Penyiapan Larutan Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Penyiapan Larutan Sampel

Setelah diperoleh kondisi KCKT yang optimal maka dilakukan penanganan terhadap sampel yaitu udang windu yang diambil dari berbagai tambak. Adapun udang windu yang dimaksud seperti yang terlihat pada lampiran 22. Prosedur yang digunakan diambil dari SNI 7541.1:2009, yakni dimulai dari sampel udang dikupas bagian kepala selanjutnya dicuci bersih. Kemudian sampel dihaluskan dengan menggunakan blender dan dihomogenkan. Selanjutnya sampel tersebut ditimbang secara seksama sebanyak 5 g, kemudian 10 ml asetonitril p.a. ditambahkan ke dalamnya dan dikocok dengan vortex mixer selama 30 detik. Penambahan asetonitril sebagai pelarut polar untuk mengekstraksi kloramfenikol dari udang. Selanjutnya larutan tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Supernatan dipisahkan dari endapan dan pada endapan ditambahkan kembali 10 ml asetonitril p.a. dan diulangi perlakuan. Selanjutnya supernatan dikumpulkan dan ditambahkan 1,5 g natrium klorida, dimana NaCl digunakan untuk mengendapkan protein karena kelarutannya lebih besar dibandingkan protein. Peristiwa ini disebut dengan salting out The American Heritage, 2002. Kemudian larutan tersebut dikocok dengan vortex mixer selama 1 menit, disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit dan dipisahkan supernatan dari endapan. Kemudian 5 ml n-heksana ditambahkan dan dikocok dengan vortex mixer selama 30 detik, didiamkan sampai terpisah sempurna hingga terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan n-heksana dibagian atas dan lapisan asetonitril dibagian bawah. Dimana berat jenis n-heksana adalah 0,660 gcm 3 sementara berat jenis asetonitril adalah 0,7874 gcm 3 Windholz, 1983. Selanjutnya lapisan n-heksana dibuang dengan menggunakan pipet secara hati- hati. Perlakuan penambahan n-heksana diulangi kembali. Penambahan n-heksana sebagai pelarut nonpolar ditujukan untuk mengekstraksi lemak yang terikut pada proses ekstraksi sampel karena lemak larut dalam pelarut nonpolar. Kemudian lapisan asetonitril dikeringkan dengan vacuum rotary evaporator hingga hampir kering. Selanjutnya ekstrak dilarutkan kembali hingga 5 ml dengan pelarut.

4.3 Analisis Kualitatif