BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional untuk menilai hubungan jumlah saudara dengan kejadian rinitis alergi pada anak usia sekolah.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SD dan SMP Perguruan Budaya, Jl. Kepribadian, kecamatan Medan Barat, kota Medan, propinsi Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan dari
bulan Juli 2011 sampai Agustus 2011.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah anak usia 7 sampai 15 tahun dengan populasi terjangkau anak sekolah usia 7 sampai 15 tahun di SD dan SMP di kota Medan, propinsi
Sumatera Utara. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1. Kriteria inklusi: 1.
Anak berusia 7 sampai 15 tahun 2.
Anak yang memiliki risiko alergi sedang dan risiko alergi tinggi yang dinilai berdasarkan Kartu Deteksi Dini Risiko Alergi UKK Alergi
Imunologi IDAI. 3.4.2. Kriteria eksklusi:
1. Anak yang sedang menderita infeksi saluran pernapasan akut
ISPA. 2.
Kelainan pada hidung: deviasi septum, atresia koana, polip hidung, tumor hidung dan benda asing.
3.5. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus uji hipotesis terhadap 2 proporsi independen:
39
n
1 =
n
2 =
Z
α
√2PQ + Z
β
√P
1
Q
1
+ P
2
Q
2 2
P
1
– P
2 2
n
1
= jumlah subjek dengan jumlah saudara 3 orang n
2
= jumlah subjek dengan jumlah saudara ≥ 3 orang
α = kesalahan tipe I = 0.05
→ Tingkat kepercayaan 95 Z
α
= nilai baku normal = 1.96 β
= kesalahan tipe II = 0.2 → Power kekuatan penelitian 80
Z
β
= 0.842 P
1
= prevalensi anak dengan saudara 3 orang yang menderita rinitis alergi = 0.20
24
Q
1
= 1 – P
1
= 0.80
P
2
= prevalensi anak dengan saudara
≥3 orang yang menderita rinitis alergi = 0.40
Q
2
= 1 – P
2
= 0.60 P
= P
1
+ P
2
= 0.30 2
Q = Q
1
+ Q
2
= 0.70 2
Dengan menggunakan rumus di atas didapat besar sampel untuk masing-masing kelompok sebanyak 32 orang.
3.6. Cara Kerja dan Alur Penelitian
1. Peneliti memberikan penjelasan mengenai jalannya penelitian dan pemeriksaan serta risiko yang mungkin terjadi kepada orangtua dan populasi
terjangkau. 2. Kepada orangtua diberikan lembar persetujuan penelitian. Orangtua
menandatangani lembar persetujuan penelitian sebagai bukti kesediaan anaknya diikutsertakan dalam penelitian.
3. Pada populasi terjangkau dilakukan penilaian risiko alergi menggunakan kartu deteksi dini risiko alergi UKK Alergi Imunologi IDAI.
4. Pada populasi terjangkau yang memiliki risiko alergi sedang dan risiko alergi tinggi dibagikan kuesioner tentang data umum subjek penelitian, dan
kuesioner standar ISAAC core questionnaire. Kuesioner ISAAC diisi oleh orangtua bila sampel berusia 7 sampai 12 tahun dan diisi oleh sampel yang
bersangkutan bila sampel berusia 13 sampai 15 tahun. 5. Pemeriksaan mencakup penimbangan berat badan menggunakan timbangan
Camry yang telah ditera dengan ketelitian 0.1 kg dan pengukuran tinggi badan menggunakan Microtoise dengan ketelitian 0.1 cm, anamnesis
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan THT dengan alat rinoskopi anterior.
6. Pemeriksaan rinoskopi anterior dilakukan oleh peneliti, yang telah menjalani bimbingan pemeriksaan rinoskopi anterior di Departemen Ilmu THT-KL
RSUP. H. Adam Malik Medan. 7. Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
dimasukkan sebagai sampel penelitian. 8. Sampel penelitian berjumlah masing-masing 35 orang untuk kelompok jumlah
saudara 3 orang dan 43 orang untuk kelompok jumlah saudara ≥3 orang.
9. Dilakukan penilaian kejadian rinitis alergi pada kedua kelompok sampel. Data dimasukkan dalam tabel dan dilakukan analisis statistik.
Alur Penelitian
Gambar 3.1. Alur penelitian Populasi terjangkau
Penilaian risiko alergi
Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Anamnesis, pemeriksaan fisik dan rinoskopi anterior
Rinitis alergi +
35 anak dengan jumlah saudara 3 orang
43 anak dengan jumlah saudara
≥3 orang
Rinitis alergi -
Pengisian kuesioner
3.7. Identifikasi Variabel Variabel bebas