Melalui spirometri ini, bisa diketahui gangguan obstruksi ,sumbatan dan restriksi atau pengembangan paru. Blondshine,2000
Gambar 2.2: Spirometri Dewan Asma Nasional Australia
2.1.11 Faktor yang perlu dipertimbangkan ketika Memilih sebuah spirometer
Mudah digunakan
Penyediaan mudah dibaca menampilkan real-time grafis dari manuver
Pemberian umpan balik langsung tentang kualitas penerimaan termasuk
reproduktifitas
Penyediaan laporan spirometri disesuaikan akhir
Harga dan biaya operasional
Keandalan dan kemudahan pemeliharaan
Pelatihan, pelayanan dan perbaikan spirometer disediakan
Kemampuan untuk percobaan spirometer dalam pengaturan Anda sebelum membeli
Penyediaan sensor sekali pakai atau sirkuit pernapasan yang dapat dengan
mudah dibersihkan dan didesinfeksi
Universitas Sumatera Utara
Penyediaan sesuai nilai normal dengan batas bawah normal
Penyediaan sebuah manual yang komprehensif yang menjelaskan operasi
spirometer itu pemeliharaan dan kalibrasi
Kalibrasi persyaratan
Kesesuaian dengan standar kinerja spirometri diterima
Sesuai standar keselamatan listrik Dewan Nasional Asma Australia.
2.1.12. Sejarah Terciptanya Spirometer 129-200 A.D.:
Galen melakukan eksperimen ‘volumetric’ terhadap saluran udara manusia. Dia menyuruh seorang anak menghirup dan mengeluarkan udara
dan menemukan volum gas,setelah beberapa waktu,tetap. Galen menemukan ukuran yang mutlak dari ukuran paru-paru.
1681: Borelli mencoba untuk mengukur volume inspirasi dalam satu kali bernafas.
Dia melakukannya dengan menghisap cairan dari tabung silinder. JPHAS, Winter 2005
1718: Jurin J. meniupkan udara dalam kantung dan mengukur volume udara
menggunakan prinsip arcimedes.Dia mengukur 650 ml volum tidal dan volume ekspirasi maksimal sebanyak 3610 ml.
1788: Goodwyn E. menghisap air ke dalam bejana berisi udara yang sudah diukur
beratnya dalam skala. Dia menyebutkan bahwa kapasitas vital paru-paru dapat mencapai 4460 ml. Dia memeriksa temperaturnya, tapi dia tidak
menggunakan nose-clip.
1793: Abernethy mencoba untuk menentukan seberapa jauh kadaluarsa gas yang
dihabiskan oksigen. Dia mengumpulkan gas-gas kadaluarsa di sekeliling merkuri. Abernethy mengukur kapasitas vital paru-paru adalah 3150 ml.
JPHAS, Winter 2005
1796: Menzies R. mencelupkan seorang laki-laki ke dalam air berisi lebih dari satu
barel ke dagunya dan mengukur kenaikan dan penurunan tingkatan sekitar
Universitas Sumatera Utara
dagu. Dengan metode ‘body plethysmography’,dia menentukan volume tidal paru-paru.
1799: Pepys W.H. jun. menemukan volum tidal biasa menjadi 270 ml dengan
menggunakan dua gasometer air raksa dan sebuah gastometer biasa.
1800: Davy H. mengukur kapasitas vital paru-parunya sendiri sebesar 3110 ml.
volume tidal paru-paru sebesar 210 ml menggunakan gasometer dan volume residu paru-paru sebesar 590-600 ml menggunakan metode pengenceran
hidrogen atau hydrogen dilution method. JPHAS,2005
1813: Kentish E. menggunakan pulmometer yang cukup sederhana untuk
mempelajari volum saluran udara ketika sakit.
1831: Thrackrah C.T. menggambarkan pulmometer mirip dengan Kentish, tetapi
udara memasuki botol kaca dari bawah. Disana tidak terdapat perbaikan untuk tekanan, sehingga pengukuran mesin tidak hanya terpaku pada
volume respirasi tetapi juga kekuatan dari otot-otot ekspirasi.
1844: Maddock, A.B. mempublikasikan di Lancet, sebuah surat untuk editor
tentang “Pulmometer” nya. “Penemuan luar biasa yang saya temukan sangat berguna untuk mengukur kekuatan dari paru-paru di dalam lingkungan dan
kondisi yang berbeda.” Maddock tidak menyebutkan Thrackrah atau Kentish.
