Akurasi Presisi Validasi Metode

USP dan ICH memperkenalkan bahwa tidak selamanya seluruh parameter untuk mengevaluasi metode diuji. Adapun elemen-elemen data yang dibutuhkan untuk uji validasi berdasrkan kategori metode analisisnya adalah: Parameter Kinerja Analisis Pengujian Kategori 1 Pengujian Kategori 2 Uji kategori 3 Kuantitatif Uji Batas Akurasi Ya Ya Presisi Ya Ya Tidak Ya Spesifitas Ya Ya Ya LOD Tidak Tidak Ya LOQ Tidak Ya Tidak Linieritas Ya Ya Tidak Kisaran range Ya Ya Ruggedness Ya Ya Ya Ya mungkin dibutuhkan, tergantung pada uji spesifiknya

2.4.1 Akurasi

Akurasikecermatan dapat ditentukan dengan dua metode, yakni spiked placebo recovery dan standard addition method. Pada spiked placebo recovery atau metode simulasi, analit murni ditambahkan spiked ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi, lalu campuran tersebut dianalisis dan jumlah analit hasil analisis dibandingkan dengan jumlah analit teoritis yang diharapkan. Jika plasebo tidak memungkinkan untuk disiapkan, maka sejumlah analit yang telah diketahui konsentrasinya dapat ditambahkan langsung ke dalam sediaan farmasi otentik. Metode ini dinamakan metode standard addition method atau metode penambahan baku. Jumlah keseluruhan analit kemudian diukur dan dibandingkan dengan jumlah teoritis, yaitu jumlah analit yang murni berasal dari sediaan farmasi otentik tersebut, ditambah dengan jumlah analit yg di-spiked ke dalam sediaan. Akurasi kemudian dinyatakan dalam persen perolehan kembali Recovery Harmita, 2004.

2.4.2 Presisi

Presisi diekspresikan dengan standar deviasi atau standar deviasi relatif RSD dari serangkaian data. Data untuk menguji presisi seringkali dikumpulkan sebagai bagian dari kajian-kajian lain yang berkaitan dengan presisi seperti linearitas atau akurasi. Biasnya replikasi 6-15 dilakukan pada sampel tunggal untuk tiap-tiap konsentrasi. Pada pengujian dengan KCKT, nilai RSD antara 1-2 biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak sedangkan untuk senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit RSD berkisar antara 5-15 Rohman, 2007. 2.4.3 Spesifitas Penentuan spesifitas metode dapat diperoleh dengan dua jalan. Cara pertama adalah dengan melakukan optimasi sehingga diperoleh senyawa yang dituju terpisah secara sempurna dari senyawa-senyawa lain resolusi senyawa yang dituju ≥ 2. Cara kedua untuk memperoleh spesifitas adalah dengan menggunakan detektor selektif terutama untuk senyawa-senyawa yang terelusi secara bersama-sama sebagai contoh detektor elektrokimia hanya akan mendeteksi senyawa tertentu, sementara senyawa yang lainnya tidak terdeteksi. Penggunaan detektor UV pada panjang gelombang yang spesifik juga merupakan cara yang efektif untuk melakukan pengukuran selektifitas Rohman, 2007.

2.4.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi