2.1.16. Prediksi Normal
Prediksi Nilai normal Untuk menginterpretasikan tes fungsi ventilasi dalam setiap individu, bandingkan hasilnya dengan nilai-nilai referensi yang diperoleh dari yang jelas populasi
subyek normal cocok untuk jenis kelamin, umur, tinggi dan asal etnis dan menggunakan tes serupa protokol, dan instrumen hati-hati dikalibrasi dan divalidasi. Nilai diprediksi Normal untuk
fungsi ventilasi umumnya bervariasi sebagai berikut:
1
Jenis Kelamin: Untuk ketinggian tertentu dan usia, laki-laki memiliki VEP
1
, KVP, FEF
25-75
dan PEF yang lebih besar tetapi memiliki VEP
1
KVP yang relatif lebih kecil.
2
Umur: VEP
1
, KVP, FEF
25-75
dan PEF meningkat sementara penurunan VEP
1
KVP dengan usia sampai sekitar 20 tahun pada wanita dan 25 tahun pada pria. Setelah ini,
semua indeks bertahap turun, meskipun kadar penurunan yang tepat tidak diketahui karena keterkaitan antara usia dan tinggi badan. Penurunan VEP
1
KVP dengan usia pada orang dewasa karena penurunan yang lebih besar pada VEP
1
dari KVP. 3
Tinggi: Semua indeks selain VEP
1
KVP meningkat. 4
Etnis asal: Polinesia termasuk yang paling rendah memiliki VEP
1
dan KVP dari berbagai kelompok etnis seperti kaukasia dan afrika. Miller MR, Hanikinson JL,
2005
2.1.17. Interpretasi Fungsi Ventilasi
Pengukuran fungsi ventilasi sangat berguna dalam arti diagnostik dan juga berguna dalam mengikuti riwayat alami penyakit selama periode waktu, menilai risiko pra operasi dan
dalam mengukur dampak pengobatan. Kelainan ventilasi dapat disimpulkan jika ada VEP
1
, KVP, PEF atau VEP
1
KVP adalah luar kisaran normal. •
Normal: KVP≥ 80, VEP
1
KVP ≥75
•
Gangguan Obstruksi: VEP
1
80 nilai prediksi, VEP
1
KVP 70 nilai prediksi •
Gangguan Restriksi: Kapasitas Vital KV 80 nilai prediksi, KVP80
Universitas Sumatera Utara
•
Gangguan Campuran: KVP 80 nilai prediksi, VEP
1
KVP 75 nilai prediksi Johns DP, Pierce, 2007.
2.1.18. Cek Kalibrasi
Dari sudut pandang praktis maka perlu melakukan pemeriksaan kalibrasi pada spirometer jarum suntik kalibrasi biasanya dibutuhkan. Frekuensi melakukan pemeriksaan akan berbeda
dengan setting klinis dan jenis instrumen yang digunakan, dan kebutuhan untuk menyesuaikan kalibrasi akan tergantung pada apakah itu adalah di luar batas kontrol. Spirometer yang dikenali
sebagai Flow spirometer umumnya memerlukan pemeriksaan kalibrasi sehari-hari. Faktor penting adalah stabilitas kalibrasi dari waktu ke waktu dan ini hanya dapat dibentuk dengan tabir,
setelah dilakukan pemeriksaan kalibrasi banyak pada instrumen. Semua spirometer harus dikalibrasi ulang setelah pembersihan atau disinfeksi, atau jika hasil yang tidak biasa atau tidak
diharapkan menunjukkan masalah. Biasanya, spirometer harus akurat volume ke dalam ± 0,05 L atau ± 3, mana yang lebih besar; mengalir ke dalam ± 0,2 Ldetik atau ± 5, mana yang lebih
besar dan dikalibrasi secara berkala dengan jarum suntik bersertifikat yang akurat 3L. Ketika sebuah spirometer akan dipindahkan ke lingkungan yang lebih dingin atau lebih panas, penting
untuk memberikan waktu untuk itu untuk mencapai baru suhu dan mengukurnya. Demikian pula, kalibrasi jarum suntik harus pada suhu yang sama seperti spirometer dan
untuk alasan ini biasanya disimpan di dekat spirometer. Untuk mendeteksi perubahan kinerja spirometer keseluruhan, fungsi ventilasi dari satu atau lebih subyek dengan fungsi pernafasan
yang stabil harus diukur dan dicatat secara teratur sebagai bagian dari kualitas yang sedang berlangsung mengendalikan program. Rekaman pemeriksaan kalibrasi, kontrol kualitas dan
sejarah pelayanan harus disimpan dengan peralatan. Dalam operasi, menguji diri sendiri jika Anda memiliki fungsi stabil pada spirometer Anda setiap minggu atau dua adalah cara yang
praktis memastikan kontrol kualitas. Sebuah variasi dari 5 pada VEP
1
atau KVP harus mengingatkan Anda untuk masalah dan kebutuhan untuk memiliki instrumen Anda dengan benar
diperiksa dan diservis Perangkat pengukuran aliran pneumotachographs misalnya, turbinometers harus diperiksa secara teratur untuk linearitas selama rentang fisiologis arus 0-14
L per detik. Sebuah tes yang baik dari linearitas adalah untuk memberikan volume tertentu misalnya dengan jarum suntik 3L di berbagai arus, memastikan bahwa volume dicatat oleh
instrumen dekat dengan 3,00 L selama rentang seluruh arus. Ketika 3L dilewatkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
spirometer harus merekam volume ke dalam ± 3,5; yaitu, spirometer adalah akurat jika volume tercatat adalah antara 2,895 L dan 3.105 L. Peak flow meter umumnya dapat diharapkan aus
setelah sekitar 12 sampai 24 bulan penggunaan berat, meskipun ada ini sedikit dipublikasikan data untuk mendukung ini, sedangkan spirometer volume perpindahan akan biasanya tahun
terakhir jika benar service dan pemeliharaan. Johns DP, Pierce, 2007
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Dan Fisiologi Paru
2.1.1. Sistem Pernapasan
Organ pernapasan merupakan organ yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan oksigen di dalam tubuh. Organ pernapasan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
bagian penhantar udara dan bagian yang berperan sebagai tempat pertukaran gas. Bagian penhantar udara terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkhi dan bronkioli. Sedangkan
bagian pertukaran gas terdiri dari bronkhiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveoli. Struktur saluran udara ini berperan dalam mengatur jalannya udara, dengan cara menghangatkan
dan serta menyingkirkan benda-benda asing yang masuk Plopperdan Adams, 1993; Bergman et al 1996.
2.1.2. Rongga hidung
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung cavum nasalis. Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat kelenjar sudorifera. Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang
rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung. Evelyn, Pearce, 1992
Universitas Sumatera Utara