami fenomena sosial yang ada di luar teks sastra. Dari kedua pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sosiologi sastra merupakan suatu disiplin yag memandang teks sastra sebagai pencerminan dari realitas sosial Sangidu, 2004: 27-28. Peneliti menggunakan sosiologi sastra sebagai sarana pendekatan terhadap objek kajian karena dipandang bahwa pendekatan sosiologi sastra yang paling tepat. Mengingat bahwa penelitian ini bertujuan dapat mengangkat aspek-aspek kemasyarakat an di dalam Cerbung “Salindri Kenya Kebak Wewadi”, khususnya yang berhubungan dengan aspek kriminalitas pembunuhan beserta kerelevansian.

C. Pengertian Kriminologi, Kriminalitas, dan Sosiologi Kriminalitas

Penelitian ini selain menggunakan analisis sosiologi sastra juga menggunakan ilmu bantu untuk menunjang penelitian, yaitu kriminologi terutama pada sosiologi kriminalitas. 1. Pengertian Kriminologi Secara etimologis kriminologi berasal dari kata crime dan logos. Crime artinya kejahatan sedangkan logos artinya ilmu pengetahuan. Dalam KBBI kriminologi berarti ilmu pengetahuan tentang kejahatan dan tindak pidana 2007:600. Menurut Mr. Paul Moedigdo Moeliono menyatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang ditunjang oleh pelbagai ilmu yang membahas kejahatan sebagai masalah manusia, sedangkan J. Constant menyatakan bahwa kriminologi adalah pengetahuan empiris berdasarkan commit to user 10 pengalaman bertujuan menentukan faktor penyebab terjadinya kejahatan dan penjahat dengan memperhatikan faktor-faktor sosiologis, ekonomi dan individual dalam Kartini Kartono, 2009: 140-141. 2. Pengertian Kriminalitas Secara yuridis kriminalitas atau kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan immoril, merugikan masyarakat, sifatnya asosal dan melanggar hukum serta undang-undang pidana Kartini Kartono, 2009: 143. Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan, dikatakan kriminalitas karena ia menunjukkan suatu perbuatan atau tingkah laku kejahatan. Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya dalam Kartini Kartono, 2009:140. Melalui tindakan kejahatan maka menimbulkan suatu perbuatan yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah dan keresahan bagi kehidupan masyarakat. Dalam KBBI 2007:600 kriminalitas adalah hal-hal yang bersifat kriminal: perbuatan yang melanggar hukum pidana. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat aturan-aturan yang mengelilingi kehidupan manusia, baik secara lisan maupun tulisan. Aturan tersebut dibuat untuk membedakan antara sesuatu yang seharusnya dilakukan dan sesuatu yang dilarang serta membedakan antara hak dan kewajiban sehingga dalam bermasyarakat kadang terdapat perilaku yang menyimpang. Penyimpangan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan yang kadang meresahkan masyarakat yang disebut dengan kriminalitas atau kejahatan. commit to user 11 Tindak kriminalitas dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun baik disengaja maupun tidak disengaja. Tindak kriminalitas sudah pasti melanggar aturan atau norma yang berlaku, dan untuk mengetahui bentuk kriminalitas kita bisa mengacu kepada hukum yang berlaku yaitu KUHP. Kedudukan KUHP dalam penelitian ini hanya untuk mendukung dan memperjelas bentuk kriminalitas. Seperti halnya tindak kriminalitas yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi yaitu pembunuhan dan juga suap. pembunuhan adalah perbuatan yang memenuhi perumusan Pasal 338 KUHP. Pasal 338 KUHP tersebut berbunyi sbb: ”Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Kasus suap adalah perbuatan yang memenuhi perumusan Pasal 418 KUHP yang berbunyi sbb: ”Seorang pejabat yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau sepatutnya harus diduganya, bahwa hadiah atau janji itu diberikan kerena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang menberi hadiah atau janji itu ada hubungan dengan jabatannya diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”. Orang yang menyuap atau menyogok pegawai negri diancam hukuman dalam pasal 209. Pasal 209 KUHP tersebut berbunyi sbb: ”1. Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah: 1. Barang siapa memberi hadiah atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat, dengan maksud menggerakkannya untuk berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. 2. Barang siapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau berhubung dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan commit to user 12 atau tidak dilakukan dalam jabatannya. Pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 No. 1-4 dapat dijatuhkan”. Menurut Abdulsyani 1987:11, pengertian kriminalitas dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya sebagai berikut: 1. Kriminalitas ditinjau dari aspek yuridis ialah jika seseorang melanggar peraturan atau undang-undang pidana dan ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan serta dijatuhi hukuman. Dalam hal ini, jika seseorang belum dijatuhi hukuman, berarti orang tersebut belum dianggap sebagai penjahat atau terlibat dalam kejahatan. 