1845: Vierordt mempublikasikan bukunya ‘Physiologie des Athmens mit
besonderer Rücksicht auf die Auscheidung der Kohlensäure’. Walaupun Vierordt tertarik tentang penentuan penghembusan nafas, dia telah
melakukan penentuan parameter volume dengan seksama. Dalam percobaannya dia menggunakan ‘expirator’. Vierordt mendeskripsikan
beberapa parameter tersebut masih digunakan dewasa ini dalam spirometer modern. Sebagai contoh volume residu ‘Rückständige Luft’, kapasitas
vital ‘vitales Atmungsvermögen’
Universitas Sumatera Utara
1852: John Hutchinson mempublikasikan laporannya tentang air di spirometer
yang tetap digunakan sampai hari ini hanya dengan perubahan kecil perubahan besar yang terjadi sekarang adalah penambahan alat pengukur
grafik dan waktu dan reduksi masa bel. Hutchinson mencatat kapasitas vital paru-paru 4000 orang dengan spirometernya. Dia
mengklasifikasikan manusia, sebagai contoh ‘Paupers’, ‘First Battalion Grenadier Guards’, ‘Pugilists and Wrestlers’, ‘Giants and Dwarfs’,
‘Girls’, ‘Gentleman’, ‘Deseased cases’. Dia menunjukan bahwa kapasitas vital paru-paru berbanding lurus dengan tinggi dan dia pun menunjukan
bahwa kapasitas vital paru-paru tidak memiliki kaitan dengan berat badan. Hutchinson telah memulai pekerjaannya dengan spirometers pada
tahun 1844. Tissier 1854:
Wintrich mengembangkan spirometer yang sudah diperbaharui, pengunaan spirometer ini lebih sederhana dibandingkan dengan spirometer
Hutchinson. Wintrich menguji 4000 orang dengan spirometernya. Terdapat 500 kasus tentang penyakit di paru-paru. Dia menyimpulkan
ada 3 parameter yang menentukan kapasitas vital paru-paru yaitu tinggi badan, berat badan dan umur. Tissier
1859: E.Smith mengembangkan konsep spirometer portabel dan mencoba untuk
mengukur metabolisme gas.
1866: Salter menambahkan kymograph pada spirometer untuk merekam waktu
serta volume yang diperoleh.
1868: Bert.P memperkenalkan plethysmography total tubuh.
1879: Gad.J menerbitkan sebuah artikel tentang pneumatography yang
ditambahkan sebagai parameter dar pemeriksaan spirometer dan juga perubahan volume rongga dada selama inspirasi dan ekspirasi.
Universitas Sumatera Utara
1902: Brodie.T.G adalah yang pertama mengunnakan spirometer baji bawah,
pendahulu dari spirometer fleisch yang masih digunakan saat ini.
1904: Tissor memperkenalkan spirometer sirkuit tertutup.
1974: Campbell memperkembangkan suatu peak flow meter yang ringan.
2.1.13. Indikasi Spirometri
Ada beberapa indikasi-indikasi dari pemeriksaan spirometri seperti:
Diagnostik-
• Untuk mengevaluasi gejala dan tanda
• Untuk mengukur efek penyakit pada fungsi paru
• Untuk menilai resiko pra-operasi
• Untuk menilai prognosis
• Untuk menilai status kesehatan sebelum memulai aktivitas fisik berat program
Monitoring-
• Untuk menilai intervensi terapeutik • Untuk menggambarkan perjalanan peyakit yang mempengaruhi fungsi paru-paru
• Untuk memantau efek samping obat dengan toksisitas paru diketahui • Untuk memantau orang terkena agen merugikan
Penurunan Nilai Evaluasi-
• Untuk menilai pasien sebagai bagian dari program rehabilitasi
• Untuk menilai resiko seb agai bagian dari evaluasi asuransi
Universitas Sumatera Utara
2.1.14. Volume Statik Dan Volume Dinamik
Dibawah ini adalah jenis-jenis volume statik dan volume dinamik yang dapat diukur dengan menggunakan spirometri kecuali Volume Residu, Kapasitas Total paru dan
Kapasitas Residu Fungsional: Volume Statik-
• Volume Tidal VT
• Volume Cadangan Inspirasi VCI
• Volume Cadangan Ekspirasi VCE
• Volume Residu VR
• Kapasiti Vital KV
• Kapasiti Vital Paksa KVP
• Kapasiti Residu Fungsional KRF
• Kapasiti Paru Total KPT
Volume Dinamik-
• Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama VEP
1
• Maximal Voluntary Ventilasi MVV
a Vital Capacity VC: adalah jumlah udara dalam liter yang keluar dari paru
sewaktu pernapasan yang normal. Responden diinstruksi untuk menginhalasi dan mengekspirasi secara normal untuk mendapat ekspirasi yang maksimal. Nilai
normal biasanya 80 dari jumlah total paru. Akibat dari elastisitas paru dan keadaan toraks, jumlah udara yang kecil akan tersisa didalam paru selepas
ekspirasi maksimal. Volume ini disebut residual volume RV. Guyton, 2006 b
Forced vital capacity FVC: Seetelah mengekspirasi secara maksimal, responden disuruh menginspirasi dengan usaha maksimal dan mengekspirasi secara kuat dan
Universitas Sumatera Utara
cepat. KVP adalah volume udara yang diekspirasi ke dalam spirometri dengan usaha inhalasi yang maksimum Ganong, 2005
c Forced expiratory volume FEV: Pada awalnya maneuver KVP diukur dengan
volume udara keluar ke dalam spirometri dengan interval 0.5, 1.0, 2.0, dan 3.0 detik. Jumlah dari semua nilai itu memberikan ukuran sebanyak 97 dari KVP. Secara
umum, VEP
1
digunakkan lebih banyak yaitu volume udara yang diekspirasi ke dalam spirometri pada 1 saat. Nilai normalnya adalah 70 dari KVP. Ganong, 2005
d Maximal voluntary ventilation MVV: Responden akan bernapas sedalam dan
secepat mungkin selama 15 detik. Rerata volume udara dalam liter menunjukkan kekuatan otot respiratori. Guyton, 2006
2.1.15. Cara Pengunaan Spirometri