Parameter dalam KCKT 1 Tinggi dan Luas Puncak Waktu Tambat Faktor Kapasitas

Automatic injector atau disebut juga autosampler memiliki prinsip yang mirip, hanya saja sistem penyuntikannya bekerja secara otomatis, terbagi menjadi 3 tipe prinsip penyuntikan, yakni pullloop injection, push-loop injection dan integral-loop injection Meyer, 2004.

2.3.3.2.4 Kolom

Kolom umumnya terbuat dari 316-grade stainless steel yang relatif tahan karat. Ukuran kolom untuk tujuan analitik berkisar antara panjang 10 hingga 25 cm dan diameter dalam 3 hingga 9 mm. Sedangkan untuk tujuan preparatif digunakan kolom dengan diameter 10 mm hingga 1 inchi 25,4 mm Meyer, 2004.

2.3.3.2.5 Detektor

Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu detektor universal yang mampu mendeteksi zat secara umumseperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa selanjutnya adalah detektor yang spesifik yang hanya mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi dan elektrokimia Rohman, 2007.

2.3.3.2.6 Perekam

Alat pengumpul data seperti komputer, integrator, rekorder dihubungkan dengan detektor. Alat ini akan mengukur sinyal elektronik yang dihasilkan oleh detektor lalu mem-plotkannya sebagai suatu kromatogram yang selanjutnya dapat dievaluasi oleh seorang analis Rohman, 2007.

2.3.3.3 Parameter dalam KCKT

Terdapat beberapa parameter yang penting untuk diketahui, parameter tersebut akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

2.3.3.3. 1 Tinggi dan Luas Puncak

Tinggi dan luas puncak berkaitan secara proporsional dengan kadar atau jumlah analit yang terdapat dalam sampel. Namun, luas puncak lebih umum digunakan dalam perhitungan kuantitatif karena lebih akurat atau cermat bila dibandingkan dengan perhitungan menggunakan tinggi puncak karena luas puncak relatif tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi kromatografi, kecuali laju alir Ornaf dan Dong, 2005.. Sementara itu, tinggi puncak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti misalnya faktor tambat, suhu kolom serta cara injeksi sampel Miller, 2005.

2.3.1.2 Waktu Tambat

Waktu tambat atau retention time t R adalah periode waktu antara penyuntikan sampel dan puncak maksimum yang terekam oleh detektor. Waktu tambat merupakan fungsi dari laju alir fase gerak dan panjang kolom. Jika fase gerak mengalir lebih lambat atau kolom semakin panjang, waktu tambat akan semakin besar, demikian sebaliknya bila fase gerak mengalir lebih cepat atau kolom semakin pendek, maka waktu tambat akan semakin kecil Meyer, 2004.

2.3.1.3 Faktor Kapasitas

Faktor kapasitas k’ atau faktor tambat merupakan suatu ukuran derajat tambahan dari analit yang lebih independen. Faktor kapasitas dihitung dengan membagi waktu tambat bersih t’ R dengan waktu hampa t , seperti yang terlihat pada rumus berikut: Faktor tambat yang disukai berada di antara nilai 1 hingga 10. Jika nilai k terlalu kecil menunjukkan bahwa analit terlalu cepat melewati kolom sehingga tidak terjadi interaksi dengan fase diam dan oleh karena itu tidak akan muncul dalam kromatogram. Sebaliknya, nilai k yang terlalu besar mengindikasikan waktu analisis akan panjang. Nilai k’ dari analit yang lebih besar dari 20 kurang begitu baik karena waktu analisis yang terlalu panjang dan sensitifitas yang buruk sebagai akibat dari pelebaran puncak yang berlebihan Ornaf dan Dong, 2005; Meyer, 2004. 2.3.1.4 Selektivitas Kemampuan sistem kromatografi dalam memisahkanmembedakan analit yang berbeda dikenal sebagai selektivitas α. Selektivitas umumnya tergantung pada sifat analit itu sendiri, interaksinya dengan permukaan fase diam serta jenis fase gerak yang digunakan Kazakevich, 2007. Nilai selektifitas yang didapatkan dalam sistem KCKT harus lebih besar dari 1 Ornaf dan Dong, 2005. Selektivitas ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

2.3.1.5 Efisiensi Kolom