2. Kriminalitas ditinjau dari aspek sosial ialah jika seseorang mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri atau berbuat menyimpang dengan sadar atau tidak sadar dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat sehingga perbuatannya tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan mengenai definisi kejahatan Kartini Kartono 2009:137 berpendapat: 1. Secara yuridis kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan imoral, merugikan masyarakat asosial sifatnya dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Di dalam perumusan pasal Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP jelas tercantum kejahatan adalah segala bentuk perbuatan yang memenuhi perumusan ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP 2. Secara sosiologis kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis dan sosial psikologis sangat commit to user 13 merugikan masyarakat, melanggar asusila dan menyerang keselamatan warga masyarakat baik yang telah tercantum dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam undang-undang pidana. Menurut Kartini Kartono yang dimasukkan dalam perbuatan kejahatan antara lain: 1. Pembunuhan, penyembelihan, pencekikan sampai mati, pengracunan sampai mati. 2. Perampasan, perampokan, penyerangan, penggarongan 3. Pelanggaran seks dan pemerkosaan 4. Maling, mencuri 5. Pengancaman, intimidasi, pemerasan 6. Pemalsuan, penggelapan, fraude 7. Korupsi, penyogokan, penguapan 8. Pelangaran ekonomi 9. Penggunaan senjata api dan perdagangan gelap senjata-senjata api 10. Pelanggaran sumpah 11. Bigami, yaitu kawin rangkap pada satu saat 12. Kejahatan-kejahatan politik 13. Penculikan 14. Perdagangan dan penyalahgunaan narkotika Kartini Kartono, 2009: 157. commit to user 14 Kartini Kartono juga mengelompokkan kejahatan menurut cara melakukannya, yaitu: 1. Menggunakan alat bantu: senjata, senapan, bahan-bahan kimia dan racun, instrumen kedokteran, alat pemukul, alat jerat dan lain-lain. 2. Tanpa menggunakan alat bantu, hanya menggunakan kekuatan fisik belaka, bujuk rayu dan tipu daya. 3. Residivis yaitu penjahat-penjahat yang berulang-ulang keluar masuk penjara. Selalu mengulangi perbuatan jahat, baik yang serupa atau pun yang berbeda bentuk kejahatannya. 4. Penjahat-penjahat berdarah dingin, yang melakukan tindak durjana dengan pertimbangan-pertimbangan dan persiapan yang matang. 5. Penjahat kesempatan atau situasional, yang melakukan kejahatan dengan mengguanakan kesempatan-kesempatan kebetulan. 6. Penjahat karena dorongan impuls-impuls yang timbul seketika. Misalnya berupa perbuatan ”kortsluiting” yang lepas dari pertimbangan akal dan lolos drai tepisan hati nurani. 7. Penjahat kebetulan, misalnya karena lupa diri, tidak sengaja, lalai, ceroboh, acuh tak acuh, sembrono dan lain-lain Kartini Kartono, 2009: 149-150. Dari uraian dan berbagai pengertian di atas jelaslah bahwa kejahatan pada dasarnya ditekankan pada suatu perbuatan yang menyimpang dari ketentuan- ketentuan umum. Perbuatan yang menyimpang itu berasal dari perkembangan kepentingan setiap individu atau kelompok, yang dalam usaha memenuhi kebutuhan itu tidak semuanya dapat menyesuaikan dengan ketentuan. Jika commit to user 15 seseorang atau kelompok mengalami kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri dan mempunyai akibat buruk terhadap orang lain atau masyarakat maka perbuatan itu dapat dikatakan suatu kejahatan atau kriminalitas sehingga pelakunya harus dikenai hukuman sesuai aturan yang berlaku. 3. Sosiologi Kriminalitas Sosiologi kriminalitas memfokuskan pada interaksi antara kriminalitas dengan kehidupan masyarakat untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi tindakan kriminalitas itu. Sosiologi kriminal juga dapat berarti ilmu pengetahuan mengenai kejahatan dipandang sebagai bagian dari gejala masyarakat. Mencari sebab-musabab kejahatan dengan menekan faktor masyarakat etiologi sosial, juga memperhatikan pengaruh geografis dan pengaruh cuaca terhadap pembentukan sifat-sifat kriminal dalam Kartini Kartono, 2009: 143. Sosiologi membantu memecahkan masalah dan melihat gejala-gejala masyarakat terhadap timbulnya kriminalitas. Hal itu menimbulkan ilmu baru yang disebut Criminal Sociology sosiologi kriminalitas Sosiologi Kriminalitas adalah ilmu yang mempelajari sebab akibat dan penanggulangan kejahatan sebagai gejala sosial Abdulsyani, 1987: 32. Penelitian ini menggunakan sosiologi kriminalitas yang difokuskan pada hubungan timbal balik atau interaksi antara kriminalitas dengan perkembangan kehidupan masyarakat. commit to user 1

BAB III METODE PENELITIAN