dagu. Dengan metode ‘body plethysmography’,dia menentukan volume tidal paru-paru.
1799: Pepys W.H. jun. menemukan volum tidal biasa menjadi 270 ml dengan
menggunakan dua gasometer air raksa dan sebuah gastometer biasa.
1800: Davy H. mengukur kapasitas vital paru-parunya sendiri sebesar 3110 ml.
volume tidal paru-paru sebesar 210 ml menggunakan gasometer dan volume residu paru-paru sebesar 590-600 ml menggunakan metode pengenceran
hidrogen atau hydrogen dilution method. JPHAS,2005
1813: Kentish E. menggunakan pulmometer yang cukup sederhana untuk
mempelajari volum saluran udara ketika sakit.
1831: Thrackrah C.T. menggambarkan pulmometer mirip dengan Kentish, tetapi
udara memasuki botol kaca dari bawah. Disana tidak terdapat perbaikan untuk tekanan, sehingga pengukuran mesin tidak hanya terpaku pada
volume respirasi tetapi juga kekuatan dari otot-otot ekspirasi.
1844: Maddock, A.B. mempublikasikan di Lancet, sebuah surat untuk editor
tentang “Pulmometer” nya. “Penemuan luar biasa yang saya temukan sangat berguna untuk mengukur kekuatan dari paru-paru di dalam lingkungan dan
kondisi yang berbeda.” Maddock tidak menyebutkan Thrackrah atau Kentish.
1845: Vierordt mempublikasikan bukunya ‘Physiologie des Athmens mit
besonderer Rücksicht auf die Auscheidung der Kohlensäure’. Walaupun Vierordt tertarik tentang penentuan penghembusan nafas, dia telah
melakukan penentuan parameter volume dengan seksama. Dalam percobaannya dia menggunakan ‘expirator’. Vierordt mendeskripsikan
beberapa parameter tersebut masih digunakan dewasa ini dalam spirometer modern. Sebagai contoh volume residu ‘Rückständige Luft’, kapasitas
vital ‘vitales Atmungsvermögen’
Universitas Sumatera Utara
1852: John Hutchinson mempublikasikan laporannya tentang air di spirometer
yang tetap digunakan sampai hari ini hanya dengan perubahan kecil perubahan besar yang terjadi sekarang adalah penambahan alat pengukur
grafik dan waktu dan reduksi masa bel. Hutchinson mencatat kapasitas vital paru-paru 4000 orang dengan spirometernya. Dia
mengklasifikasikan manusia, sebagai contoh ‘Paupers’, ‘First Battalion Grenadier Guards’, ‘Pugilists and Wrestlers’, ‘Giants and Dwarfs’,
‘Girls’, ‘Gentleman’, ‘Deseased cases’. Dia menunjukan bahwa kapasitas vital paru-paru berbanding lurus dengan tinggi dan dia pun menunjukan
bahwa kapasitas vital paru-paru tidak memiliki kaitan dengan berat badan. Hutchinson telah memulai pekerjaannya dengan spirometers pada
tahun 1844. Tissier 1854:
Wintrich mengembangkan spirometer yang sudah diperbaharui, pengunaan spirometer ini lebih sederhana dibandingkan dengan spirometer
Hutchinson. Wintrich menguji 4000 orang dengan spirometernya. Terdapat 500 kasus tentang penyakit di paru-paru. Dia menyimpulkan
ada 3 parameter yang menentukan kapasitas vital paru-paru yaitu tinggi badan, berat badan dan umur. Tissier
1859: E.Smith mengembangkan konsep spirometer portabel dan mencoba untuk